Pagi hari, mobil Christian berhenti di persimpangan jalan yang tidak jauh dari rumah Olivia.
"Cukup antar sampai sini aja Chris... Ntar kalau dilihat tetangga bisa rempong... Mmm, makasih ya udah ngajakin aku ke pantai. Aku seneng banget. "
"Apa aja demi kebahagiaan kamu, Liv. "
Olivia turun dan memutari mobil.
"Olivia... "
Olivia mengernyitkan dahinya dan berjalan mendekat ke jendela mobil Christian.
"Apa ? Ada apa Chris ?"
Christian tidak menjawab. Ia langsung meraih kepala Olivia dan melumat bibirnya dengan lembut. Setelah lepas, mereka bertatapan lalu Christian kembali melumat bibir Olivia. Begitulah yang mereka lakukan selama 15 menit. Seolah Christian tidak ingin melepaskan Olivia pergi.
Setelah bibir nereka terasa perih dan bengkak, Olivia mulai tidak nyaman. Dan Christian pun melepaskan lumatannya.
"Aku mencintaimu Olivia... "
Olivia sedikit terkejut. Karena selama ini Christian hanya memgatakan bahwa ia menyayangi Olivia. Dan sekarang...
Dia bilang apa ? Aku tidak salah dengar kan ? Dia... Dia mencintaiku ???
***
Olivia serasa terbang mengarungi angkasa. Ia tersenyum - senyum sendiri sambil berjalan dengan ceria.
"Oliv ! Happy banget sih." Anggi menepuk pundak Olivia.
"Hihi. Biasa aja kok.
Kenapa ?"
"Liv... Tolong kasih ini ke lab bahasa ya. Please... "
"Anggi, aku mau pulang... Kan tadi kamu yang disuruh ngumpulin tugas itu. "
"Please... Tunangan aku udah nungguin lama tuh di gerbang depan. Ya ya ya ?" ucap Anggi dengan nada manja disertai raut wajah memelasnya.
"Huufffhhhh" Olivia menghembuskan nafas panjang sambil memutar bola maatanya.
"Yeay ! Makasih ya Liv. Kamu emang temen aku yang paling cantiikk, baiikkk lagi." ucap Anggi sebelum memeluk gemas Olivia dan berlari meninggalkan Olivia.
Hmm, dasar Anggi. Lab bahasa kan agak jauh. Letaknya ada di gedung sebelah. Ya udah gak apa - apa deh. Hitung - hitung olahraga.
***
Olivia dengan lesunya berjalan menyusuri koridor demi koridor, menaiki tangga demi tangga untuk menuju ruangan tersebut.
Olivia membuka pintu lab. Setelah satu langkah ia masuk ke ruangan itu, ekspresi lesunya berubah 100% menjadi senyuman lebar saat melihat siapa pria berkacamata yang sedang duduk membelakanginya sambil menulis. Olivia mengunci pintu pelan - pelan dan berjalan mengendap - endap ke arah pria tersebut.
'Blap!'
Pandangan Christian seketika gelap karena ada tangan yang menutup kedua matanya dari belakang. Christian pun mendengus.
"Siapa ! Saya ini guru!! Jangan pernah main - main dengan saya !" bentak Christian.
Olivia hanya tertawa bisu.
"Jangan main - main... "
Olivia tersentak saat Christian tiba - tiba memegang kedua tangannya lalu secepat kilat berdiri serta menggulingkannya ke atas meja, layaknya jurus ilmu bela diri yang digunakan untuk mengunci lawannya.
Olivia menarik nafas sekejap sambil mencetak huruf A di bibirnya dengan mata yang membulat.
Melihat yang telah mengerjainya adalah kekasihnya, Christian terkekeh.
"Hahaha. Ternyata dirimu. "
"Guruku ternyata galak juga ya." Oliva menyengir.
"Murid nakal. "
Christian tersenyum sambil membuka kacamatanya lalu langsung melumat bibir Olivia yang sedang terbaring di atas meja dengan kedua tangan Olivia yang melingkar di lehernya.
Setelah mereka selesai berciuman, Olivia beranjak duduk. Christian berdiri menghadap Olivia dengan menyandarkan kedua tangannya di atas meja.
"Kau datang kesini karena merindukan aku ? Heum ?"
Olivia tersenyum malu. Christian memegang kedua belah pipi Olivia dan mengadukan kedua dahi mereka.
"Ayo bilang Olivia... "
"Tidak ! Aku kesini untuk mengantarkan tugas di kelasku tadi." jawab Olivia sambil menunjuk sekumpulan kertas yang tadi diletakkannya di atas meja murid sebelum mengerjai Christian.
Christian memutar bola matanya dan menjauhkan dirinya dari Olivia. Ia duduk di kursi sambil melengos ke tempat lain.
Olivia gemas melihat raut wajah jengkel Christian. Ia melompat dari atas meja untuk duduk di pangkuan Christian kemudian melingkarkan tangannya di leher Christian dengan manja.
"Ngomong - ngomong, apakah sekarang Pak guru sudah jadi guru bahasa indonesia ? Bukan lagi guru bp ?"
"Dulu aku guru bahasa indonesia Olivia. Aku hanya menggantikan sementara selama Pak Arjo sakit saja. "
Olivia cemberut sambil menyingkirkan tangannya dari leher Christian.
"Pasti kau asik kan karena siswi - siswi disekolah ini tambah leluasa meraba - raba tubuhmu. Mereka pasti mengerubungimu seperti semut."
Christian menahan tawanya.
Meraba - raba tubuh ku ??? Memangnya aku perempuan ?
"Biarkan saja. Kekasihku juga tidak merindukan aku, kan ?"
Olivia jadi merasa tidak enak akan ucapan Christian.
"Mmm, sebenarnya tadi aku malas untuk kesini..."
Christian mendengus sambil memiringkan bibirnya.
"Karena, ku kira Pak Arjo yang ada disini... Tapi begitu tau bahwa Pak guru yang ada disini... Aku jadi sangat senang. Makanya tadi aku mengerjaimu... "
Christian yang tadinya melengos kini menoleh dan tersenyum lebar.
"Akhirnya kau mengakuinya babe, "
Wajah Olivia memerah. Ternyata sejak tadi Christian memang sengaja memancingnya untuk berkata jujur. Sial.
"Boleh aku bertanya Olivia ?"
"Tanya apa, Pak ?"
Christian berbisik mendesah di telinga Olivia.
"Kau mencintaiku ?"
Olivia tersentak malu mendengar ucapan itu.
"Pak guru pasti tau kan jawabannya. "
Christian memeluk tubuh Olivia dan memasang wajah memelas.
"Ayo dong, bilang... "
"Pak guru apaan sih... "
"Oliv... Aku mau dengar... "
Olivia mendekat lalu berbisik halus di telinga Christian.
"I love u... "
Mereka berdua bertatapan dan saling tersenyum satu sama lain. Kemudian Christian melumat bibir Olivia sembari membelai rambut nya, pipinya, hingga memeluk sambil mengelus pelan punggung Olivia. Mereka berdua tenggelam dalam ciuman yang mesra itu.
Sentuhan demi sentuhan Christian membuat Olivia terlena, Olivia terpejam saat Christian mencumbui leher jenjang Olivia dengan lembut.
"Aahh... Pak guru... "
Olivia mendesah sambil meremas kuat kemeja Christian saat Christian mengecup dan menjilati leher serta sekitar dadanya. Setelah cukup, Christian melumat kembali bibir kekasihnya.
Olivia merasa tubuhnya berdesir dan ada rasa menggelitik di perutnya. Ia terangsang hanya karena ciuman demi ciuman yang diberikan oleh Christian. Sungguh ! Christian memanglah pecumbu yang handal.
Christian melepaskan pangutannya dengan lidah terjulur dengan tali saliva yang masih terhubung antara lidahnya dan lidah Olivia, menandakan begitu ganasnya ciuman yang mereka lakukan.
Keduanya bertatapan sayu dengan nafas yang terengah - engah.
Christian mengecup pipi Olivia sekilas lalu membawa Olivia ke dalam pelukannya sambil membelai lembut rambut Olivia.
"Aku sayang kamu, Liv... "
Namun, Olivia hanya diam.
Olivia merasa ada gelenyar aneh di payudaranya. Ia merasa payudaranya tidak enak dan ada rasa tidak nyaman di sekitar gunung kembarnya.
Karena pernyataannya tidak dijawab, Christian melepaskan pelukannya dan menatap Olivia yang masih duduk di atas pangkuannya.
"Liv... ?"
"Eng... Iya Pak ?"
"Kamu kenapa ? Butuh sesuatu ?"
Olivia hanya diam karena dia bingung harus berbicara apa. Tapi ia masih terus merasa tidak enak dan tidak nyaman di payudaranya.
Oh tidak ! Apakah saat ini aku mengingingkan Christian mengerjai payudaraku seperti di hotel waktu itu ???
Olivia menginginkan hal itu, namun sisi lain Olivia juga tidak nenginginkannya. Meskipun ia harus mengakui bahwa yang dilakukan Christian pada payudaranya adalah kenikmatan luar biasa baginya.
Olivia menahan keinginannya dengan merapatkan kedua lenganya pada tubuhnya hingga payudaranya bergerak tertekan ke tengah. Christian yang melihat hal itu tersenyum menyeringai.
"Apa... Kamu ingin aku menyentuh ini ?"
"Emmhhhh... " Olivia menahan desahan saat Christian meremas pelan payudara.
"Kau bertambah cantik saat menahan suara seperti itu sayang. "
"Emhh... Mmhhhh... Pak guru... "
Olivia sekuat tenaga tidak bersuara saat kedua payudaranya di remas pelan oleh Christian bersamaan. Tentu saja Olivia takut jika ada yang mendengarnya karena mereka sekarang sedang berada di sekolah.
"Terus seperti itu babe... " bisik Christian.
'Tok tok tok' !!!
Mereka berdua sedikit terperanjat mendengar ada yang telah datang ke lab bahasa.
"Ayo ketok lagi ! Pak Christian ada di dalem !"
"Loe yakin ? Kalo bohong, kita getokin rame - rame loe ?!"
"Yakin deh tadi barusan gua lihat !!!"
'Tok tok tok!'
Huuuffthh mereka lagi ! Para penggemarnya ini memang selalu mengganggu aku dan Chris!
Suara ketukan dan percakapan para siswi - siswi itu masih terdengar dari balik pintu.
Olivia mendengus lalu beranjak dari pangkuan Christian, Ia mengisyaratkan agar Christian membukakan pintu lalu Olivia akan pergi dari ruangan itu.
Namun, langkahnya tertahan karena Christian menarik tangannya. Olivia menoleh dan mengernyitkan dahinya, Christian pun menggeleng kemudian menutup mulutnya sendiri dengan jari telunjuknya.
Olivia keheranan saat Christian mendudukannya di atas kursi.
Apa yang ingin dilakukannya ?
Mata Olivia membulat dan mulut Olivia terngaga saat Christian duduk dilantai sambil membuka satu persatu kancing seragam sekolahnya.