Chapter 1 : Mimpi Buruk

" Hidup kaisar dan permaisuri!"

"KAU bukanlah apa-apa bagiku…"

"Kasihan sekali ia, bukannya menjadi permaisuri, malah menjadi selir."

"Maafkan aku…tapi sekarang aku mencintai dia."

Hiks…Jangan.,..

"Kembalikan anakku!"

"Oh, kakakmu sudah mati. Kepala nya kupenggal pagi ini. Tidak mungkin aku melepaskan orang yang bermaksud untuk membunuh anak dan istriku"

Hentikan….hentikan….

"Tatiana…Kakak akan selalu ada disampingmu…"

"Keluarga Alice akan dicabut dari golongan bangsawan!"

"Kau harus menerima takdir ini"

"TIDAK!!!"

Ting Tong…Ting Tong…Ting Tong….

Bunyi bel gereja berdentum keras fajar itu. Hujan deras menyelimuti langit beserta petir yang menyapa dengan sambarannya yang dashyat. Seorang gadis terbangun dari mimpinya. Tubuhnya dihujani keringat, menandakan betapa buruk mimpinya walaupun suhu udaranya dingin sekali.

"Huh…Apakah itu hanya mimpi? Mimpi yang panjang sekali."desahnya

Tak lama kemudian, hujan berhenti turun. Langit mulai membukakan tirai awan agar cahaya matahari membangunkan insan yang masih terlelap.

Kediaman Alice, 7 Maret 1605

"Ayah!! Ayah!!" teriak seorang gadis.

"Nona, anda mau kemana?"tanya seorang pelayan

"Abigail, dimana ayah."tanya sang gadis

"Beliau hari ini sedang berada di tempat latihan. Sepertinya ada pemeriksaan rutin…"

"Oh, nona. Anda mau kemana? Tuan Carl tidak ingin diganggu."

Gadis itu berbalik dan tersenyum cerah,

"Putrinya hanya ingin mengucapkan salam selamat pagi. Tidak masalah, kan?"

"Tapi nona….Kau masih memakai baju tidur."

Perkataan pelayan bernama Abigail itu tak dihiraukan oleh sang nona, karena gadis itu sudah berlari sangat cepat dan tergesa-gesa. Dengan tujuan hanya ingin melihat wajah sang ayah.

Tang…Tang…

Suara pedang yang saling beradu memenuhi tempat latihan di kediaman alice itu. Keluarga Alice adalah keluarga bangsawan yang mengabdi pada keluarga kerajaan. Mereka melakukan misi di luar wilayah untuk melindungi perbatasan dan memberikan informasi apabila terjadi keadaan darurat di perbatasan.

Ngomong-ngomong tentang kerajaan, keluarga Alice mengabdi pada sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Winston. Kerajaan ini berdiri sejak 1000 tahun lamanya dan melahirkan para pemimpin hebat dan kompeten. Namun, sejak masa pemerintahan Kaisar bernama Felipe Winston, pernah terjadi konflik tidak adanya kabar kehamilan sang permaisuri. Konflik itu terjadi 3 tahun lamanya dan beritanya mulai menyebar ke seluruh wilayah kerajaan. Keluarga Alice yang bertugas menjadi mata-mata kerajaan diperintah untuk mengusakahan agar berita ini tidak tersebar ke seluruh penjuru negeri. Ditakutkan kerajaan yang lain akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Kerajaan Winston.

Melihat keadaan kerajaan yang semakin lemah, dipanggil lah orang suci dari gereja. Orang ini memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit buta, masalah kehamilan, dan mampu melihat takdir seseorang. Setelah dipanggilnya orang itu ke dalam istana, 4 bulan setelahnya permaisuri mengandung seorang anak. Dan melahirkan seorang anak pada tanggal 10 maret tahun 1591. Anak yang dilahirkan permaisuri berjenis kelamin laki-laki. Tentu saja hal itu membuat sang raja sangat senang, namun orang suci itu juga mengatakan satu hal, yaitu sebuah ramalan. Ia mengatakan bahwa anak penerus raja ini akan digantikan oleh seorang wanita karena dosa besarnya atas ibunda maria. Sang raja murka dan tidak mau percaya dengan perkataan orang suci itu. Ia pun memberikannya tiga kantung koin emas dan memintanya agar tidak kembali ke kerajaan ini lagi untuk selama-lamanya.

Walaupun tidak percaya, namun ada sedikit ketakutan dalam benak raja. Apalagi saat itu, paceklik tiba dan merusak pertanian kerajaan. Rakyat bawah kelaparan dan beberapa dari mereka juga ada yang meninggal. Akhirnya, sang raja pun menuju gereja dan berdoa disana. Lalu datanglah seorang imam yang datang untuk menyampaikan suatu ramalan bahwa akan terlahir seorang gadis yang bisa menolong pangeran dalam menghadapi masa-masa sulitnya. Dan lahirlah Tatiana Alice pada tahun 1596 tepatnya pada tanggal 29 maret. Hal itu membuat para bangsawan semakin yakin dengan adanya ramalan tersebut.

Suatu kebetulan, bayi itu terlahir di keluarga Alice. Pemimpin keluarga saat itu yaitu Felipe Winston yang merupakan sahabat karib raja. Raja pun menemuinya dan memaksanya untuk melakukan sumpah darah. Sumpah Darah adalah sumpah yang diucapkan oleh seorang prajurit kepada tuannya bahwa ia akan mempertaruhkan nyawa nya dan keluarganya untuk melindungi tuannya. Apabila ia melakukan kesalahan, maka ia bersedia untuk dihukum mati.

"Yang Mulia! Ini tidak benar. Mengapa anda memaksa saya untuk melakukan ini?"protes Carl

"Maafkan aku, Carl. Tapi ini demi kebaikan kerajaan. Nikahkan putrimu dengan putra ku kelak. Itu harapan terbesarku."ucap sang raja

"Apa maksud anda, yang mulia?"tanya Carl

"Putrimu harus menikah dengan putraku untuk mencegah kesialan di negeri ini."

Tang…Tang…

Suara dentingan pedang menyadarkan Carl dari lamunannya. Ia teringat akan sumpah yang ia ucapkan kepada sang raja. Ia tidak menyangka akan mengucap sumpah itu. Satu-satunya orang yang bisa ia pikirkan hanyalah putrinya, Tatiana Alice.

"AYAH!!!"teriak seorang gadis.

Suara teriakan gadis itu terdengar oleh para prajurit. Mereka berhenti mengayunkan pedangnya mendengar suara gadis itu. Siapa lagi kalau bukan nona keluarga Alice, Tatiana Alice

"Tiana, mengapa kau kesini?"tanya Carl terkejut

Tatiana langsung memeluk ayahnya dengan berurai air mata.

"Ayah…ayah kemana saja. Aku mencari ayah kemana-kemana. Aku khawatir ayah meninggalkan aku."isak Tatiana

"Bodoh,, mengapa juga ayah harus meninggalkan anak ayah. Ngomong-ngomong, apakah kau bermimpi buruk? Apakah terjadi sesuatu…"

"Tidak ada apa-apa ayah, aku baik-baik saja, aku hanya merindukan ayah."ucap gadis itu dengan senyuman yang lebar.

"Baiklah, karena sekarang kau sudah menemukan ayah. Bukankah seharusnya kau harus kembali ke dalam?"ucap Carl

"Tidak mau..aku tidak mau kembali ke dalam. Aku ingin menemani ayah." Jawab Tatiana

"Ya, kau boleh melakukannya jika kau kembali ke dalam terlebih dahulu."jawab Carl

"Memangnya kenapa ayah?"tanya Tatiana

"Apakah engkau tidak menyadari sesuatu?" tanya ayah kembali

Tatiana mulai berpikir, ia juga heran melihat para prajurit yang melihatnya.

"Mengapa mereka melihatku seperti itu?? Apakah ada yang aneh dengan penampilanku."

Tatiana melihat pada baju yang dipakainya, dan…

"AAAA…Mengapa aku keluar dengan memakai baju tidur."

Tatiana berteriak malu. Wajahnya memerah bak tomat karena banyak prajurit yang melihatnya. Ia menutup wajahnya pada dada bidang sang ayah.

"Oh, Nona. Tenanglah kami tidak melihat apa-apa kok." Ucap salah satu prajurit

"Ah, iya. Sepertinya tadi ada debu yang masuk ke dalam mataku." Ucap prajurit lainnya

"Ah…aku memalukan sekali…"Ucap Tatiana dalam hati.

"Abigail!"teriak sang ayah memanggil pelayan pribadi nona

"Ya, tuan."

"Bawa Tatiana ke dalam. Dan tolong gantikan bajunya."pinta Carl

"Baik, tuan. Mari nona." Ucap sang pelayan

Di kejauhan Tatiana terlihat protes kepada pelayannya karena tidak mau mengatakan bahwa ia belum berganti baju. Dan abigailnya hanya tersenyum tipis mendengarkan ocehan nona yang terlihat manis itu.

"Hari ini akhirnya tiba…"ucap sang ayah dalam hati.