"Kalau begitu, bagaimana jika berlatih denganku, Putri Tatiana?"ucap seseorang
"Eh, siapakah anda?"tanya Tatiana
Seorang pemuda dengan mata emerald datang menemui Tatiana, pemuda itu terlihat sebaya dengan pangeran mahkota.
"Salam untukmu, bulan masa depan Kerajaan Winston. Perkenalkan nama saya Charles Peter, putra dari perdana menteri Albert Peter."
Aula Istana, Istana Winston, 9 Maret 1605
"Senang bertemu dengan anda, Tuan Charles."ucap Tatiana
"Anu,, bagaimana anda bisa mengenal saya?"tanya gadis bersurai coklat itu
"Gadis dari keluarga Alice yang berunding dengan ayahku dan raja. Semua orang di negeri ini mengenalmu, putri."jawab Charles
"Beritanya menyebar dengan cepat bukan? Apalagi gadis itu tiba-tiba dilamar oleh raja sendiri…"
"Anda tahu banyak, tuan."respon Tatiana
"Oh, tentu saja. Aku mewarisi kepintaran ayahku. Setelah acara pertunangan mu besok lusa, aku kan dinobatkan sebagai Ketua Administrasi Kerajaan."ujar Charles
"Aku tidak bisa membayangkan betapa sulitnya berada di posisi itu…"batin Tatiana
"Oh iya, lalu kenapa kau ingin melatihku berdansa?"tanya Tatiana lagi
"Untuk mengenal anda, tuan putri."jawab Charles
"Maksudnya???"
"Ayahku menceritakan tentang dirimu kepadaku. Dan anehnya saya langsung tertarik dan ingin sekali menemui anda. Untungnya, saya menemui anda di waktu yang tepat."ujar Charles
"Tapi apakah tidak apa-apa kita berlatih di aula ini? Bukankah ini terlalu luas? "tanya Tatiana
"Ketika mempelajari sesuatu, kau harus membenamkan dan mengelilingi dirimu dengan apa yang berhubungan dengannya. Contohnya ketika latihan berdansa, agar kau cepat mahir melakukannnya maka kau harus berlatih di tempat yang seharusnya."jawab Charles
"Oh, begitu ya…"
"Kalau begitu, bisa kita mulai latihannya, putri?"tanya Charles
"Uhm, baik."jawab Tatiana
Kedua anak muda itu menguasai aula istana. Seakan-akan hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Tanpa mereka sadari, pemuda bermata sapphire memperhatikan dengan ekspresi tidak senang. Ada rasa cemburu dan penyesalan di benaknya. Ia terus memandang wajah Tatiana yang terlihat ceria bersama putra perdana menteri itu. Walaupun kaki nya sering menginjak kaki Charles, namun ia tetap tersenyum dan mengucapkan permintaan maaf kepada Charles.
"Anda memang benar-benar keturunan Alice."ucap Charles di tengah-tengah latihan.
"Ah, anda benar. Pasti karena gerakan tubuh dan kakiku, kan? Saya memang tidak terbiasa berdansa."jawab Tatiana
"Tentu saja, karena anda selalu berlatih pedang."
"Lelaki ini berbeda. Walaupun ia sedikit sombong, namun sepertinya ia lelaki yang baik."
"Saya rasa cukup disini , tuan. Yang perlu saya lakukan adalah memerhatikan pola langkah saya. Bukan begitu?"ujar Tatiana
"Anda cepat dalam memahami, tuan puteri. Kalau begitu, saya pamit undur diri."pamit Charles sambil membungkukkan badannya kepada Tatiana
"Jika ada waktu, bagaimana jika kita berlatih pedang bersama?"ucap Tatiana
"Uhm, dengan senang hati putri."jawab Charles
"Terima kasih, tuan Charles."
Tatiana masih memandang punggung Charles dari jauh dengan senyum yang tanpa henti menghiasi wajahnya. Dan tanpa ia sadari, pemuda bermata sapphire tadi ternyata masih menemaninya disana.
Istana Winston, 11 Maret 1605
Hari Peresmian Pertunangan Pangeran & Putri Mahkota
"Apa??? Ayah tidak akan menghadiri acara pertunanganku?"tanya Tatiana
"Sayangnya iya, nona."jawab Abigail
"Hmm,,pasti ada misi yang harus beliau kerjakan? Kira-kira kapan beliau akan kembali?"tanya Tatiana
"Saya kurang tahu akan hal itu, nona."jawab Abigail
Carl Alice, bersama pasukan nya dari keluarga Alice mendapatkan misi untuk melindungi dan menjaga perbatasan kerajaan. Dikhawatirkan musuh akan mengendap apabila keamanan kerajaan dilonggarkan. Apalagi hubungan yang tidak baik antara Kerajaan Winston dan Kerajaan Rose. Bisa saja acara pertunangan pangeran dan putri mahkota menjadi waktu yang tepat bagi kerajaan rose untuk menyerang.
Tok tok tok….
"Permisi, Tuan puteri."ucap seorang pelayan
"Ah iya, silakan masuk."
"Tuan puteri, saya membawakan gaun yang akan anda dan pangeran kenakan waktu peresmian nanti. "ujar pelayan
"Ah iya, terima kasih banyak."ucap Tatiana
Di depan matanya, terlihat gaun biru yang menjuntai indah, dengan hiasan bunga teratai di atasnya, dipercantik dengan aksesoris mutiara yang dipakai sebagai kalung dan gelang.
"Pesta akan dimulai pukul 08.00 malam nanti. Mohon bersiap 1 jam sebelumnya, putri."ucap pelayan
"Baik, saya mengerti."
Aula Istana, Pukul 8 Malam
Aula istana malam itu berbeda dengan yang ditempati Tatiana dan Charles kemarin. Aula yang tadinya kosong kini dipenuhi oleh banyak orang dari kalangan bangsawan. Terlihat seorang gadis dengan gaun biru yang menjuntai indah kebingungan diantara kerumunan itu. Tatiana merasa kesepian karena tidak ada satupun orang yang dikenalnya. Semua orang sudah terlanjur melihatnya, wajahnya semakin memerah karena malu. Hingga datang pemuda dengan setelan yang berwarna sama dengannya. Tatiana menengadah, dan wajah pangeran Philip terpampang di depan matanya.
"Salam untukmu, matahari masa depan Winston. Yang Mulia Pangeran."ucap Tatiana
Pangeran hanya terdiam dan menatap Tatiana intens. Tatiana yang merasa ditatap oleh pangeran memalingkan wajahnya karena malu. Tak lama kemudian, tangan pangeran terulur di depan wajahnya.
"Maukah kau menjadi partner dansa pertama ku, Tuan Puteri?"tanya Pangeran
"Eh?"
Tatiana sesaat tidak percaya. Ia pun memberanikan diri menatap wajah pangeran. Untuk pertama kalinya, ia melihat ketulusan di mata sapphire itu. Jantungnya berdetak sangat kencang.
"Dengan senang hati, Yang Mulia."jawab Tatiana
"Akan kukerahkan semua usaha latihan ku bersama tuan Charles kemarin."
Mereka berdua mulai berpegangan tangan. Dan menarik perhatian hadirin dengan penampilan mereka.
"Hey, lihat itu. Bukankah itu nona Tatiana dari keluarga Alice."ucap salah satu wanita
"Dia cantik sekali."
"Wah,,, mereka serasi sekali!!"
Tatiana hanya terdiam. Menatap fokus wajah pangeran. Ia mulai jatuh hati padanya. Terkadang ia memandang pangeran kemudian menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah.
"Bukankah kau bilang kemarin tidak bisa berdansa?"ucap Pangeran memulai pembicaraan
"Ah,, itu…ada seseorang yang menawarkan bantuan untuk melatih saya, Yang Mulia."jawab Tatiana
"Apakah dia lelaki yang disana?"ucap pangeran sambil matanya menunjuk kepada seorang lelaki bermata emerald, Charles Peter.
Tatiana terkejut dengan apa yang dikatakan pangeran di depannya.
"Bagaimana anda bisa tahu, Yang Mulia??"tanya Tatiana
"Dengar, Tatiana. Tembok-tembok di istana ini sangat pandai menguping. Satu kesalahan saja kau lakukan hukumannya akan sangat berat."jawab pangeran
"Apakah ada kesalahan yang telah saya perbuat, Yang Mulia?"tanya Tatiana
"Jangan terlalu dekat dengan pria manapun di istana ini."ujar pangeran
"Eh, maksud anda?"
Tangan pangeran mendorong tubuh Tatiana untuk mendekat padanya. Wajah mereka kini tanpa ada jarak. Hadirin yang melihat semakin kegirangan melihat romansa dua sejoli di depan mereka. Tatiana terkejut dengan apa yang dilakukan pangeran. Jantungnya semakin berdetak tak karuan. Kini wajah pangeran sedang mendekati daun telinganya.
"Sangat tidak menyenangkan."bisik pangeran.