Ada Sebuah Rahasia

Juanda International Airport

Sebagai entrepreneur muda mama seorang Monalisa Wijaya Kusuma sangat baik dikenal di beberapa daerah di Indonesia termasuk Surabaya,juga dirinya terkenal di beberapa negara Asia Tenggara.Seharus nya untuk berpergihan kemanapun dirinya melangkah selain Elsa yang menjaga Mona harus pula memiliki beberapa orang bodyguard untuk menjaga nya jika di lain waktu naas menimpa dirinya atau pun ia tak harus menitah Elsa menyeret koper besar nya atau bahkan dirinya sendiri yang menyeret koper besar itu.Turun dari cabin kelas eksekutif dari penerbangan terbaik di tanah air Mona dan Elsa mendapat sambutan hangat dari para staff dan jajaran manager maskapai,Mona dan Elsa menanggapi sambutan itu dengan hangat pula meski Mona terdengar dingin dan penuh ambisi tapi hakikat nya dia adalah seorang wanita yang memiliki empati dan ia pun tidak ingin image nya di kenal buruk oleh masyarakat manapun,cukup di ruang lingkup kerja saja Mona menampak kan taring nya karna demi kemajuan bisnis,bisnis dan bisnis.

Setelah Mona dan juga Elsa menuju pintu keluar bandara, dirinya sudah di jemput oleh sang supir andalan keluarga dari sang nenek,Mona dan juga Elsa di tuntun menuju mobil Toyota Alphard 3.5 Q A/T berwarna putih,meski penuh drama dari beberapa pengunjung di bandara ini ingin mengambil gambar bersama seorang entrepreneur muda dengan harus berdesak kan yang membuat Mona dan Elsa sedikit kelelahan,setelah keduanya masuk kedalam mobil sang supir segera menyala kan mesin mobil untuk kemudian melaju ke kediaman sang nenek.

"Ini Gila! rupa nya fans mu melebihi artis Korea yang sedang booming di tanah air ini, menyebalkan"

Elsa merutuk kesalahan sebab dirinya yang tidak seberapa itu harus melindungi Mona dari serangan tangan jahil para pengaggum Mona,namun Mona hanya sersenyum seperti sedang meledek Elsa

"Aku harus berdo'a pada tuhan agar kau memiliki inisiatif untuk mempekerjakan beberapa orang bodyguard untuk mu, sehingga aku tidak mati konyol saat kepayahan menjaga mu dari fans buas itu"

Mona tertawa mendengar kembali Elsa merutuk tanpa menjawab,pasalnya Elsa sudah beberapa kali mengingat kan Mona untuk mencari jasa bodyguard namun entah Mona tak mengindahkan ringikan Elsa atau ia lupa, entahlah itu hanya Mona dan tuhan yang mengetahui. Setelah suasana hening keduanya kembali menikmati perjalanan di Surabaya menuju rumah nenek semata wayang nya Mona.

Selama hampir 1 jam dalam perjalanan yang di karenakan kepadatan jalan saat weekend, akhirnya mobil yang di tumpangi Mona dan Elsa memasuki area perumahan dari Pakuwon Group,hunian mewah yang terkenal di Surabaya itu lebih tepat nya di daerah Surabaya Barat kawasan elite yang sudah terkenal di seluruh penjuru Indonesia,rumah mewah dengan type VBR hasil rancangan Pakuwon Group memang tak tertandingi, design mewah dan berkelas yang di ciptakan Pakuwon Group menjadi icon perusahaan properti it,tidak hanya perumahan di kawasan super mewah ini, Pakuwon Group memiliki beberapa mall besar dan mewah untuk menunjamg kenyamanan penghuni kawasan elite ini,dan Pakuwon Group juga bekerja sama dengan PT Star Light untuk pembangunan hunian apartment mewah dan berkelas,setelah mobil mewah itu bertengger di basement yang langsung bertemu dengan pintu utama Mona dan juga Elsa segera turun untuk segera masuk,para pelayan yang berjaga segera menyambut tuan muda dan membawakan dua buah koper milik Mona dan Elsa.

"Lisa cucu kesayangan Oma"

Baru saja Mona masuk kedalam rumah mewah itu lengkingan suara wanita tua dari dalam sudah terdengar menyambut cucu kesayangan nya,Mona hanya tersenyum lembut pada wanita tua itu, langkah nya yang anggun merayap menghampiri sang Oma.

Pelukan hangat tak dapat lagi terhindari dari pasang nenek dan cucu ini,Elsa melihat kehangatan mengelilingi keduanya dan ia pun tersenyum.

"Oma,panggil aku Mona bukan Lisa,aku tak suka sebutan itu"

Seperti anak usia 5 tahun yang merengek pada orang tua nya perihal sesuatu yang tidak di sukai nya,wanita tua itu tersenyum mendengar ringikan sang cucu begitu pula Elsa.

"Haha,kau dengarkan aku Lisa,nama panggilan itu hanya boleh aku yang punya, biarlah yang lain memanggil mu Mona karna panggilan Lisa untuk mu adalah sebuah panggilan kesayangan dari Oma"

"Ya ya ya terserah Oma saja,oh ya Oma dimana Bibi Erlina dan Paman Jodi?"

"Bibi dan Paman mu sedang pergi belanja di supermarket,mungkin sebentar lagi mereka akan pulang"

"Ekhem..ekhem...permisi"

Disela acara lepas rindu sepasang nenek dan cucu mereka berdua sampai lupa dengan kehadiran Elsa,dengan halus Elsa menyidir mendeham dan memasang senyum tanpa rasa bersalah.

Mendengar hal itu keduanya menoleh pada Elsa kemudian saling pandang satu sama lain sampai akhirnya tawa itu pecah di antara keheningan rumah super mewah dan megah itu.

"Tega sekali kalian mengabaikan aku"

"Maafkan kami,kemarilah Elsa sayang"

Disaat ketiga nya tengah asik bercengkrama membicarakan segala sesuatu yang menyenangkan dan terlepas dari aroma aroma bisnis yang membuat meraka merasa jengah juga penat karna Nyonya Rima alias Oma sangat paham betapa menderita nya sang cucu kesayangan nya semasa remaja,demi kelangsungan bisnis sang Ayah Mona harus terlibat prihal bisnis di usia dini agar kelak ia dapat memimpin perusahaan peninggalan Ayah nya,dan terbukti hampir 3 tahun PT Star Light di pimpin oleh Mona kemajuan pesat melebihi saat di pimpin oleh sang Ayah,benar benar kaula milenial yang mumpuni. Sebab itu lah mengapa Mona merasa dirinya selalu benar dan tak terkalahkan terkadang ia seperti iblis tak memiliki hati,penuh ambisi dan ke egoisan padahal di luar kendali bisnis Mona memiliki sisi yang sangat lembut dan Elsa juga Oma paham hal itu,ya hanya mereka lah yang mengerti.

"Waaah, rupanya si tunggal keponakan Bibi sudah sampai di Surabaya,pantas saja rumah ini menjadi ramai,kau sampai disini pukul berapa sayang?"

Tiba tiba seruan Bibi Erlina menghentikan tawa ringan ke tiga wanita hebat itu,dengan beberapa totebag yang berisikan kebutuhan sehari hari di kedua tangan nya,segera mungkin Bibi Erlina menghampiri keponakan satu satu nya itu di ruang makan tempat mereka bercengkrama,karna terlalu rindu oleh sang Bibi akhirnya Mona menghampiri Bibi Erlina yang sedang kepayahan membawa belanjaan dari supermarket.

"Ohh astaga Bibi,kau semakin muda dan cantik,hmm mengapa kau terlihat sangat kepayahan membawa belanjaan sendiri seperti ini Bibi?dimana para pelayan pelayan itu,perlu ku marahi mereka agar mereka semua tidak lalai dalam bekerja! mereka sungguh membuatmu kerepotan Bibi,sini biar aku bantu"

Bibi Erlina hanya tertawa kecil mendengar Mona mengomel seperti itu Elsa dan juga Oma pun terkekeh mendengar nya,Mona sangat lah displin jika ada pekerja yang lalai maka ia tidak segan segan untuk memutuskan hubungan kerja dengan oknum tersebut, Mona meraih dua buah totebag dari tangan sang.

"Mona, Mona, Mona,tidak! kau tidak perlu melakukan itu sayang,ini kemauan Bibi sendiri untuk membawa semua belanjaan ini,karna ke tiga pelayan lain nya sedang membantu Paman mu di luar membawa belanjaan yang lain nya,lihat lah ke arah luar sana"

Seraya berjalan menenteng totebag berisikan keperluan sehari hari bersama Bibi Erlina,Mona tetap saja menggerutu kepada Bibi Erlina,Di rumah sebesar ini hanya memiliki 1 orang supir keluarga,1 orang tukang kebun, 1 orang koki untuk memasak khusus Oma,1 orang koki untuk mengurus keluarga Paman Jodi dan 3 orang pelayan masing masing dengan jobdesc nya,padahal seharus nya mereka bisa menambahkan beberapa orang lagi namun itu tidak di lakukan oleh ke tiga orang dewasa yang ada di rumah besar ini,sebab Bibi Erlina masih merasa mampu jika itu hanya sekedar belanja atau hal lain nya untuk ia kerjakan sendiri karna dirumah ini hanya ada Oma Bibi Erlina,Paman Jodi, Andin anak perempuan Bibi Erlina dan Meiga anak laki laki Bibi Erlina.

Setelah semua bawaan Bibi Erlina Di letakan di atas meja makan kemudian Bibi Erlina memeluk erat keponakan semata wayang nya itu,di lihat amat dalam wajah gadis belia di hadapan nya begitu cantik dengan wajah Oriental nya,dengan pahatan hidung seperti barbie,bentuk mata nya seberti bulan sabit dengan manik hitam pekat,pipi ranum nya seperti buah apel yang kemerahan dengan mahkota wanita terurai panjang sampai batas bahu,ia persis seperti almarhumah sang ibu yang melahirkan nya.

"Bibi,mengapa kau menatapku seperti itu"

Merasa dirinya di tatap lekat oleh sang Bibi membuat Mona merasa sedikit risih,namun sang Bibi hanya mampu tersenyum pias mengingat kejadian kala itu bersama Nyonya Aliyyah ibu kandung Mona,dengan cepat Bibi Erlina menggelengkan kepala nya menghapus memory hitam yang akan menghantui nya lagi.

"Oh maaf kan Bibi Mona,Bibi hanya sedikit terkejut bahwa kau sudah dewasa dan sebesar ini,kau sungguh cantik persis seperti kakak Aliyyah,ibu mu Mona"

Mendengar nama sang ibu di sebut membuat Mona sedikit terkejut dan membeku,sebab di usia nya yang baru menginjak 2 tahun sang ibu mengalami kecelakaan yang mengakibat kan hilang nya nyawa sang ibu,suasana semula itu ceria kini berubah menjadi muram secepat mungkin Mona merubah air muka nya dengan wajah santai nya ia sadar betul bahwa sekarang suasana berubah menjadi kaku.

"Ahaha,Bibi ini bagaimana aku kan anak mamah jelas aku mirip dengan nya Bibi,iya kan Oma"

Setelah suasana kembali mencair ke Lima nya bergabung dengan dengan perbincangan penuh kehangatan termasuk Paman Jodi yang baru bergabung pasca menyelesaikan seluruh barang belanjaan yang ada di dalam bagasi mobil,di temani langit yang hampir menjingga sore ini Mona merasa hati nya sangat tentram dan sejenak dapat melupakan tentang Rafael.