Bertemu kembali

Setalah cukup lama berbincang suasana canggung yang tercipta sudah sirna bergantikan suasana yang lebih hangat.

"Kau sungguh wanita hebat Elsa, merangkap beberapa kerjaan dalam waktu yang bersamaan,aku kagum padamu Elsa"

Wajah Elsa bersemu dengan warna kemerah mudaan mendengar dirinya di puji oleh seseorang yang ia harapkan hati nya akan berlabuh nantinya.

"Kau ini tidak perlu memuji yang begitu berlebihan,aku bekerja sesuai dengan apa yang mampu aku kerjakan saja Bagas"

"Tidak Elsa itu sangat hebat untuk ukuran seorang pekerja wanita"

"Tidak Bagas,kau yang hebat di usia yang masih muda kau sudah berhasil membangun perusahaan yang cukup terkenal di kota ini,aku yang seharus nya bangga padamu"

Kedua nya saling menimpali kekaguman atas apa yang telah mereka lakukan di usia yang masih sangat muda ini,garis bibir yang menarik keatas membentuk sebuah senyuman tak lepas dari wajah keduanya,di tengah asik bercengkrama ponsel Elsa berdering pertanda ada sebuah panggilan masuk, Elsa mengeluarkan ponsel nya dari dalam tas kecil yang ia bawa tertera username pada layar ponsel nya adalah Mona, kemudian Elsa melirik Bagas dan kembali melirik layar ponsel nya itu yang terus berdering seolah ia ingin mengangkat tapi ia tak enak hati pada pria di hadapan nya.

"Angkat saja Elsa, barangkali itu penting"

Mendengar Bagas sudah menyetujui untuk dirinya mengangkat telpon Elsa tersenyum dan segera beranjak dari kursi nya,namun tangan Elsa di cegah oleh Bagas yang menitah nya untuk tetap mengangkat panggilan telepon itu di kursi nya semula,meski dengan rasa tidak enak hati Elsa kembali duduk di kursi nya seperti permintaan Bagas.

"Ya Mona,ada apa?"

"Aku suntuk tak melakukan apapun di rumah, bisakah aku menyusul mu?"

Seolah mengerti yang di maksud Elsa ,Bagas mengangguk kan kepala nya menyetujui,Elsa tersenyum atas jawaban dan pengertian Bagas kemudian ia kembali menjawab pertanyaan Mona yang masih berlangsung dalam panggilan telepon.

"Tentu bisa Mona,sekalian kau akan ku kenalkan pada teman ku,datanglah ke Aurora Cafe"

"Baiklah Elsa, terimakasih dan ucapkan terimakasih pula pada teman mu karna sudah mengizin kan aku mengganggu kalian"

"Haha,baiklah Mona akan ku sampaikan padanya"

Tak lagi di jawab oleh Mona panggilan telepon pun terputus dan kemudian Elsa memasuk kan kembali ponsel nya kedalam tas kecil berwarna hitam itu.

"Apa yang ia katakan padamu Elsa?

"Iya mengatakan untuk aku menyampaikan ucapan terimakasih nya pada mu karna sudah mengganggu pertemuan kita"

Elsa menjawab di sertai senyum yang tersungging di wajahnya,membuat Bagas tak berhenti memandangi gadis pekerja keras nan lembut di hadapan nya,saat tengah asik berbincang seraya menunggu kedatangan Mona tiba-tiba saja Elsa teringat perkataan Bagas sebelum ia memulai pertemuan,bahwa dirinya kesini pun sekalian bertemu dengan seorang client untuk urusan bisnis.

"Oh iya Bagas,bukan kah kau sedang ada janji juga bersama seseorang di tempat ini untuk pertemuan pembahasan bisnis"

Bagas menepuk jidat nya tanda ia lupa akan urusan yang satu itu,tak salah lagi ia mengagumi seorang Elsa,ia begitu cekatan dan memiliki ingatan yang sangat baik.

"Akh kau benar Elsa,aku hampir lupa dan terimakasih kau sudah mengingati"

"Oh tak apa Bagas,itu bukan hal besar,kalau begitu aku dan Mona menunggu di meja yang berbeda selama kau dan client mu bertemu"

"Baiklah,kau sungguh sangat pengertian Elsa"

_______________________________

Elsa tengah menunggu kedatangan Mona di meja nomor 23 yang letak nya tidak terlalu jauh dari tempat Bagas dan durinya duduk di awal pertemuan,berselang 10 menit Mona datang segera menuju meja yang telah di informasikan sebelum nya oleh Elsa.

"Elsa, mengapa hanya kau seorang saja di meja ini?"

"Oh,aku hanya bergeser sebentar saja di meja ini seraya menunggu mu dan Bagas selesai pertemuan dengan client nya"

Tanpa basa-basi Mona duduk bersama Elsa,ia memetik jari nya untuk memanggil seorang waiters.

Salah satu waiters menghampiri meja nomer 23 tepat dimana Mona dan Elsa duduk,dengan membawa buku menu cafe dan buku nota kecil yang terselip pena pada celah buku.

"Selamat sore kakak,ini buku menu nya silahkan di pilih"

Dengan sopan sang waiters menyapa kedua gadis yang hampir sebaya dengan nya,Mona menerima buku itu seraya membolak balikkan benda persegi panjang berwarna hitam elegant dengan list pita berwarna emas,dengan senyum yang bertengger sang waiters masih setia menunggu Mona yang sudah 2 menit hanya membolak balikkan buku menu,dan setelah beberapa saat akhir nya Mona mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Ahh,eum siapa nama mu?"

"Shinta Kak"

"Okay Shinta,aku pesan cappuccino iced less sugar dan tiramisu cake"

Mendengar instruksi pesanan dari Mona,dengan cekatan waiters yang di ketahui bernama Shinta mencatat permintaan Mona.

"1 cappuccino iced rendah gula dan 1 porsi tiramisu cake,ada lagi yang ingin ditambah"

"Ah,eum Elsa apakah kau ingin juga pesan sesuatu?"

"Buatkan aku 1 porsi kentang goreng dan teh leci"

Kemudian disusul kembali dengan pesanan Elsa jemari lihai itu dengan cepat mencatat pesanan baru,setelah selesai ia mencatat Shinta mengulangi item pesanan untuk mengkonfirmasi karna seluruh pesanan sudah sesuai Shinta pamit untuk pergi menuju meja pembayaran untuk menyerahkan nota pesanan agar segera di proses menu pesanan itu.

"Bagaimana bisa kau mengenal Bagas padahal hampir banyak waktumu kau habiskan bersama ku Elsa?"

"Oh itu,jadi waktu kita masih SMA kau ingat tidak?kau memintaku untuk pergi ke sebuah supermarket membeli beberapa barang untuk bahan praktek,aku bertemu Bagas di dalam sebuah lorong tampak kebingungan karna petugas yang berjaga di lorong tersebut sedang tidak ada,aku menghampiri nya untuk membantu nya mencari sesuatu yang ia maksud,karna beberapa berang yang akan aku beli sama dengan barang yang akan Bagas beli maka kami memutuskan untuk mencari barang bersama,dari situ kami mulai berteman"

Panjang cerita Elsa menjelaskan awal pertemuan dengan Bagas sedangkan Mona sedang berusaha mengingat moment yang di ucapkan Elsa, sepanjang Mona mencoba throwback sosok pria Masuk mencari meja nomor 18, mata Elsa terbelalak melihat sosok pria itu menghampiri meja dimana Bagas tengah menunggu seorang client.

"Jangan-jangan client Bagas adalah..."

Elsa terus bergumam bertanya tanya dalam hati

Wajah tegang Elsa tidak dapat di tutupi di hadapan Mona, melihat perubahan wajah Elsa membuat Mona penasaran apa yang di lihat oleh Elsa sampai wajah nya cepat sekali berubah.

"Elsa ada apa? kau melihat apa?"

Mendengar suara Mona secepat kilat Elsa kembali ke alam sadar nya,ia terlihat gelagapan merespond pertanyaan Mona,ia tampak menggaruk kepala nya yang tak gatal hal itu justru membuat Mona semakin yakin kalau ada sesuatu yang ia lihat,Mona menoleh ke belakang dimana mata Elsa memandang sesuatu yang membuat nya terkejut dan justru dirinya lah yang lebih terkejut dibandingkan Elsa sebelumnya.

Mona tampak menelan saliva,mencoba menstabilkan deru nafas nya yang memburu rasanya Mona ingin sekali pergi atau bahkan menghilang dari dalam cafe ini apapun caranya.

Saat Mona sedang bersiap untuk pergi dari dalam cafe tanpa harus menunggu pesanan nya datang,dengan secepat kilat tangan Elsa meraih lengan Mona yang sudah akan beranjak dari kursi,Elsa menahan agar Mona tidak dulu pergi begitu saja dengan berat hati Mona kembali duduk bersama Elsa untuk menghabiskan sore hari nya di dalam cafe meskipun hati nya sudah bergemuruh ingin membanting segala benda yang ada di dekat nya, namun hasrat itu segera di tepis nya berhubung ia sedang berada di tempat umum.