123. Wajah

Sudah berjam-jam kondisi Mireon bertahan seperti itu. Bidadari itu tiduran di kasur tipis kumal milik Janu yang digelar di lantai, menautkan jari-jemarinya dan menaruhnya di dada. Mata bidadari itu terhujam ke atas. Dan tentu saja mulutnya tertutup rapat.

Kamar Janu terlalu kecil, pengap, dan bau rokok. Belum lagi barang-barang yang tergeletak begitu saja di lantai. Janu sebenarnya sangat malu. Ia ingin mereka di luar saja, tetapi ayah dan kakak lelakinya terlalu mesum. Bisa-bisa Mireon diapa-apakan. Ya, Mireon pasti bisa melawan. Namun, itu tetap saja akan memberikan pengalaman buruk kepada sang bidadari.

"Hmmm .... Jadi kamu ini sukanya ngapain?" tanya Janu dalam usahanya untuk membuka pembicaraan untuk kesekian kalinya. Suasana sudah terlalu canggung dan membuatnya tidak nyaman.

"Kesukaanku adalah tidak melakukan apa pun."