Seo-jun baru saja selesai mandi ketika ponselnya berbunyi, lantas ia segera berlari dan tak sengaja terpeleset karena kakinya masih basah. Kesialan di pagi hari biasanya akan berlanjut sampai malam—setidaknya begitulah keyakinan Seo-jun.
Sambil mengelus pantatnya, Seo-jun memilih untuk berbaring miring di kasur. Ia meringis menahan sakit.
"Ada apa denganmu?"?tanya suara dari seberang.
Seo-jun mengerang. "Pantatku, ah, aku terpeleset tadi." gumamnya masih kesakitan.
Jujur, Hee-ra ingin tertawa mendengar Seo-jun terpeleset. Tapi ayolah, ia tidak sejahat itu untuk tertawa di atas penderitaan orang lain. Walaupun sebenarnya cukup sulit menahan tawa yang mendorong keluar.
"Ya! Jangan tahan tawamu, Shin Hee-ra. Aku tahu kau ingin tertawa,?ck." protes Seo-jun yang berhasil membuat Hee-ra kehilangan kekuatan untuk menahan diri.