Sejak lima menit lalu Hee-ra, tak pernah melepaskan pandangan dari Dae-hyun yang sibuk mempersiapkan diri. Berkali-kali Hee-ra berusaha meyakinkan diri jika Dae-hyun pasti berhasil melalui semua ini, tapi berkali-kali pula logikanya menolak.
Hee-ra takut Dae-hyun gagal.
"Kau harus berjanji untuk pulang sebelum jam dua belas." ucapnya getir.
Dae-hyun berbalik dan menatap Hee-ra lembut, ia mendekati gadis itu sambil menaikan resleting jaket kulit hitam anti peluru yang diberikan Elliot beberapa waktu lalu. "Aku akan pulang kalau sudah mendapatkan berkas serta lokasi markas besar organisasi."
"Apakah itu artinya malam ini kau tak akan pulang?"
Dae-hyun tidak menjawab, ia menarik lengan kanan Hee-ra agar berdiri tepat di hadapannya. "Mau berdansa denganku?"
"Berdansa?" Hee-ra kesal, ia memukul dada Dae-hyun dengan kedua tangannya. "Kau gila? Berdansa di saat seperti ini? Aku benar-benar tidak paham dengan jalan pikiranmu."