"Aku tidak akan mengganggumu untuk sementara waktu, aku tahu kau butuh ruang untuk menyendiri. Tapi, kuharap sebesar apapun rasa marahmu padaku, kau tidak akan pernah meninggalkanku, Ahn Dae-hyun."
Kalimat barusan sekaligus menjadi penutup pembicaraan mereka. Tangannya menutup pelan daun pintu. Meski dalam hati Hee-ra terus menjerit berharap Dae-hyun menghalangi dan memeluknya, namun kenyataan pahit berhasil memukul dan menyadarkannya.
Dae-hyun tidak beranjak dari tempatnya. Sudah cukup jelas untuk memahami bahwa pria itu benar-benar tak ingin melihat Hee-ra saat ini. Dae-hyun membenci Hee-ra. Dae-hyun marah pada Hee-ra, lalu apakah ia akan meninggalkan Hee-ra?
Entahlah, Hee-ra sendiri tak sanggup berpikir atau bahkan membayangkannya. Ia tidak sanggup hidup tanpa Dae-hyun. Seseorang yang tanpa sadar telah menjadi bagian penting dalam dirinya.