WebNovelAvanya100.00%

Prolog

"kakak!!! Kembaliin ngakkk itu ayam gorengnya dania!!!" teriak dania kesal dengan kakaknya yang seenak jidat mengambil makanannya, sedangkan yang di teriaki kini hanya bisa terkekeh dengan tatapan mengejek pada adiknya.

"pelit amat sih jadi adek, dosa loh pelit ama kakak sendiri"  cibir Avanya dengan, bibirnya yang sengaja di manyun-manyunin pada sanga adik.

"Tapi itu punya dania kak, kan mama baginya rata tadi satu-satu"  rengek dania karena kakaknya itu malah tidak peduli dan memakan habis ayam gorengnya tidak tersisa.

"yaudah kak, makan sama fian ajah" tawar afian adik dari keduanya, Dania hanya bisa memandang kikuk adiknya tersebut. Dan setelahnya menatap tajam kakaknya sekilas.

"Tidak usah Fian! Itu kan punya kamu dek, kakak juga sudah tidak ingin lagi" Tutur Dania mengembangkan senyum pada adiknya.

"Kalau kak Dania tidak mau, sama aku aja kak!" Kata Aril, si anak bungsu yang langsung menyodorkan piringnya pada Fian.

"Ini, makan yang banyak adikku sayang!" Ucap Fian memberikan ayam goreng miliknya di atas piring Aril.

"Terimakasih Abang! Aril pasti akan makan banyak" Senyum Aril merekah dengan sangat sempurna, yang membuat Fian jadi tertular akan hal itu.

"Sama-sama Adikku!" kekeh Fian mengacak gemas rambut adiknya Fian.

Plak

Avanya, meringis kesakitan ketika ibunya melisa memukul tangannya dengan sangat kuat. Karena dia hendak mengambil makanan milik adiknya.

"Mama tangan Anya, kenapa di pukul sih! Bagaimana nanti, kalau tangan Anya yang cantik seperti bidadari ini luka...?" Dengus Vanya, sambil mengelus tangannya yang kemerahan.

"Cantik apanya! Orang jelek macam monyet betina gitu...!" Cibir naya, adik Vanya yang ketiga.

"Anya! Kamu ini yah, bisa ngak sehari ajah kamu itu adem, jadi budak baik di meja makan...? bisa kan...?" kesal Melisa, ibu Vanya yang sudah geram atas kelakuan anak sulungnya itu.

"Ngak bisa ma! Kan ngak seru" jawab Vanya, dengan memamerkan rentetan giginya yang putih kepada Ibunya melisa.

Pletakkk

Melisa langsung menjitak kepala Vana, sedikit kerasa. Hingga membuat gadis itu langsung cemberut dan menatap ibunya tidak senang.

"Kamu ini..." Ucap melisa, menggelengkan kepalannya tidak paham dengan apa sih isi kepala anaknya itu.

"Mama, kepala Anya kenapa di pukul...? gimana kalau entar benjol, hiks... kan kasian Fansnya Anya nantinya, mereka pasti heboh banget" Rengek Vanya dengan suara cemprengnya, yang membuat ke empat adik dan ibunya langsung menutup telinga mereka.

"Kenapa mereka yang harus heboh si Anya, kan kepala anya yang benjol" dengus Melisa menatap jengah anak sulungnya tersebut.

"ya heboh dong ma, pasalnya anya yang cantik jelita bagai bidadari ini kepalanya benjol.. apa kata dunia, mereka pasti sedih ma. anya ngakk mau yah buat orang sedih takut dosa ma"  jelas vanya sambil mengelus-elus kepalanya yang dijitak oleh ibunya

Semua orang yang dimeja makan langsung menampilkan wajah mual mereka hendak muntah, ketika mendengar penjelasan vanya.

' kak anya sesekali ngaca dong!kok Jadi orang Pd nya kebangetan, emang bagian mana yang cantik dari kakak....? Body rata macam  tripleks gitu, mukannya juga pasaran!" ketus dania, menatap jengah Vanya

"betul tuh kak Dan!  cantik jelita dari mana.... kalau kakak memang cantik pasti sekarang ini ngakk jones" timpal naya membetulkan ucapan dania.

Mendengar ucapan kedua adiknya, membuat wajah Vanya menjadi kusut, yang membuat aut kemenangan terpatri di wajah Dania, dan juga Naya.

"Kak, Anya cantik kok!" sanggah Fian dengan, menatap serius ketiga kakaknya bergantian.

"ia... kak anya cantik! teman-teman aril ajah iri karena aril punya kakak cantik seperti kak anya'   Terang aril membetulkan perkataan dari abangnya.

"kan apa aku bilang aku itu cantiknya kebangetan ,bahkan anak sd ajah pada ngefans sama aku!" Kata Vanya, membanggakan dirinya pada kedua adik perempuannya yang tengah menggerutu, di hadapannya.

' cih'

'cih'

Dania dan Naya  hanya mengumpat avanya dalam hati, mereka berdua tidak bisa melawan kedua adik laki-laki mereka. Karena, apa yang di katakan adikknya itu memang kenyataan kakak mereka emang cantik. Tapi narsisnya tak tertolong bahkan orang kampung pada heran dengan kelakuan kakaknya.

"sudah-sudah, jangan debat terus kalian nanti terlambat loh kesekolah" Melisa, langsung membubarkan acara debat yang tidak ber faedah dari kelima anaknnya, karena sebentar lagi mereka pasti akan terlambat kesekolah.

@@@

Vanya pov

Nah sebelum itu  kenalin dong nama aku AVANYA PHILPS, aku  itu gadis berusia tujuh belas tahun, yang saat ini duduk dibangku kelas dua belas di sma nusa bangsa.  Orang-orang sering memanggilku dengan sebutan Anya.

 Aku tinggal bersama dengan ibu dan keempat adikku, yang perempuan bernama dania, dan Naya, kemudian adik laki-lakiku bernama afian dan aril. Jika kalian bertanya dimana ayahku, ayah meninggal 3 tahun yang lalu saat aku masih kelas 3 smp.

Ibuku melissa bekerja sebagai karyawan bagian hrd disebuah perusahaan ternama dijakarta.

Aku memeiliki beberapa orang sahabat, yang tak lain adalah enjerlin, tasya dan putri yang merupakan sahabatku semasa di sma. aku juga memiliki sahabat masa kecil yang satu sekolah dengaku, mereka abygal dan ferdinan.

^^^

Kakiku melangkah, masuk ke dalam area sekolah, sesaat setelah ibuku menurunkanku di depan pagar sekolah. pandanganku, menelusuri area sekolah dan tidak lupa memamerkan senyum termanis yang aku punya untuk menyapa semua siswa kenalanku.

"Selamat pagi cantik" sapa teman-temanku dari kelas lain yang duduk dibangku depan kelas mereka.

" eh mas jono, selamat pagi! Dan kalian semuanya pagi, princess Anya numpang lewat dulu yah!' sapaku pada mereka semua sambil tersenyum ramah.

"Ia, princess anya! Hati-hati, yah jangan sampai nabrak tiang" kekeh mereka semua, ketia melihatku lewat.

"ih, bang jono perhatian banget sih! Tenang ajah, anya tidak masalah kok nabrak tiang, asal  tiangnya ganteng macam pak Renald"  mendengar ucapanku, mereka semua hanya bisa menyorakiku dan membiarkanu berlalu pergi meninggalkan mereka.

Dari jauh, aku memandnag sosok Bu Rofiah yang tengah memarahi Abygal, sahabatku tersayang.

"abygal! bukannya ibu sudah bilang, baju itu dimasukkin kedalam celana. dan ini apa lagi...? dasi digulung ditangan, ini dipakee dileher Abygal" kesal ibu rofiah, menarik telinga abygal hingga membuat pria itu langsung menunduk sedikit.

"bu telinga Aby jangan ditarik dong! Entar copot, kan kasian aby titisan dewa ini jadi tidak punya telinga' Rengek Abygal,dengan memegang kupingnya yang masih dalam genggaman Ibu Rofiah.

"Biarin...!!" Ketus Bu rofiah, mengabaikan Rengekan alay Dari Abygal. Melihat sahabat kesayanganku yang kesakitan, membuatku  menjadi kesal dan mendekati Bu rofiah.

"Bu jangan marah-marah dong buk! tuhkan muka ibu jadi tambah jelek pantas ajah ibu ngak nikah-nikah" Proteskku, dengan kata ejekan di akhir kalimat.

Wajah bu rofiah, menjadi sangat kemerahan bak kepiting rebus. Setelah mendengar aku yang menyinggung masalah yang sangat sensitif padanya.

"avanya philips!!!"  pekik bu rofiah, mengeluarkan seluruh emosinya padaku.