OHM 35

Sang papa melihat Ralisya yang juga tengah melihatnya. Dia mengerti anaknya itu kini tengah kecewa dan merasakan malu yang teramat dalam. Bahkan ada beberapa teman kuliah Ralisya dulu yang turut hadir di sana karena Ralisya mengundangnya.

Papa Ralisya mendekati Ralisya dan memeluknya. Dia amat sedih dengan kejadian itu, tetapi bagaimana lagi? Ingin juga memukul wajah Demian tadi, tapi semua itu sudah diwakili oleh Kevano. Dia hanya berdoa di tengah kekecewaannya, berharap Demian akan mendapatkan balasan dari rasa sakit yang Ralisya rasakan.

"Tenanglah, Sya. Papa akan selalu ada untukmu," ucap sang papa.

Ralisya hanya diam. Dia tak lagi menangis. Mengingat di sana banyak orang dan rasanya percuma saja dia menangis sedih karena pengkhianatan Demian. Bukankah seharusnya dia bersyukur bahwa dia mengetahui lebih awal kebusukan Demian? Beruntunglah pernikahan belum sempat terjadi. Lebih baik kecewa sekarang, dari pada harus menelan kekecewaan ketika sudah menjadi istri Demian.