Tahap Dua:

Pada awalnya saya berdering,

Lalu, diam beberapa saat; demi bermanufer dari hal yang monoton.

.

Dan berganti lagi sekarang, mulutku tak karuan, demi meluapkan; demi meminimalisir ledakan tak terduga.

.

Bukan, bukan aku tak punya Tuhan. Dan menjadi angkunh tak laksanakan ibadah,

Berdoa, dan beristiqamah agar hati mrnjadi tenang.

Berbeda Konteksnya, bukan itu umpamanya.

.

Sampai nanti aku benar-benar sangat diam.

Di sana lah ketidak perdulianku dimulai.

Takkan lagi aku perduli sedetikpun, terhadap hal apapun yang monoton mereka perbincangkan.

Bahkan untuk mendengarpun tak akan sudi.