Keringat dan sebuah harapan

Tak pernah terbayangkan oleh aku dan semua temanku untuk menjadi seorang tukang bangunan.

hemss maap aku sampe lupa belom ngasih tahu nama.

aku Asep umurku 29 tahun.

aku lahir dari keluarga yang sederhana.

sekolah aku cuma sampe tamat SMP itu karna masalah keuangan.

aku anak dari 4 bersodara 2 laki-laki 2 lagi wanita.

sebagai anak laki-laki yang paling tua jadi harus menjadi pelapis tulang punggung keluarga.

18-11-2008 aku pergi merantau ke daerah bekasi di ajak untuk kerja di bangungna.

aku yang belum tahu bagai mana itu kerja bangunan ngikut ajah bersama 3 temanku.

aku kira kerja bangunan itu mudah ternyata aku salah.

kerja di bangunan itu lebih susah dari kerja berdagang karna kalau aku salah sedikit ajah nyawa taruhanya.

belom lagi aku kena omelan dari mandorku.

untun tempat tidur aku ber5 sekamar yang ukuranya 3x5 dan kamar mandi 1jadi harus pagi-pagi bangunya.

gajihpun waktu itu aku cuma Rp.27.000

sedangkan untuk makan 1x aja Rp.5.000

dan untung waktu itu aku belum merokok.