Tak lama Adi menunggu, sebuah mobil tiba di rumah Bung Karno. Ternyata itu adalah Ir.Suryo. Adi mengenalinya karena pernah melihat foto kakek buyutnya saat dirumah neneknya. Adi secara diam-diam berhasil membuka bagasi mobil Ir.Suryo dan menyelinap masuk ke dalamnya, dengan harapan dia bisa mengikutinya pergi ke rumah Dr.Aryo setelah musyawarah selesai. Setelah musyawarah selesai, Ir.Suryo bergegas pergi ke rumah Dr.Aryo. Saat tiba disana, Adi dengan sangat hati-hati keluar dari bagasi mobil Ir.Suryo, setelah itu dia diam-diam menguping pembicaraan antara Ir.Suryo dan Dr.Aryo. Adi mendengarkan adanya perdebatan diantara keduanya, dimana Ir.Suryo menentang keras saran dari Dr.Aryo untuk membocorkan rencana hasil musyawarah kepada pihak Jepang serta menculik Bung karno dan Bung Hatta dari tempat persembunyiannya agar pembacaan naskah proklamasi tgl 17 Agustus 1945 bisa di batalkan sehingga tidak terjadi pertumpahan darah.
Tak lama kemudian, Ir.Suryo keluar dari kediaman Dr.Aryo dalam keadaan marah dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Adi yang masih berada di sana, mendengarkan percakapan Dr.Aryo dengan Asistennya yang berencana membocorkan rencana hasil musyawarah kepada pihak Jepang dan selanjutnya menculik Bung karno serta Bung Hatta dari tempat persembunyiannya agar pembacaan naskah proklamasi tgl 17 Agustus 1945 bisa dibatalkan sehingga tidak terjadi pertumpahan darah. Saat Dr.Aryo keluar dari rumahnya dan bergegas ingin menemui p[ihak Jepang, tiba-tiba Dr.Aryo dan asistennya dihadang oleh Adi di halaman rumahnya. Dr.Aryo sangat kaget karena Adi muncul secara tiba-tiba dan tidak ada yang mengenalinya. Adi pun berusaha mencegah Dr.Aryo dan meminta untuk membatalkan niatnya.
''Siapa kamu? Kenapa kamu ada di rumah saya?.'' Tanya Dr.Aryo yang terkejut dengan kemunculan Adi.
''Saya bukan siapa-siapa pak, saya hanya ingin bapak tahu, bahwa tindakan bapak yang ingin membocorkan semua rencana yang sudah dibuat oleh Bung Karno dan yang lainnya, hanya akan merugikan diri bapak sendiri dan juga bangsa ini.'' Kata Adi.
''Darimana kamu bisa tahu kalau saya akan melakukan hal itu? Kamu ini siapa?.'' Tanya Dr.Aryo yang kebingungan.
''Siapa saya dan darimana saya, itu semua tidak penting pak. Saya hanya ingin memohon kepada bapak agar membatalkan niat bapak dan mengikuti rencana yang sudah dibuat oleh Bung Karno dan yang lainnya.'' Kata Adi sambil memohon.
''Tahu apa kamu anak muda?, kamu tahu berapa banyak nantinya korban yang akan berjatuhan ketika Jepang sudah datang?. Jepang pasti tidak akan membiarkan pembacaan naskah proklamasi itu berlangsung. Kemerdekaan bisa diraih dengan cara yang damai tanpa harus menumpahkan darah rakyat.'' Kata Dr.Aryo
Dr.Aryo dan asistennya masih tetap pada pendiriannya dan tetap ingin pergi menemui pihak Jepang. Adi berusaha menghalanginya sampai asisten Dr.Aryo memukul Adi hingga terjatuh. Seketika itu Adi teringat tentang kata-kata pak Wira yang ditemuinya di pesawat saat pulag dari Indonesia, dan dia pun mengatakan kata-kata yang sama kepada Dr.Aryo.
''Asal bapak tahu, bangsa ini bukan bangsa yang lemah, lebih baik hancur lebur daripada harus bertekuk lutut dihadapan para penjajah. Meskipun harus mati, kami rela, asalkan jangan serahkan nasib bangsa ini kepada mereka para penjajah.'' Kata Adi yang menirukan kata-kata pak Wira.
Namun Dr.Aryo mengabaikan kata-kata Adi dan pergi meninggalkannya menuju markas tentara Jepang. Setibanya di sana, Dr.Aryo membeberkan semuanya. Dia memberitahu pihak Jepang tempat persembunyian Bung Karno dan Bung Hatta untuk kemudian meminta Jepang menculik keduanya, dan dia juga memberitahu bahwa pihak Indonesia akan mempersiapkan 100 pasukan bersenjata untuk mengawal jalannya pembacaan naskah proklamasi.
Mengetahui hal itu, pihak Jepang langsung mempersiapkan rencana penculikan Bung Karno dan Bung Hatta yang akan dilakukan besok malam tanggal 16 Agustus 1945. Selain itu pihak Jepang juga berencana menculik Ir.Suryo untuk di asingkan ke luar negeri agar pihak Indonesia mengira bahwa Ir.Suryo lah yang telah membocorkan semua rencana ini dan melarikan diri.
Namun anehnya setelah dari markas tentara jepang, Dr.Aryo teringat dengan kata-kata yang diucapkan oleh Adi dan tidak bisa berhenti memikirkannya sepanjang perjalanan pulang. Adi yang saat itu masih berada di sekitar kediaman Dr.Aryo, merasa putus asa karena merasa telah gagal meyakinkan Dr.Aryo untuk membatalkan niatnya dan dia berfikir bahwa peristiwa yang menimpa kakek buyutnya itu memang sebuah ketetapan yang sudah tidak bisa dirubah.
Tak lama kemudian Adi melihat Dr.Aryo yang sudah kembali dari markas Jepang. Dia pun menyelinap masuk ke halaman rumah Dr.Aryo dan menguping pembicaraan Dr.Aryo dengan asistennya. Terdengar bahwa Dr.Aryo berniat pergi ke rumah Ir.Suryo untuk menemuinya dan membicarakan suatu hal penting dengannya. Mendengar hal itu, Adi bergegas menyelinap masuk kedalam bagasi mobil Dr.Aryo dan ikut pergi ke rumah Ir.Suryo. Setelah tiba di kediaman Ir.Suryo, Adi dengan hati-hati keluar dari bagasi mobil kemudian menguping pembicaraan Dr.Aryo dan Ir.Suryo.
Tidak disangka, Adi justru mendengarkan permintaan maaf dari Dr.Aryo kepada Ir.Suryo dan terlihat dia sangat menyesali semua perbuatannya, dia mengaku telah khilaf karena membocorkan rencana hasil musyawarah kepada pihak Jepang.
''Saya kesini ingin meminta maaf pak.'' Kata Dr.Aryo.
''Minta maaf untuk apa?.'' Tanya Ir.Suryo.
''Maafkan saya pak, saya telah membocorkan semuanya, saya sadar akan kesalahan saya, saya siap dihukum karena kesalahan saya.'' Kata Dr.Aryo sambil menangis tersedu-sedu.
''Apa maksud tindakanmu itu?, kau ingin menghianati bangsamu sendiri?.'' Tanya Ir.Suryo yang sangat kaget mendengar ucapan Dr.Aryo.
''Sekali lagi saya minta maaf, saya khilaf pak, saya siap melakukan apapun untuk memperbaiki keadaan ini.'' Kata Dr.Aryo yang sangat menyesali perbuatannya.
Selanjutnya dia memberitahu Ir.Suryo tentang rencana Jepang yang akan menculik Bung Karno, Bung Hatta dan Ir.Suryo. Dia meminta agar memindahkan Bung Karno dan Bung Hatta dari tempat persembunyiannya saat ini ke tempat lain dan meminta agar Ir.Suryo beserta anak dan istrinya untuk ikut bersembunyi dengan Bung karno dan Bung Hatta. Dr.Aryo juga meminta agar menyiapkan 500 pasukan bersenjata pada saat hari pembacaan teks proklamasi nanti. Adi yang mendengar hal itu, merasa sangat senang karena usahanya meyakinkan Dr.Aryo tidak sia-sia. Karena kata-kata yang diucapkan Adi, Dr.Aryo bersedia merubah keputusannya meskipun dia sudah terlanjur membocorkan rencana itu kepada pihak Jepang.
Di malam hari sebelum pembacaan teks proklamasi, jepang melancarkan aksi penculikan kepada Bung Karno, Bung Hatta dan Ir.Suryo. Namun betapa kagetnya tentara Jepang yang mendapati tempat persembunyian Bung Karno dan Bung Hatta yang sebelumnya telah diberi tahu oleh Dr.Aryo ternyata sudah kosong tidak ada siapa-siapa. Dan juga kediaman Ir.Suryo juga sudah di kosongkan. Disitu pihak Jepang baru menyadari bahwa mereka telah ditipu oleh Dr.Aryo.
Keesokan harinya tanggal 17 Agustus 1945 naskah proklamasi dibacakan di kediaman Bung Karno. Menjelang naskah proklamasi dibacakan, 200 pasukan bersenjata dari tentara jepang datang ke lokasi untuk menggagalkan acara di hari itu. Namun betapa kagetnya tentara Jepang karena disitu sudah ada 500 pasukan bersenjata yang siap mengawal jalannya pembacaan naskah proklamasi, dimana sebelumnya Dr.Aryo memberitahukan kepada pihak Jepang bahwa hanya akan ada 100 pasukan bersenjata yang mengawal jalannya pembacaan naskah proklamasi. Menyadari bahwa mereka kalah jumlah, tentara Jepang pun memilih untuk mundur tanpa perlawanan. Dan acara pembacaan naskah Proklamasi pun berjalan dengan lancar tanpa adanya pertumpahan darah seperti yang dikhawatirkan oleh Ir.Suryo dan Dr.Aryo.
Adi yang saat itu ikut menyaksikan pembacaan naskah proklamasi, merasa sangat bahagia karena dia berhasil menyelesaikan tugasnya. Dia berhasil menggagalkan peristiwa penculikan terhadap Bung Karno, Bung Hatta dan juga Ir.Suryo dan membuat Indonesia merdeka di tahun 1945 bukan ditahun 1950. Dia berhasil merubah sejarah dan merubah takdir keluarganya. Karena merasa tujuannya sudah tercapai, tiba-tiba Adi merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Dia menyadari bahwa hal itu adalah tanda bahwa sudah waktunya dia untuk kembali ke masa depan. Tak lama kemudian dia terlempar dan ketika membuka mata, dia sudah berada di masa depan.