My Self

Seorang gadis pendiam, santun, religius, namun penuh dengan ambisi. Ya itulah aku, Vika Kholifatun Nisa Mubarok. Orang-orang biasa memanggilku Vika.

Vika terlahir dari keluarga kalangan kyai dan pemuka agama di desanya. Dahulu, kakek buyutnya seorang kepala desa terkemuka. Dan kakek Vika, Kyai. H. Ali Abdullah merupakan seorang Kyai yang dihormati warga desa. Sebab itulah Vika memiliki sifat religius berkat didikan keluarganya.

Vika hidup di desa yang tidak jauh dari perkotaan. Vika kecil adalah seorang yang gemar mengaji. Vika sudah pandai dan fasih membaca Al-Qur'an sejak usia 5 tahun. Ibunya yang mengajarkan Vika mengaji, Ibunya juga sangat membatasi waktu Vika bermain diluar bersama anak yang lain. Wajar saja, Vika merupakan anak tunggal yang telah di nanti-nanti kehadiran nya selama 7 tahun oleh ayah dan ibunya. Tetapi sebenarnya saudara sepupu Vika juga tinggal bersama orangtua nya sejak kecil. Dan Vika sudah menganggap sepupunya itu sebagai kakaknya sendiri.

Fathin Maulida Kamila, dia sepupu Vika yang kerap dia dipanggil dengan sebutan "Kakak". Hanya terpaut 5 tahun usia mereka. Wajah mereka juga mirip, tak diragukan lagi jika mereka memang pantas menjadi kakak beradik. Bahkan Vika dan Fathin sering dianggap kembar bagi orang baru mengenal dan melihat mereka. Fathin memiliki sifat yang hampir sama dengan Vika. Hanya saja Fathin bukan orang yang pendiam, dia dikenal ramah dan murah senyum.