~dirumah Vika.
Selepas pulang sekolah Vika segera ganti baju dan makan siang. Setelah itu Vika pergi ke kamar untuk bersiap melaksanakan sholat Dhuhur, Vika tak lupa selalu berdo'a dan curhat tentang kehidupannya kepada Alloh SWT setiap selesai sholat. Vika merasa setelah curhat dan mencurahkan semuanya kepada Tuhan, dia sangat lega dan tak ada beban lagi. Hal ini yang menjadi kebiasaan wajibnya seusai sholat.
Setelah beribadah, Vika membaringkan tubuhnya di atas kasur kamarnya sambil mengecek pesan masuk di handphone nya. Di grup kelas ada pesan dari Wali Kelasnya, beliau menyebarkan file berisi pamflet pendaftaran organisasi kepramukaan. Vika membaca file tersebut dan merasa tertarik untuk mendaftarkan dirinya, maklum saja Vika sudah sangat aktif dalam Kepramukaan sejak di SD, dia sering mengikuti perlombaan pramuka, berkemah, dan jambore sejak kelas 3 SD. Jiwa kepramukaan nya sudah tumbuh sejak saat itu.
Vika bergegas pergi mencari ayah dan ibunya yang sedang duduk di teras halaman rumah. Vika berniat meminta izin kepada orangtuanya untuk mengikuti Organisasi Pramuka tersebut.
Vika : "Ayah Ibu, Vika mau minta izin ikut Organisasi Pramuka di sekolah boleh?"
Ibu : "Iya boleh, yang penting tetap jaga pola makan yang teratur"
Ayah : "Ayah izinkan asalkan kamu bisa bagi waktu antara sekolah dan organisasi dengan baik"
Vika : "Siap boss"
Kedua orangtua Vika merespon baik niatan Vika untuk ikut organisasi. Handphone Vika berbunyi, ternyata ada telepon masuk dari Icha.
~telepon
Vika : "Assalamu'alaikum..."
Icha : "Wa'alaikumussalam... Vik, kamu udah buka file dari Bu Tantri (Wali Kelas 7A) belum?"
Vika : "Udah kok"
Icha : "Kamu ikut gak?"
Vika : "Rencananya sih gitu, Yuk Cha ikutan lumayan biar punya pengalaman organisasi"
Icha : "Tapi aku takut gabisa bagi waktu"
Vika : "Cha.. Aku kasih tau ya kesempatan itu datangnya gak dua kali, kita manfaatin selagi ada, lagipula kalo kita memang udah niat pengen ikut organisasi pasti semua resiko dan kendala bukan jadi penghalang sih menurut aku, tinggal kamu nya aja gimana"
Icha : "Tapi aku orangnya gampang sakit Vik, gak strong kayak kamu"
Vika : "Semua keputusan ada di kamu, aku cuma bisa kasih sarang doang dan gabisa paksain kamu juga untuk ikut organisasi"
Icha : "Yaudah Vik aku tanya orangtua aku dulu ya, kita liat aja besok hasilnya gimana"
Vika : "Good luck Cha..."
Icha : "Iya Assalamu'alaikum"
Vika : "Wa'alaikumussalam"
Vika mematikan telepon nya, dia sudah sangat yakin dan siap untuk daftar organisasi besuk pagi.
~malam pun tiba.
Setelah sholat Isya' Vika berdo'a dan mohon petunjuk supaya keputusan nya untuk ikut organisasi sudah tepat dan selalu diberikan kemudahan dalam menjalaninya. Selepas sholat Vika belajar pelajaran untuk besuk. Hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 21.00 Vika sudah mengantuk dan beranjak pergi ke tempat tidurnya.
~ke-esokan harinya saat disekolah.
Sebelum bel masuk berbunyi, Vino sebagai ketua kelas memberi pengumuman kepada anggota kelasnya,
"Bagi yang berminat mengikuti organisasi kepramukaan, pendaftarannya dilaksanakan nanti setelah pulang sekolah, bertempat di Aula sekolah" Ucap Vino lantang sambil berdiri didepan semua murid.
Bu Tantri pun datang setelah Vino memberikan pengumuman. Pelajaran hari ini segera dimulai.
Tak terasa waktu sudah pukul 12.00 pelajaran pun usai. Vika yang mendengar pengumuman ketua kelas nya tadi pagi langsung menanyakan keputusan Icha kemarin siang mengenai organisasi.
Vika : "Gimana Cha jadinya?"
Icha : "Sorry Vik, aku kayaknya gabisa ikut deh"
Vika : "Loh kenapa? Orangtua kamu ga setuju ya?"
Icha : "Sebenarnya orangtuaku nyerahin keputusan nya sama aku, tapi aku udah bener-bener ga pengen ikut organisasi dulu dan fokus sama sekolah aja"
Vika : "Yaudah kalo emang itu udah keputusan kamu, Kalo gitu aku ke Aula dulu ya, kamu pulangnya hati-hati dijalan"
Icha : "Sukses ya Vik!!"
Vika : "Siap cantik..."
Vika menuju ke Aula sekolah bersama Hilda dan Sindhi teman sekelasnya yang mau daftar organisasi. Mereka melihat Yogi dan Azka teman sekelasnya juga yang hadir di Aula tersebut.
Hilda : "Kelas kita cuma berlima ya yang ikutan?"
Sindhi : "Kayaknya sih gitu"
Mereka mulai mencatat namanya masing-masing di kertas formulir pendaftaran dan berharap bisa keterima menjadi anggota.