BAB 45: Ulang Tahun Adelia

14 Februari,

Malam ini adalah malam yang sungguh spesial bagi Adelia. Bukan hanya karena ini adalah malam Valentine. Tapi hari ini juga, ulang tahun Adelia. Ia dan Lisa berjalan setengah berlari menuju flat 27 setelah menyelesaikan kuliahnya yang baru kelar pukul 8 malam. Malam ini Adelia akan menjamu teman-teman seasramanya untuk mengadakan tradisi "flat dinner". Pada malam ini, selain teman flat 27, Adelia juga mengundang Malik, Justin dan Hisyam. Dalam hati, Adelia benar-benar berharap tidak terjadi pertumpahan darah yang tidak penting.

Biasanya dalam flat dinner, si birthday girl/boy akan menghindangkan makanan utama, sementara teman-teman seasrama lain juga ikut menyumbangkan sesuatu untuk memeriahkan suasana. Biasanya para cowok-cowok akan patungan untuk membeli bir, champaigne, atau alkohol lain. Diva biasanya akan menyumbang 1 macam lauk, dan Polly dahulu pernah menyumbangkan biskuit atau cupcakes simpel buatannya.

Untung saja sebelum berangkat kuliah, Adelia sudah mempersiapkan segala yang diperlukan malam ini. Tema pesta malam ini adalah kebab. Ia sudah membuat setidaknya 30 gulung kebab ukuran besar dengan aneka rasa, dengan isian selada iris, keju, mayones dan bumbu BBQ. Ketika mereka sampai di flat, yang perlu mereka lakukan adalah mengoles gulungan-gulungan kebab itu dengan butter cair dan memanggangnya di oven. Lisa sudah menyiapkan salad buah yang terdiri dari semangka, strawberry, plum, pir dan apel.

Ketika kedua gadis itu sudah sampai di flat, aroma saus pasta menyeruak dan membuat mereka lapar. Diva sedang berdiri di depan kompor sambil mengaduk-aduk sepanci besar saus merah. Sedangkan panci disebelahnya tampak pasta spageti sedang direbus.

"Just incase there is someone who's craving for pasta ( Hanya jaga-jaga bila diantara para tamu ada yang menginginkan pasta)", jawab gadis itu. Adelia langsung memeluknya dengan erat. Benar-benar teman serumah yang pengertian! Kotoko yang baru saja keluar dari kamarnya, langsung menuju kulkas dan mengeluarkan sebuah kue tart kecil yang penampilannya sangat cantik dan rapi. Dia meletakkan kue itu di meja makan, sehingga Adelia dan Lisa bisa membaca tulisannya. "Happy Birthday to sweet Adelia".

"Kotoko! You made this?", tanya Adelia tak percaya. Gadis jepang itu tersenyum malu-malu.

"I hope you like it", katanya grogi. Lagi, Adelia menerjang cewek itu dan memeluknya erat.

"Thank you Kotoko! I love it!", balas Adelia. Ia tidak menyangka teman-teman serumahnya begitu perhatian dan pengertian. Keempat gadis itu pun langsung kembali sibuk mempersiapkan acara malam itu. Adelia mengoles-oles ke 30 kebab dan memasukkannya ke dalam oven, sementara Lisa mulai sibuk menyiapkan salad buah dan menatanya dengan indah di meja makan. Kotoko mulai menata sofa-sofa dan kursi agar semua orang bisa bersantai dan ngobrol selama pesta berlangsung.

Tidak berapa lama, muncullah Marvin dan Gavin dengan 2 botol champaigne dan 1 kerat bir. Adelia dan Lisa berlonjak kegirangan melihat bawaan cowok-cowok itu.

"Happy birthday beautiful", kata Gavin sambil memeluk Adelia. Gadis itu pasrah di peluk cowok cakep itu. Sedetik kemudian Marvin pun mengucapkan hal yang sama dan memeluk Adelia juga. Adelia yang terlalu senang dan bersemangat, langsung menata gelas-gelas champaigne dari plastik yang juga dibeli oleh Marvin. Jumlahnya ada selusin. Ia mencoba menyusunnya berbentuk piramid mini, seakan-akan ini sebuah pesta mewah yang pernah ia hadiri sebelumnya.

"Ting nongggg", bel berbunyi, dan refleks seluruh yang berada di dapur melirik ke ada pintu kaca itu. Malik dan Justin. Yesss lebih banyak kemeriahan. Kotoko membukakan pintu untuk kedua cowok itu.

"Hellooo! we are bringing more alcohol!", seru Malik sambil mengangkat tingg-tinggi 2 botol wine dan seplastik besar alkohol bototal yang biasa disukai oleh Adelia dan Lisa. Untuk saja Adelia sudah menyiapkan seliter jus apel di kulkas untuk Malik yang memang tidak meminum alkohol

"Woooohoooo", jawab Adelia kegirangan! Ia segera mempersilahkan Malik dan Justin duduk di meja makan, dan memasukkan alkohol-alkohol itu ke kulkas agar dingin.

"Wah wah wah ada pesta apa nih? Valentine dinner party?", tiba-tiba Maretha muncul melihat kemeriahan di dapur. Kontan semua yang sedang mempersiapkan pesta langsung menatap gadis itu dengan bengong. Apakah ada yang lupa memberi tahunya bila hari ini Adelia berulang tahun? Maretha tidak sendiri, Bastian ternyata mengekor di belakangnya.

"Kita ngadain flat dinner. Yuk, semua diundang kok", kata Adelia ramah kepada Maretha dan Bastian. Ia memberikan gesture agar mereka berdua langsung saja duduk di meja makan bersama Justin dan Malik. Justin menatap Bastian dengan ekspresi aneh. Ia teringat terakhir kali ia bersinggungan dengan cowok itu, di flat ini juga. Bastian dan Adelia melakukan video call seakan-akan mereka adalah sepasang kekasih. Lalu ini apa? Cowok itu bahkan muncul dengan perempuan lain! Ternyata cowok yang bernama Bastian itu sudah punya pacar, dan pacarnya bahkan teman serumah Adelia?!

Ketika Maretha akhirnya duduk, ia langsung menatap kue ulang tahun yang sangat indah itu. Tiba-tiba ia menyesal sudah ikut bergabung dengan pesta ini.

"Gue kira mau rayain valentine. Ternyata ini ulang tahun elooo?", tanya Maretha kepada Adelia yang sedang menyiapkan saus-saus untuk cocolan sang kebab. Ekspresi dan suara Maretha terdengar tidak merdu. Maretha tidak menyangka, Adelia begitu dicintai oleh semua orang.

"Eh eh iya... hihihi", jawab Adelia malu-malu. Maretha melengos dan melirik Bastian. Apa pacarnya tahu bila Adelia sedang berulang tahun? Kenapa tiba-tiba cowok itu males makan di luar, dan malah mengajak Maretha untuk memesan pizza aja? Apakah sebenarnya cowok itu juga diundang? Apa sebenarnya Bastian memang menginginkan merayakan ulang tahun cewek itu? Kenapa semua serba kebetulan?

Marvin sang DJ dadakan seperti biasa, langsung melantunkan lagu-lagu jedak-jeduk dengan bantuan laptop dan speaker seadanya. Seketika suasana menjadi hangat, terutama setelah botol-botol bir disajikan bersama dengan biskuit-biskuit buatan Kotoko. Ketika kebab yang dipanaskan di oven telah selesai, aroma tortila panggang lapis butter langsung menyeruak dan membuah suasana lebih gadung lagi. Masing-masing mengambil kebab sesuai dengan rasa yang mereka sukai. Ketika kebab itu digigit, sayur renyah dan segar berpadu dengan lelehan keju dan saus BBQ, menambah keindahan daging panggang iris di dalam kebab itu.

"Adelia and Lisa! Kebab ini enak banget! Eh tunggu dulu! Kenapa isinya sosis? Kayak kebab ala ala di indo aja kebab isinya sosis. Tapi serius, ini enak juga", cerocos Malik. Lisa dan Adelia tertawa. Ya jelas ajalah isinya Cuma sosis sapi, atau ayam suwir, atau tuna kaleng. Mana bisa dan mana sempat mereka memanggang daging kebab seperti gerai-gerai kebab original Arab. Yang penting ada yang bisa di gulung dan dimakan aja. Dan bukan hanya Malik, sepertinya tamu-tamu yang lain juga sangat menikmati kebab ala ala Adelia, dan juga sangat menikmati pasta buatan Diva. Sempurna!

"Today we are here, to celebrate the sweetest and amazing girl, Adelia. Thank you for being a beautiful and an apple to our flat. Happy Birthday Adelia. (Hari ini, kita sedang merayakan, gadis termanis dan mengagumkan, Adelia. Terima kasih karena menjadi gadis cantik dan kesayangan dari flat ini. Selamat ultang tahun Adelia)", Gavin membuat sebuah pidato singkat, sambil mengarahkan semua untuk mengangkat gelas champaigne yang terbuat dari plastik itu.

Adelia tersipu malu, dan ia pun mengangkat gelas champaigne itu sambil menatap seluruh wajah yang hadir pada malam itu. Semua tersenyum kecuali Maretha. Ah biar saja nenek sihir itu bete sendirian.

"Thank you everyone. Thank you for being my best best best friends, and thank you for being here with me today. I love you all. And, happy valentine's day too!", jawab Adelia.

"CHEERS!", semua kompak mengangkat gelas mereka tinggi-tinggi dan meminumnya. Tepat pada saat itu...

"Ting nong....", bel flat mereka berbunyi. Semua tamu yang sudah mulai meneguk champaigne mereka, terkejut dan melayangkan tatapan mereka ke pintu. Siapa lagi kah yang datang? Sepertinya sudah semuanya. Gavin berjalan ke arah pintu, dan ia melihat seorang cowok memegang buket bunga berwarna merah. Gavin mengenal sang tamu yang baru saja datang. Namun Gavin yakin, pastilah ia salah satu undangan pesta.

"Please come in! You must be here for Adelia's birthday!", katanya dengan ramah. Hisyam bingung, tapi tetap mengangguk. Sebenarnya ia lupa hari ini Adelia sedang berulang tahun. Ia hanya ingin merayakan malam valentine bersama Adelia. Kenapa Adelia tidak mengundangnya sebagai tamu pesta ulang tahun? Ia kira Adelia mengundangnya dalam rangka hari valentine. Ia berharap bisa menghabiskan malam ini bersama Adelia... sampai pagi. Sepertinya rencana itu harus ditunda.

Ketika Hisyam muncul di common room yang sudah meriah itu, mata Bastian, Marvin, Justin dan Malik langsung berkilat-kilat. Mau apa cowok itu disini? Suasana tiba-tiba mencekam. Adelia yang tadi sudah meneguk habis champaignenya, sepertinya memerlukan 2 gelas lagi untuk melewati momen ini. Ia memang mengundang Hisyam. Namun ia lupa mempersiapkan tamu-tamu lain kalau ia akan mengundang... pacarnya. Bahkan sebenarnya ia berharap cowok itu lupa dan tidak datang!

"Oh come in Hisyam. Kita sudah mulai makan. Mau champaigne?", tanya Adelia ramah sambil melihat ke sekeliling. Ia sudah salah tingkah ketika Bastian dan Justin menatap Hisyam dengan penuh rasa marah. Ia benar-benar berharap tidak ada kontak fisik yang akan mengganggu pesta ini. Sebaliknya, Maretha baru mulai tersenyum ketika melihat Hisyam masuk. "Hemm, sepertinya ini akan menjadi malam yang sangat menarik", gumam Maretha dalam hati.

"Oww, the birthday boyfriend is here already! That's great!", pekik Maretha sambil bertepuk tangan. "Come and give a speech!", kata Maretha lagi sambil mengarahkan agar Hisyam berjalan lebih dekat ke arah meja makan, agar ia bisa menjadi pusat perhatian. Ia mengarahkan semua orang untuk bertepuk tangan kearah Hisyam dan Adelia.

Hisyam benar-benar berjalan masuk mendekati pusat ruangan. Jalannya pelan, penuh wibawa sambil menatap seluruh ruangan dengan mata elangnya. Buket mawar merah yang ia pegang di tangannya, belum juga ia berikan kepada Adelia. Hisyam memberikan isyarat kepada Marvin agar mengecilkan suara musiknya. Cowok itu sebenarnya enggan, tapi dia sepertinya tidak punya pilihan. Ia mengecilkan volume lagu beyonce yang tadinya benar-benar memeriahkan suasana, dan melipat lengannya di depan dadanya. Tatapannya menyeramkan.

"Adelia, my princess. Happy birthday and happy valentine's day. Thank you for being my lovely girlfriend for the past few months. I am sure, that you are the only one for me. Today, tomorrow and for the rest of my life. I don't want you to be just an ordinary girlfriend. Because I want to spend my whole life with you... (Adelia, tuan puteriku. Selamat ulang tahun dan selamat hari valentine. Terima kasih telah menjadi pacar tercinta untukku beberapa bulan terakhir ini. Aku yakin, kalau kau adalah satu-satunya untukku. Hari ini, besok dan untuk sisa hidupku. Aku tidak ingin kau menjadi sekedar pacar biasa. Karena aku ingin menghabiskan seluruh hidupku dengan mu...)", pidato Hisyam, yang sukses membuat seluruh tamu terkejut dan menahan nafas mereka. Tidak terkecuali Adelia.

Jangan-jangan… sebentar lagi cowok itu akan…