Dua Bayi Tampan Dan Satu Bayi Cantik Bermata Biru

"Nyonya, pembukaan anda sudah dekat. Berdo'a dalam hati, saat saya katakan tarik napas dalam dan buang perlahan lakukan, setelah itu mengejan ya?" Gendhis berjalan mendekati Anna dan memberikan senyuman terbaiknya, sebagai dokter sudah seharusnya dia menenangkan pasiennya.

Anna mengangguk.

"Jika anda tidak kuat, gigit saja lengan bos." Setelah itu dia kembali ke posisinya.

"Sayang, gigit sekuat yang kamu bisa. Berikan rasa sakitnya untukku ya?" Dia mengecup bibir Anna berkali kali.

"Nyonya, kita mulai. Tarik napas lalu buang perlahan dan mengejanlah. Ikuti keinginan bayi yang ingin keluar."

Anna mulai mengejan, dia merasakan setiap proses persalinannya dengan airmata yang mengalir penuh haru dan rasa syukur. Sepuluh tahun lebih dia menunggu hari ini, hari dimana dia menjadi wanita yang sesungguhnya.

'Fateh, bisa kah kamu melihatku?' Batinnya sambil terus mengejan sesuai intruksi Gendhis.