Kebencian

Clara berjalan keluar gerbang, berhenti lalu berbalik menatap bangunan yang telah menjadi tempat tinggalnya selama 19 tahun. Tempat kenangan bersama keluarga, terutama ibunya yang sangat menyayangi dirinya, dengan tidak rela Clara meninggalkan rumah tersebut. Lalu memasuki sebuah mobil yang telah menunggunya sedari tadi.

"jalan pak", Clara berkata pada supir.

Mobil itu melaju, Clara duduk dengan tenang dan pikirannya melayang ke 2 tahun lalu. Saat itu ibunya baru saja meninggal karena tumor otak yang sangat parah.

Baru satu hari setelah ibunya meninggal, ayahnya yang bernama Thomas itu sudah membawa selingkuhan dan 2 anak haramnya. Hatinya benar benar merasa kecewa. Dan satu Minggu kemudian mereka telah resmi menjadi keluarga.

[Sonya nama ibu tirinya]

[Talita Adalah saudara tirinya dan dia lebih tua 2 tahun dari Clara, satu lagi bernama Tania. Dia seumuran dengan Clara].

Dengan pahit hati Clara menerima mereka menjadi keluarganya. Semua harta benda yang ada di rumah tersebut adalah milik ibunya pemberian dari kakeknya.

Namanya juga orang serakah, dikasih hati malah minta jantung. Namun siapa sangka saat Clara baru pulang sekolah, dia mendapati kalau semua barang milik ibunya telah tiada.

"ayah dimana semua barang ibu?" pertanyaan Clara yang meminta penjelasan hanya di jawab dengan kata yang sangat menyakitkan. "Ibumu sekarang adalah dia(menunjuk Sonya yang sedang berperan sebagai istri yang baik dengan cara memasak di dapur). Dan lupakan orang yang telah mati(itu adalah ibu kandungnya)." Setelah itu ayahnya pergi keruang bacanya.

Clara berlari kekamar, menangis sejadinya. "sebegitu cepat kah ibu di lupakan" Clara bergumam dengan air mata yang terus mengalir.

Hari hari Clara di perlakukan dengan tidak adil oleh ibu dan saudara tirinya. Jatah makan yang tadinya 3 kali sehari, menjadi 1 kali. Uang saku sudah tidak di berikan. Biaya sekolahnya pun tidak di bayar. Berkali kali Clara ingin mengadu ke ayahnya, tetapi selalu saja di halangi oleh ibu tirinya.

Ibu tirinya selalu menjelekkan dirinya di depan ayahnya ketika dia pulang bisnis dari luar kota. "Clara boros, pandai berbohong, diam diam membelanjakan uang yang seharusnya buat bayar sekolah, tetapi buat nongkrong bareng teman temannya. Tidak pernah membantu ibunya, hanya bisa keluyuran". Dan ayahnya selalu percaya pada istrinya dan tidak mau mendengar dan bertanya alasannya kepada Clara.

Hari berganti Minggu berganti bulan berganti tahun, Clara melewati hidup dengan diam diam mencari nafkah sendiri buat biaya sekolah dan makan nya. Tidak pernah melawan atau marah, hanya diam dan menumpuk kebencian di hatinya.

Dan hari ini Clara diusir karena di tuduh mencuri kalung milik kakak tirinya, dan barang bukti berada di lemari kamarnya. Sungguh bila dirinya mencuri, apakah dengan bodohnya menaruh barang curiannya supaya terlihat oleh orang lain. Dan yang paling membuatnya sakit hati adalah ternyata dirinya bukan anak kandung ayahnya.

Clara menghela nafas sambil menatap jalanan dari dalam mobil. Kata kata ayahnya terus terngiang di kepalanya,"Dasar anak tidak tahu berterima kasih, sia sia aku membesarkan anak orang lain" Kata Thomas dengan berteriak ke Clara.

Clara hanya tersenyum masam, ternyata dia bukan anaknya. Pantas saja dia selalu diperlakukan tidak adil semenjak ibunya meninggal.

....

Mobil melaju membawa Clara kesebuah apartemen..