Sinar Matahari menghujani seluruh Daratan Kota, membuat Seluruh Isi Kota Terlihat dengan amat sangat jelas, Bangunan, Pepohonan, Hewan, dan Manusia.
Disebuah Puncak Gunung terlihat beberapa orang dengan Pakaian Dokter keluar dari sebuah Menara, membawa seorang Anak dengan Pakaian serba Putih berjalan ditengah Kerumunan Orang-orang tersebut.
"Buka Mata mu dan lihatlah disekelilingmu"
Ujar salah satu Orang dikerumunan tersebut.
Setelah mendengar Perintah, Anak itu langsung membuka Mata dan Hal Pertama yang dia lihat adalah Sumber Cahaya yang menghujani dirinya, Yaitu MATAHARI.
Melihat betapa terangnya Cahaya Matahari, Sontak Anak itu memalingkan Pandangannya karena Sinar yang terlalu Terang.
"Mulai Sekarang kau Bebas, Kau boleh melakukan apapun didunia luar ini."
Ujar Dokter dengan Perawakan yang tinggi, Kekar, dan juga Tua.
"Tapi dengan satu Syarat, Kau tidak boleh memberitahu Siapapun tentang yang apa yang sudah kau alami selama ada di Menara ini."
Sambung Dokter ini sambil menyentuh pundak Anak itu.
Sontak Anak itu mengangguk untuk merespon Perintah Dokter tersebut.
"Karena kau sudah Bebas, Berarti kau sekarang juga sudah bisa Berbicara dengan Bebas juga."
Mendengar Ucapan tersebut, Bocah itu Kaget namun Bahagia.
"B-BAIK DOKTER"
Jawab Anak itu dengan Wajah Bahagia.
"Dan satu lagi, Mulai sekarang namamu adalah Furia, Kau boleh memperkenalkan namamu itu kepada Siapapun."
"Baik Dokter, Mulai sekarang Aku adalah Furia."
"Bagus..., Selama kau didunia luar, Pastikan kau mempelajari Banyak hal di dunia ini, dan Pastikan kau tidak salah melangkah, Serta Ingatlah satu Hal---"
Belum selesai Berbicara terdengar Ledakan didalam Menara, Membuat semua orang diluar terkejut dan langsung berlari kedalam Menara.
Melihat hal tersebut Sang Dokter berlari kedalam dengan tergesa-gesa.
Sebelum memasuki Menara Sang Dokter terlihat mengucapkan sesuatu, Namun semua yang dikatakan Dokter tidak terdengar oleh Furia, dikarenakan suara Gaduh didalam Menara yang bergema hingga keluar.
Setelah Pintu tertutup, Furia sempat diam sejenak ditemani suara Gaduh didalam Menara dan Hembusan Angin Pegunungan.
Dirasa sudah cukup terdiam, Furia berjalan menjauh dari Menara menuju ujung Tebing Gunung tersebut.
Sambil Menatap Langit Biru, Awan yang Bergerak menutupi Matahari, Furia memejamkan Matanya, Ketika Awan yang menutupi Matahari itu menjauh, dan Matahari mulai Menyinari Tubuh Furia, tanpa keraguan Furia pun menjatuhkan Tubuh dengan Posisi Menatap Matahari.
Beberapa Detik berlalu setelah Furia menjatuhkan Tubuhnya dari Gunung, dia melihat Pemandangan Puncak Gunung yang semakin Menjauh, dan Matahari yang semakin mengecil, ditengah Udara itu Furia mengucapkan sesuatu.
"Selamat Tinggal Dokter."
------>