Pagi hari disebuah kerajaan, tampak banyak kegiatan yang tengah berlangsung. Mulai dari membersihkan puing-puing bangunan, membagikan makanan kepada mereka yang membutuhkan, mengobati mereka yang terluka saat pertempuran dan orang-orang saling gotong royong untuk memperbaiki rumah mereka sampai-sampai suara kerja keras mereka terdengar hingga ruang tahta Raja.
"Raja, laporan kerusakan hari ini." Herman menyerahkan lembaran kertas.
Raja Troya langsung kaget. "Sebanyak ini?!"
"Benar, banyak aset kota yang ludes terbakar sehingga festival malam tadi ditiadakan dan juga …" Herman mengecilkan suaranya karena gugup.
"Apa?"
Herman berbisik kepada Raja Troya. "Beberapa warga menuntut ganti rugi karena properti mereka dirusak oleh monster."
Raja Troya pun menjadi kesal. "Basta!!"
Basta kaget. "S-Siap Raja!"
Raja Troya yang kesal. "Sudah kubilang jangan sampai ada yang masuk kota!"
Basta gemetar ketakutan. "M-Maaf Raja! tapi setidaknya semua monster sudah kubereskan."
"Hmm.. baiklah akan kumaafkan, pergilah keluar dan bantu para warga," ucap Raja Troya.
"Laksanakan!" Basta lalu pergi dengan semangat
Di tengah kesibukan Raja mengurus berbagai masalah pembangunan, datanglah Tuan Putri Feria beserta teman setianya Vera.
Troya menjadi senang. "Ooo! Putriku … datang untuk menemui Papa! Ada apa?" sambil memberi salam.
"Papa, dimana kedua laki-laki itu? aku ingin berbicara dengan mereka." Feria tengok sana-sini.
Troya seketika menjadi gugup. "Akhh ... s-sepertinya mereka sudah pulang. benar, mereka sudah pulang dari tadi."
Troya berusaha membujuk Feria, dihadapan Vera dan Herman yang sudah tau apa tujuan Raja Troya.
Herman berbisik kepada Vera. "Sebaiknya kamu bantu Tuan Putri, kurasa Raja Troya menyembunyikan mereka tidak jauh dari Istana ini"
Vera berbisik balik. "Baik Ayah."
Tak lama kemudian muncullah seorang pembawa pesan yang ditujukan Raja melalui Herman.
"Maaf Raja, Menteri Pertahanan bersama pasukannya sudah kembali dari benteng Hutan Ferontire." ucapnya.
Troya memberi perintah. "Bawa mereka masuk!"
"Laksanakan, penjaga! bawa mereka masuk!"
Pasukan Centaur dengan armor yang putih berkilau diterpa sinar matahari memasuki ruang tahta Raja dengan gagah.
Erine memberi hormat. "Salam hormat untuk Baginda Raja dan Tuan Putri!"
Semua pasukan centaur mengikuti gerakan Kapten Erine.
"Laporan apa yang kau bawa?" tanya Raja Troya.
Erine pun menjawab. "Seperti yang diprediksi oleh Baginda Raja."
Seketika Basta langsung masuk memotong pembicaraan Erine di ruang tahta Raja.
Basta yang gelisah. "Erine! kau kembali?! B-bagaimana keadaan Desaku?"
Herman marah. "Basta! kamu sudah tidak sopan!"
Basta pun langsung tunduk. "Mohon maaf! saya akan menerima hukuman tapi biarkan saya mengetahui keadaan Desa saya."
"Erine, lanjutkan." Kata Raja Troya.
"Baik, Hutan Ferontire telah diserang oleh 2 Iblis Raksasa dan itu adalah Anak Ifrit."
"..!!" Basta hanya bisa terdiam.
"Saya dan pasukan saya sudah berhasil mengatasi 2 Iblis tapi beberapa warga mengalami luka-luka dan kerugian yang cukup besar karena hampir semua pemukiman Desa ludes terbakar api," kata Erine.
"Kapten Erine, terima kasih sudah menolong warga Desa!!" ucap Basta sambil menundukkan kepala.
"Tidak apa-apa, ini sudah tugas bagiku." Erine tersenyum.
"Basta! sebagai Raja aku memberimu hukuman." Menunjuk Basta.
Basta tunduk. "Siap Raja!"
"Bekerjalah dua kali lipat dan bawalah beberapa persediaan dari Istana yang sudah kusiapkan ke Desamu," kata Raja Troya.
"Terima kasih banyak Raja!" Basta kemudian pergi dengan senang.
Setelah Basta pergi, Raja Troya mengatakan apa yang ada dipikirannya.
"Kalau ku tempatkan dia di Desanya dari awal pasti akan ada korban berjatuhan dan akhirnya dia menyalahkan dirinya."
"Itu benar tuan, tapi kurasa ada yang aneh dari pertempuran itu." Sambung Herman.
Feria semakin penasaran. "Hmm apa mungkin ini ada kaitannya dengan laki-laki itu?"
Erine bingung. "Laki-laki?"
"Oh iya!! Kapten Erine!! sepertinya Tuan Putri ingin berjalan-jalan denganmu!" Raja Troya mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Eh?!" kaget Feria.
Erine langsung semangat. "Siap Baginda Raja!! pasukan bubar!!" sambil memegang tangan Feria.
"T-Tapi.."
"Akhirnya liburanku bersama Tuan Putri sudah tiba!! pegangan yang kuat Tuan Putri!!" Erine lalu menaikkan Feria ke punggung dan langsung pergi.
Semua Pasukan kebingungan. "Eee..?"
Troya menjadi senang. "Hmm bagus-bagus."
"Kapten Erine masih saja tidak berubah," ucap Vera
"Sebaiknya kamu mengikuti Tuan Putri." ucap Herman dengan lirih.
"Siap Ayah! tunggu aku!" Vera pergi keluar.
Kapten Erine mengajak Tuan Putri Feria jalan-jalan mengelilingi kota dan orang-orang yang melihat mereka pun langsung tunduk. Feria hanya bisa melambaikan tangan dan membuat orang-orang disekitarnya terpesona baik laki-laki dan perempuan.
"S-Sungguh menawan sekali.."
"Entah kenapa setelah melihat Tuan Putri tenagaku kembali pulih!"
"Semuanya! ayo kita kembali membangun Kerajaan ini!"
Orang-Orang kembali mengerjakan pembangunan dengan bahagia dan penuh semangat tidak seperti sebelumnya.
Erine tertawa. "Haha.. semuanya terlihat sayang padamu."
Feria menjadi malu. "B-Bisakah kita pergi ke suatu tempat?"
"Tentu, mau kemana?"
"Bagaimana kalau di taman belakang?" kata Vera.
"Ide bagus."
Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke taman belakang dekat dengan Menara Feria. Sesampainya disana mereka akhirnya beristirahat dibawah pohon yang rindang.
"Kapten Erine, boleh aku bertanya ?" tanya Feria.
"Jangan seformal itu, sudah kubilang panggil aku Kakak," kata Erine.
Feria yang ragu-ragu. "B-Baik Kakak."
"Bagus, jadi mau tanya apa?"
Feria yang penasaran. "Apa Kakak percaya dengan munculnya orang dari dimensi lain?"
"Tentu saja percaya, mereka adalah hasil dari fenomena langka di dunia ini." jawab Erine sambil memandang langit.
Feria yang masih penasaran lanjut bertanya. "Apa orang itu berbahaya?"
"Tergantung, karena mereka yang dipanggil ke dunia ini memiliki alasan tersendiri." Erine menjawab dengan tersenyum.
"Hmm jadi begitu." Pikir Feria dengan memegang dagu.
"Kenapa tanya hal itu? jangan-jangan kamu bertemu dengan orang dari dimensi lain ... becanda." Canda Erine.
Feria akhirnya berkata. "Aku bertemu dengannya."
Erine seketika kaget. "Eh?!"
"Vera, cari tempat persembunyian mereka dan bawa mereka ke ruang tahta Raja." Perintah Feria.
"Siap Tuan Putri." Vera lalu pergi mencari Danis dan Roy.
Disaat Vera melakukan tugasnya, Kapten Erine yang masih kaget dengan apa yang dikatakan Tuan Putri Feria.
Di ruangan persembuyian terdapat 2 prajurit yang diutus untuk menjaga Danis dan Roy supaya tidak kabur.
Penjaga yang merasa bingung. "Kenapa kita disuruh menjaga anak-anak ini?"
"Kudengar salah satu dari mereka sudah memegang tangan Tuan Putri." jawab Penjaga lainnya.
Penjaga lalu gemetar ketakutan. "Waahh.. p-pasti Raja marah besar."
"Ini sudah biasa terjadi kan? sebaiknya kita menuruti apa kata Raja." Sambung Penjaga lainnya.
Di ruangan yang sempit dan berdebu Danis dan Roy menghabiskan waktu mereka dengan tiduran.
Roy yang ketakutan. "I-Ini gawat."
"Apanya?" tanya Danis sambil tiduran.
"Hei bisakah kamu merasa takut sedikit? Tempat ini berbeda dengan yang ku kenal." ucap Roy dengan lesu.
"Trus kenapa?" tanya Danis lagi.
Roy menjadi kesal. "Kita tidak bisa pulang, kita sudah tersesat di Dunia ini!"
"Hmm.. sepertinya kamu tau tentang dunia ini." Memandangi Roy dengan curiga.
"I-Itu benar, apa kamu menemui monster raksasa sebelum datang ke dunia ini?"
"Ya, bahkan dia menjadikanku sebagai wadah kekuatannya." jawab Danis.
"Sudah kuduga, baiklah aku akan memberi taumu bahwa sekarang kita ada di Dunia Fantasi," kata Roy.
Danis yang mulai tertarik. "Hmm apa seperti dunia game?!"
"Ya, tapi bedanya disini kamu bisa mati sungguhan."
"Lalu kenapa kamu merahasiakan ini dariku jika kamu sudah pernah kesini sebelumnya?" Danis mulai penasaran.
"Apa kamu tidak sadar?! nyawamu sudah terancam saat datang ke dunia ini sama sepertiku!" jawab Roy dengan marah.
"Ceritakan padaku."
"Hmm.. baiklah, saat pertama kali aku mendapat kekuatan itu dan datang ke dunia ini aku tersesat. Hingga aku bertemu dengan sebuah makhluk mengerikan dengan berlumuran darah dan itu adalah Iblis. Saat aku menatapnya dia langsung ada didepanku dan saat itu pula Papa datang menolongku," kata Roy.
Danis langsung kaget. "He?! jadi paman ada di Dunia ini juga?!"
"Ya semua keluarga kita juga tau, semenjak kejadian itu aku dilarang Papa untuk ke Dunia ini dan merahasiakannya darimu," ucap Roy.
"Dasar Paman..! dia pasti juga tau tentang keberadaan Ibuku!." sambil marah-marah.
"Jangan dipikirkan, Ibumu pasti baik-baik saja." Ungkap Roy.
"APA KAMU SUDAH BERTEMU DENGAN IBUKU?!" Memegang pundak Roy dengan kuat.
"Adu-du! hei tenanglah, terakhir kali aku melihatnya saat aku memperoleh kekuatan ini. Sekarang masalah kita adalah cara untuk kembali pulang."
Danis yang keras kepala. "Tidak, sebelum aku bertemu dengan Ibuku dan mengetahui tentang kebenaran Dunia ini!."
"Oi..oi.. jangan becanda. Ingat Ibumu akan menemuimu jika kamu sudah Dewasa," kata Roy.
"Aku hanya tidak ingin menunggunya di rumah, apa masalahnya?" tanya Danis.
"Coba lihat sekelilingmu, disini tidak ada barang elektronik. Itu artinya tidak ada game dan internet lho." Menunjuk sekitar ruangan.
"Hmm.. Itu tidak masalah." Jawab Danis.
"Makanan disini juga masih seperti jaman dulu lho."
"Memang kenapa?"
Roy dengan ekspresi menakutkan. "Tidak ada coklat disini."
Danis seketika kaku. "..!! Penjaga keluarkan aku dari sini!!! Penjaga!!" sambil menggebrak pintu.
Penjaga yang menghampiri pintu. "Berisik! ada apa?!"
"Apa ada coklat disini?!"
Penjaga mejadi kesal.: "Jangan becanda! mana ada coklat disini!"
"Akhh!!" Danis menjadi lemas.
"hff!" Roy sambil menahan ketawa.
Disaat itu pula Vera datang tiba-tiba entah darimana.
"Wahh ternyata ini tempatnya, lumayan tersembunyi."
Penjaga menjadi kaget. "N-Nona Vera?!"
Penjaga lainnya juga kaget: "K-Kenapa bisa ada disini?"
Vera menjawab. "Perintah Tuan Putri, aku akan membawa mereka ke ruang tahta Raja."
Penjaga yang ragu-ragu. "T-tapi.."
"Perintah Tuan Putri loh," ucap Vera.
Penjaga mulai merasa takut: "S-Siap!" menyerahkan kunci dan langsung kabur dengan penjaga lainnya.
Vera kemudian membuka pintu dan melihat Danis yang lesu. "Dia kenapa?"
"Dia hanya kekurangan dosis coklat," kata Roy.
Vera bingung. "Hah?"
Danis yang lesu. "Coooklat.."
"Disini mana ada coklat? kalau mau coklat beli saja di toko roti sana." kata Vera.
Danis kembali semangat. "Sungguh?!" sambil memegang pundak Vera.
"I-Iya." seketika wajah Vera memerah.
"Horee!!" Danis pergi keluar.
"Hei Danis tunggu!" Roy ikut pergi mengikuti Danis.
Vera berusaha menenangkan diriny. "T-Tadi wajahya dekat sekali.., hei kalian!!" menyusul Danis dan Roy.
Setibanya di lokasi yang mereka dapat hanyalah sebuah bangunan yang roboh akibat pertempuran kemarin.
"Ah..maaf bangunanya masih belum selesai diperbaiki," ucap Vera.
"T-Tidak mungkin." Danis kembali lesu.
Roy menyemangati Danis. "Sudahlah kita cari makanan yang lain, aku yang bayar."
Danis menjadi senang. "Sungguh?!"
"S-sepertinya dompetku ketinggalan, aku tidak bawa uang." sambil meraba celananya.
Danis dengan muka datar. "Dasar."
Tak lama kemudian datanglah seorang ras Murmur yang menghampiri mereka. Ras Murmur adalah ras pekerja dengan suara kecil dan mereka adalah ras yang mudah ditemui disegala tempat seperti kota dan desa.
Murmur berbicara dengan suara kecil. ". . ."
"Kamu bicara apa?" tanya Danis.
"Dekatkan telingamu jika tidak mendengarkan suaranya, mereka adalah ras dengan suara kecil," kata Vera.
Danis kemudian mendekatkan telinganya ke Murmur untuk mendengarkan suaranya..
"Hei bukankah kalian yang menolong kota ini dari serangan Iblis Raksasa?"
"I-Iya.." jawab Danis.
Murmur mengulurkan tangan. "Bisakah kalian membantu kami? sepertinya kami kekurangan tenaga kerja."
"Tentu saja." Menjabat tangan Murmur.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Roy.
"Kita baru saja mendapat pekerjaan!" Jawab Danis dengan semangat.
"Itu bagus, aku ikut dan kamu juga." Menarik lengan baju.
Murmur menjadi senang. "Hahaha.. aku suka jawaban itu."
Vera yang bingung karena ia seharusnya menjalankan perintah Feria "Ehh?"
Mereka memutuskan untuk membantu para pekerja Murmur dimulai dari memperbaiki jalan, membantu para prajurit yang terluka, membangun sebuah tenda, dan masih banyak hal yang lainnya. Vera dan Roy mulai kelelahan dan akhirnya untuk beristirahat sejenak sambil mereka melihat Danis yang bekerja tanpa lelah membantu sana sini.
Vera duduk sambil menikmati minuman. "Kenapa dia masih bisa bekerja ? apa dia tidak lelah ?"
"Dia sudah terbiasa bekerja keras, jangan dipikirkan." ucap Roy dengan menghela nafas.
"Hei nak jangan memaksakan dirimu!" Teriak Pria pekerja.
"Tidak apa-apa!" Danis berlarian sambil membawa bongkahan batu reruntuhan.
"Bisakah kamu membantuku membawa ini?!" Teriak Wanita pekerja yang terlihat kesusahan.
"Baik!" jawab Danis.
Waktu telah terlalui dan senja mulai tiba, para pekerja mendapatkan bayaran mereka masing-masing dan Danis mendapatkan coklat yang ia inginkan dari ras Murmur. Akhirnya kegiatan proyek itu ditutup dengan kegiatan acara makan bersama. Dari hasil perhitungan, proyek pembangunan ini semestinya selesai satu minggu kemudian namun tak disangka proyek itu selesai dalam satu malam dan cukup membuat Herman terkejut. Akhirnya Herman menyuruh prajurit untuk mencari pekerja yang telah berkonstribusi banyak dalam proyeknya.
"Raja, kita sudah berhasil menyelesaikan proyek ini yang selesai lebih awal dan cukup untuk membayar pekerja lainnya."
Raja Troya tersenyum. "Sungguh?! Itu kabar yang bagus sekali Herman!"
"Saya telah mencari pekerja yang sudah berkonstribusi besar dalam proyek ini semoga Baginda Raja mau memberi selamat kepada mereka." Saran dari Herman.
Raja Troya menerima saran Herman. "Tidak masalah, bawa mereka dihadapanku."
"Kemana Vera? apa dia lupa dengan perkataanku tadi?" ucap Feria dalam hati.
"Prajurit! bawa mereka masuk!"
Kedua prajurit mempersilahkan masuk dan tak disangka yang mereka temui itu adalah Vera, Roy, dan Danis.
Feria & Herman kaget. "Vera?!"
Vera lemas dengan menundukkan kepala: "M-Maaf.."
"Oh, halo om." Sapa Danis sambil melambaikan tangan.
"Om katamu ?!!" Raja Troya marah sambil mengeluarkan elemen petir.
Danis langsung takut. "Hii!!"
Roy juga takut. "S-Sudah kubilang jangan panggil dia om.."
"Aku tak mengira kalian bisa keluar dari tempat itu, tapi itu tak masalah karena kalian akan ku hanguskan disini juga!" Raja Troya bersiap menyerang.
Feria membentak dengan marah. "Papa hentikan!"
Troya seketika lemas. "T-Tapi.."
"Mereka tidak punya kesalahan dan mereka sudah membantu membangun Kerajaan ini!" ucap Feria sambil marah-marah.
Troya tambah lemas. "B-Benar juga."
"Aku hanya ingin mengajukan pertanyaan kepada dia, karena dia datang dari dunia lain." Ungkap Feria.
Semua di satu ruangan itu terkejut dengan apa yang dibicarakan oleh Tuan Putri Feria. Feria sudah menyimpulkan bahwa Danis adalah seorang yang datang dari dunia lain karena ia tau bahwa Menara Feria adalah tempat yang memiliki penjagaan yang ketat dan Danis bisa memasuki tempat itu dengan terjun dari atas awan tanpa terdeteksi, masih banyak lagi yang bisa dibuktikan Feria kalau Danis itu adalah orang dari dunia lain.
Troya yang kaget. "A-Apa kamu tidak salah putriku?"
"Dia tidak salah, aku memang datang dari dunia lain," Kata Danis.
Herman yang masih tidak percaya "Jadi kekuatan yang kulihat kemarin itu tidak salah lagi."
"Manusia yang terpanggil ke dunia ini pasti punya tujuan," kata Erine
"Kamu benar, Hei pemuda.. katakan padaku apa yang terjadi padamu saat memasuki dunia ini?" tanya Herman.
"Hmm.. Itu bermula saat aku memasuki sebuah pintu besar lalu aku bertemu dengan monster raksasa berwarna merah, katanya aku adalah penerus Ksatria Api." jawab Danis.
Semua menjadi terdiam dan sebagian tidak mengerti apa maksud Danis, Raja Troya yang awalnya kesal dengan kehadiran Danis kini dia merasa tidak ingin percaya dengan yang dikatakan Danis karena ia sangat mengerti apa maksud yang dikatakan Danis.
Raja Troya mengancam Danis. "Pemuda, berbohong kepada Raja akan membuatmu menderita seumur hidup."
"Dia tidak berbohong! namaku Roy Rajendra! dan aku adalah penerus Pendekar Tanah! kalian sudah melihat kekuatan kami bukan?!" Bentak Roy.
Nama Rajendra adalah nama yang tak asing ditelinga Raja Troya dan Herman karena nama itu hanya dimiliki oleh satu keluarga saja. Raja Troya yang tak bisa berkata apa-apa lagi akhirnya memutuskan untuk menyerah dan akhirnya memilih untuk percaya.
"Sudah lama aku tidak mendengar nama itu ." ucapnya sambil menatap Roy.
"Aku juga."
Raja Troya duduk di kursi tahtanya. "Baiklah aku mengerti."
"Apa maksudnya Papa?" tanya Feria.
"Sejarah lama akan terulang kembali. Perang besar di hari kegelapan." jawab Raja Troya.
Bersambung.