Chapter 1

"Hari yang tenang seperti biasanya."

Seorang pemuda berumur 23 dengan rambut hitam pendek mulai meregangkan tubuhnya setelah duduk hampir 2 jam di kursinya. Berdiri dari kursi yang ia duduki, pemuda tersebut berjalan keluar meninggalakan kamarnya, dan berjalan menuju kamar mandi.

"Hah... Padahal aku ingin sedikit bersantai untuk minggu ini, tapi kurasa tugas ini terlalu banyak," ia menghela nafas lelah. "Lupakan. Tidak baik bagiku untuk terlalu sering mengeluh. Lagi pula, ini sudah menjadi tanggung jawabku sebagai seorang pelajar."

Pemuda tersebut membasuh wajahnya di wastafel dan mengeringkan dengan handuk setelahnya. Dia mulai menatap wajahnya yang terpantul di depan cermin. Kulit berwarna kuning langsat dan wajah yang sedikit di atas rata-rata membuat bersyukur atas takdir yang ia miliki sejak lahir.

"Ini hanya dua jam, tapi mata kananku sudah mulai memerah. Hmm... Sepertinya aku harus beralih ke virtual monitor untuk menjaga kesehatan retina mataku."

Berbalik, pemuda tersebut berjalan meninggalkan kamar mandi. Langkah kakinya berhenti di depan kulkas yang ada di dapur. Mebukanya, dia mengambil sebotol minuman energi berkaleng.

"Yah, kurasa akan menyelesaikan hari ini."

"Menyelesaikan apa? Apa kamu ingin begadang lagi untuk hari ini, Kak Anji?"

Pemuda itu terkejut ketika mendengar sebuah suara dari belakangnya. Dia menuntup pintu kulkasnya dan berbalik ke arah belakang. Di depannya sekarang berdiri seorang wanita cantik dengan piyama berwarna merah maron. Tingginya sekitar 170 cm, lebih pendek dari pemuda bernama Anji tersebut.

"Yah, lagi pula besok hari minggu, kan? Jadi, kurasa tidak apa-apa untuk melapas penatku malam ini."

"Hah... Seharusnya Kakak ini pergi tidur saja daripada menghabiskan waktu istirahatmu untuk bermain dengan VirtualEngine itu!"

Anji tersenyum kecut. "Yah, kurasa bermain game lebih cocok untuk menghilangkan stres, bukan?"

Wanita muda tersebut menghela nafas lagi. "Kenapa Kakak tidak ikut bermain bola voly seperti kemarin dengan teman sekampusmu?"

"Itu terlalu menguras tenaga, lebih baik aku bermain dengan VirtualEngine." Anji menggelengkan kepalanya dengan ekspresi lelah.

"Astaga. Jadi untuk apa pelatihan fisik yang sudah Kakak lakukan bertahun-tahun lalu jika hanya bermain bola volly saja bisa menguras tenaga Kakak? Lagi pula, Kakak juga sering berolah raga setiap minggunya, jadi aku rasa Kakak tidak akan mudah kelelahan hanya untuk beberapa set saja!"

"Baiklah, baiklah, berhenti memarahiku, oke? Lebih baik kamu kerjakan tugas sekolahmu, Okta!"

Anji mengangkat tangannya kanannya dan mulai mengacak-acak rambut adik perempuannya, Okta.

Okta memalingkan wajahnya ketika rambutnya sedang dimainkan oleh Anji. Dengan nada cemberut ia berkata, "Hump, aku sudah menyelesaikan semua tugas rumahku!"

"Hmm... Jika sudah selesai mengerjakan semua tugas rumahmu, maka belajarlah lagi supaya bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi yang kamu inginkan." Anji berjalan menuju kamarnya setelah mengatakan itu.

Membuka pintu kamarnya, ia ahkirnya kembali ke ruangan pribadinya. Kamarnya memiliki ukuran dekitar 6 x 7 meter dengan satu ranjang tidur, dan meja yang yang terdapat monitor di atasnya. Anji mengunci pintu kamaranya ketika akan duduk di kursinya.

Sekilas, dia melihat sebuah pop up notifikasi pesan muncul di layar hand phone miliknya. Anji mengambil hand phonenya dan mulai membaca pesan yang masuk.

'Besok datanglah ke tempat latihan seperti biasa! Kelas sebelah berkata jika mereka ingin bertanding dengan kelas kita.'

"Ini juga sama saja seperti Okta. Hah... Kurasa aku akan bilang jika sibuk dengan urusan keluarga dan tidak bisa datang."

Meskipun memiliki tubuh yang proposal, Anji sebenarnya hanyalah seorang remaja yang ingin bermalas-malasan dan menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang ia sukai. Seperti bermain game, menjelajah media sosial, dan tentunya ia tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Dalam bidang teknologi ia memiliki pemahan cukup tinggi prihal sebuah sistem keamanan. Terkadang, dia juga mendapatkan uang saku lebih dari menjual keahliannya ini.

"Baiklah, kemarin aku sudah selesai dengan menyusupkan program yang aku buat ke server milik mereka. Sekarang, tugasku hanya perlu berurusan dengan security yang terpasang di dalam gamenya!"

Anji mengambil sebuah benda yang terlihat seperti sebuah kaca mata hitam. Kaca mata hitam inilah yang dinamakan VirtualEngine. VirtualEngine adalah sebuah alat yang diciptakan 10 tahun yang lalu untuk bermain sebuah video game. Perangkat ini memiliki kepopularitasan yang luar biasa di seluruh negara karena menyajikan pengalaman bermain sebuah video game secara virtual. Pemain akan dibawa untuk merasakan secara langsung bagaimana rasanya bermain sebuah video game seperti layaknya kehidupan di dunia nyata. Selain itu, banyak juga studio game yang mulai mengincar pasar penjualan game di VirtualEngine.

"... Hmm... Security di dalam gamenya tidak mendeteksi file yang aku masukan ... Baiklah, biarkan aku melihat apakah kau benar-benar memiliki tingkat security yang tidak bisa ditembus seperti yang banyak dikatakan di internet?"

Berdiri dari kursinya, Anji berjalan menuju ranjang tidurnya. Dia memakai kacamata hitam itu terlebih dahulu sebelum mulai berbaring terlentang di atas ranjangnya.

"Baiklah, Engine, menyala!"

Sejumlah cahaya leser tiba-tiba bersinar dan mengenai setiap titik-titik saraf dan otot yang ada di wajah Aji. Sinar leser ini akan memancarkan gelombang yang memberikan sebuah ilusi beruapa rasa, pendengaran, dan pengelihatan ke pada otak pemakainnya.

"Engine menyala." sebuah suara mekanik A.I perempuan terdenger di kepala Anji.

"Game, mulai!"

Ketika Anji mengatakan kata "mulai", leser merah yang mengenai saraf dan otot yang berada dibagian matanya mulai bersinar lebih terang.

Pandangan Anji menjadi kabur untuk beberap saat.

Setelah pulih kembali, tubuh virtualnya sudah berdiri di ruangan tak terbatas berwarma putih dengan beberapa text mengambang yang berputar di sekitarnya.

"Knight, Assassin, Tank, Priest, Fighter, Magic Caster, Archer, Necromnacer, Warlock, Berserk? Sial, sepertinya aku terlalu banyak bermain game fps sehingga tak tahu apa-apa tentang semua ini."

Anji mengklik satu persatu-satu text yang mengambang itu untuk mengetahui seperti apa deskripsinya. Dari apa yang sudah ia baca, dia menyimpulkan bahwa player bisa memilih salah satu dari 10 role yang tersedia. Setiap role ini memliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing ketika datang ke dalam aspek pertarungan.

"Baiklah, biarkan aku mencoba salah safu fitur yang ada di dalam program milikku!"

•••

Seeorang pemuda dengan pakaian hitam sederhana terlihat berdiri dengan diam di tepi kolam air mancur. Wajahnya tertunduk ke bawah untuk melihat bagaimana penampilan sekarang di dalam game.

Pemuda ini adalah Anji.

Penampilannya sekarang tidak terlalu mengalami perubahan yang terlalu banyak, kecuali pupil matanya yang sebelumnya berwarna coklat, kini telah berubah menjadi hitam pekat.

"Hmm... Sepertinya aku perlu menghapus informasi yang sudah mereka rekam mengenai penampilan asliku nanti. Ini akan menjadi masalah besar di masa depan jika mereka mulai bertindak serius kepadaku!"

Berbalik, Anji melihat alun-alun yang sangat ramai dengan orang-orang.

Ada yang memiliki tubuh pria tinggi kekar dengan kapak atau pedang besar yang tergantung di punggungnya, pria dan wanita biasa dengan senjata biasa, orang dengan tubuh tertutup armor sepenuhnya, wanita dengan pakaian witch, bahkan ada juga wanita yang memakai bra dan celana dalam yang terbuat dari sebuah logam tertentu. Ada juga yang berjalan secara berkelompok, sendiri, ataupun sedang bercanda dengan teman-teman mereka.

Anji untuk sementara mengamati apa saja yang bisa lihat untuk membiasakan diri.

Tempat ini memiliki banyak sekali bangunan-bangunan yang terlihat yang terlihat sudah tua, dan banyak tumbuhan yang terlihat seperti gulma menemepel pada dindingnya.

Tatapannya tiba-tiba tertuju ke arah sebuah pilar yang mengambang.

Pilar yang megah ini memancarkan cahaya berwarna merah redup yang menjulang tinggi menembus awan

Ia sekarang teringat tentang deskripsi dari game dengan judul "New World". Ini adalah sebuah game bergenre mmorpg yang terkenal dengan fitur-fiturnya yang sangat banyak. Player bisa melakukan apapun yang mereka inginkan di dalam game. Seperti membuat guild masing-masing, menjelajahi dungeon yang jumlahnya hampir tak terbatas, membuat npc dengan desain dan kemampuannya tersendiri, menjadi seorang merchanist, membuka toko, menyelenggarakan sebuah lelang, membuat sebuah akademi, dan masih banyak yang lainnya. Bahkan pada tingkat tergila, mendirikan sebuah kerajaan di dalam game ini adalah mungkin asalkan player memiliki kekuatan, uang, dan orang-orang yang bisa menjalankan kerajaan tersebut.

Puas dengan melihat sekitarnya, Anji menjulurkan tangannya ke depan. Telunjuk tangannya terlihat seperti sedang menekan sebuah tombol sambil menariknya ke bawah.

Sebuah pop up berbentuk kotak muncul di depannya. Di dalam pop up berwarna abu-abu tersebut, terdapat informasi dasar seorang player.

Tampilannya sebagai berikut,

Nama: Natan

Level: 1

Pekerjaan: Tidak teridentifikasi

Skil: -

Peralatan: -

Statik dasar:

HP: 100

MP: 50

VIT: 10

INT: 12

STR: 26

DEX: 9

Special Stat:

Luck: 8

Charismatic: 5

Skil: -

Skil aktif: -

-10 exp lagi untuk naik ke level 2.-

"Ternyata fitur dasarnya hampir sama seperti kebanyakan game fps yang aku mainkan. Tapi untuk pekerjaan, apa ini karena program yang aku coba sebelumnya? Hmm ... Apakah aku bisa mengganti pekerjaanku ini?"

'Bip! Menganalisis perintah....'

'Bip! Perintah dikonfirmasi. Mulai menampilkan hasil.'

'Archer, Assassin, Fighter, Knight, Magic Caster, Necromancer, Priest, Warlock.'

Pop up kecil tiba-tiba muncul diikuti dengan suara mekanik A.I di dalam kepala Anji. Mulutnya tiba-tiba tersenyum sedikit.

'Sepertinya aku berhasil memasukan A.I pribadiku ke dalam sistem game ini. Ini pasti akan sangat membantuku! Tapi, kenapa suaranya berubah?'

'Bip! Menjawab, Zero akan menggunakan suara yang sudah tersedia di dalam game.'

Senyum Anji semakin naik.

'Hooh, sepertinya kamu belajar sesuatu lagi, Zero.'

'Berapa persen dirimu benar-benar terkamuflase di sistem mereka?'

'Bip! Memaulai analisis....'

'Bip! Analisis selesai. Kemungkinan teridentifikasi oleh system 95%.'

'95%, ya? Zero, apa kau bisa menaikan presentasenya mencapai 100%?'

'Bip! Analisis dimulai ... Analisis selesai. Memerlukan 12 jam untuk memaksimalkan presentase menjadi 100%. Apakah master ingin melanjutkan?'

'12 jam maksudmu di dalam game atau di dunia nyata?'

'Bip! Menjawab, 12 jam dalam waktu dunia nyata.'

'Hmm ... Baiklah, kau bisa memulainya! Tapi, jadikan itu sebagai prioritas kedua!'

'Bip! Perintah dikonfirmasi. Memulai analisis....'

Anji mengangguk senang ketika mendengar suara Zero. Dia tidak menyangka jika A.I yang ia ciptakan dan latih selama 4 tahun bisa mendapatkan kemampuan barunya di dalam game ini.

'Zero, ubah pekerjaanku menjadi Warlock, dan buatlah nomer identitas yang berbeda untuk setiap pekerjaan! Kerimkan secara teratur log palsu sesuai pekerjaan yang sedang aku gunakan kepada system!'

'Bip! Perintah dikonfirmasi. Menyiapakan log player palsu. Pekerjaan berhasil berganti menjadi Warlock. Log palsu mulai dikirimkan sesuai ketentuan waktu system game.'

Pop up kecil menghilang. Pekerjaan Anji yang semula tidak teridentifikasi berubah menjadi Warlock. Namun, tidak ada perubahan sama sekali pada statusnya. Langkah kaki Anji bergerak meninggalkan kolam air.

'Apa ini bug? Zero, apa yang akan terjadi jika aku meningkatan statusku mengguankan pekerjaan ini?'

'Bip! Setiap kali master berganti pekerjaan, status sebelumnya tidak akan hilang, dan akan gunakan ke pekerjaan yang sedang digunakan saat itu juga.'

'Hoho, apa status ini sebenarnya tersimpan di pekerjaan yan tidak teridentifikasi itu?'

'Bip! Menjawab, ya!'

'Hmm, akan aku hitung sebagai fitur yang berguna dari pada memasukannya ke daftar bug... Baiklah, apa sebaiknya aku mulai mencoba program yang lainnya?'

Senyuman masih terpasang di wajah Anji ketika ia berinjak pergi dari tempatnya berdiri sebelumnya.

(Author Note: Tidak disarankan untuk membaca cerita sampah ini. Lebih baik kalian mencari novel lainnya, ok?)