"Tapi kalau sampai itu benar-benar terjadi?" tanya Ashley. Alfred menatap Ashley sembari tersenyum.
"Apakah kamu mengkhawatirkanku? jangan-jangan kamu suka lagi denganku," Alfred yang kepedean membuat Ashley kesal.
"Ish siapa yang suka sama kamu?! kepedean banget. Memangnya aku gak laku sampai suka sama kamu," nyinyir Ashley sembari memalingkan wajahnya. Alfred hanya tersenyum melihat itu. Kemudian Alfred berdiri, saat berdiri Alfred memberikan ponsel milik Ashley.
"Ingat! hp mu masih ada di aku," ujar Alfred. Ashley menoleh lalu mengambil ponselnya secara spontan. Setelah itu Ashley berjalan keluar dari ruangan Alfred tapi baru selangkah ia berjalan, Ashley tergelincir. Alfred yang ada dibelakangnya pun menangkapnya. Mereka berdua saling bertatapan mata satu sama lain.
"Ya Tuhan, dia sungguh menawan tapi sayangnya hanya jutek dan dingin," batin Alfred.
"Dia begitu tampan tapi sikap kepedean nya yang gak ku suka," batin Ashley.
Saat mereka berdua saling bertatapan mata, tiba-tiba saja datang Natalie dan begitu terkejutnya ia melihat pemandangan tersebut. Bahkan buku pasien yang dibawanya sampai terjatuh sehingga membuat Ashley dan Alfred sadar akan kehadirannya.
Ashley pun berdiri tegap sedangkan Alfred berjalan mundur satu langkah. Kemudian Alfred bersikap seolah tidak terjadi apapun didepan Natalie.
"Hmm Natalie bagaimana? apakah hasil tes darah pasien sudah keluar?" tanya Alfred. Natalie tidak menjawab tapi tak ada angin tak ada hujan Natalie meneteskan air mata. Lalu ia berlari kencang menjauh dari Alfred sembari menangis. Alfred dan Ashley sempat bingung dengan tingkah laku Natalie yang tidak seperti biasanya.
"Kenapa dia?" kata Ashley heran.
"Tidak tahu. Biasanya juga dia tidak bersikap seperti ini," ujar Alfred. Alfred melihat buku pasien yang ada didepan pintu. Alfred berjalan dan mengambil buku itu kemudian membacanya.
"Hmm bener dugaan ku," gumam Alfred. Ashley berjalan mendekati Alfred kemudian melewati Alfred. Seklias saat berjalan melewati Alfred, Ashley sempat menatap kearah Alfred dan Alfred juga menatapnya.
"Dia benar-benar menawan," batin Alfred. Ashley pun berjalan menuju ruangan Mike. Alfred menengok kearah kanan dan kiri.
"Oh iya suster Natalie tadi kan nangis sambil lari, sekarang dia kemana ya?" Alfred berjalan keluar dari ruangannya untuk mencari Natalie.
Ketika Alfred berjalan, tiba-tiba saja bajunya ditarik-tarik dari belakang sehingga mengentikan langkahnya. Alfred melirik kebelakang dan ternyata dia adalah...
"Dokter jangan lupa dua menit lagi ada pasien yang di tes pap smear. Sudah buat jadwal sejak Minggu lalu," ujar Natalie yang kini memakai masker diwajahnya.
"Iya, aku ingat. Ya sudah ayo kita segera ke ruangan!" singkat Alfred. Kemudian mereka berdua berjalan menuju ruangannya.
Beberapa menit kemudian...
"Hmm Bu, maaf. Bisa pakaian dalamnya dilepas ya?" ucap Alfred. Pasien yang akan di pap smear hanya mengangguk. Kemudian pasien nya Alfred berbaring terlentang di atas ranjang khusus, kaki pasien berada di penyangga kaki. Setelah itu Alfred pun memasukkan spekulum kedalam vagina, spekulum pun dibuka setelah itu proses akan terus berlanjut hingga pasien kembali berpakaian.
***
"Hmm suster Natalie habis ini apalagi jadwalnya?" tanya Alfred sembari menatap layar ponselnya.
"Habis ini gak ada kegiatan lagi dok, tapi nanti malam sekitar jam tujuh, dokter menjalani operasi angkat rahim," ujar Natalie.
"Oh begitu, baiklah. Berarti aku bisa keluar sebentar ya?" kata Alfred, Natalie mengangguk. Kemudian Alfred pun berjalan keluar dari rumah sakit.
Saat didepan rumah sakit...
"Hmm kira-kira mau kemana dulu ya? sepertinya aku akan membeli salmon liar dan teh hijau," Alfred berjalan menuju parkiran mobil, iapun masuk kedalam mobilnya lalu meninggalkan area rumah sakit.
Dua puluh menit kemudian...
Ashley tampak sedang nongkrong sendirian di cafe. Ia memesan hot chocolate dan beberapa dessert. Saat sedang melamun sendirian, ia tak sengaja melihat Alfred yang sedang menikmati teh hijau sembari membaca sebuah artikel. Alfred tampak begitu serius, ia tidak mementingkan lingkungan sekitarnya.
"Eh tunggu, itu dokter Alfred kan? bukannya hari ini dia ada banyak jadwal?" ucap Ashley. Ashley terus saja mengamati Alfred, ia masih tidak yakin bahwa itu Alfred.
"Mungkin halusinasi ku saja," gumam Ashley. Ashley membuka laptopnya lalu membaca sebuah dokumen yang berasal dari direktur keuangan. Saat sedang membaca, tiba-tiba saja...
"Wah...Wah...Wah... kau ini pasti setiap harinya sibuk memimpin kantormu, kan?" Alfred duduk disebelah Ashley. Ashley terkejut dengan keberadaan Alfred bahkan saking terkejutnya ia tak sengaja menyiram pakaian kedokteran Alfred dengan hot chocolate.
"Ah maaf...maaf," Ashley mengambil tisu dan membersihkan pakaian Alfred yang kotor.
"Sudah-sudah, tidak usah. Lagipula aku ada kegiatan lagi malam nanti kok," ujar Alfred.
"Oh gitu, tapi sekali lagi aku minta maaf ya. Aku benar-benar gadis yang ceroboh," ucap Ashley. Alfred tersenyum mendengarnya lalu ia mengelus rambutnya Ashley.
"Tidak kamu bukan gadis yang ceroboh kok. Itu kan karena aku yang mengejutkanmu," jawab Alfred.
"Hmm, oh ya kamu juga pasti selalu lembur kan?" tanya Ashley.
"Ya awal-awal aku selalu saja lembur apalagi saat aku menjadi dokter bedah," jawab Alfred.
"Loh dulu kamu dokter bedah?" tanya Ashley.
"Ya dulunya aku adalah seorang dokter spesialis bedah di rumah sakit Mayo Clinic, lalu aku beralih ke dokter spesialis kandungan. Aku bekerja di dokter kandungan ini jadi ya baru tiga tahunan sebenarnya sedangkan saat menjadi dokter bedah aku sudah lima tahun," jelas Alfred.
"Kamu pernah menjadi dokter di rumah sakit Mayo Clinic? itu kan rumah sakit terbaik di dunia, keren banget," Ashley memuji Alfred namun Alfred hanya tersenyum.
"Yang dipandang bukanlah rumah sakit tapi kinerja dokter, suster dan bagian-bagian lainnya. Untuk apa bekerja di rumah sakit terbaik jika melayani pasien saja tidak benar," ucap Alfred.
"Iya juga sih, aku setuju dengan pendapat mu," singkat Ashley.
"Hmm dulu waktu saya bekerja di rumah sakit Mayo Clinic, saya lah dokter yang paling sering membedah pasien dimana pun berada. saya tak hanya sendirian saja, saya waktu itu bersama dokter bedah senior, namanya Roy. Tidak ada waktu tidur karena banyak pasien yang keluar masuk," tutur Alfred.
"Hmm berarti kalau misalnya dokter Alfred melakukan bedah terhadap pasien bisa ya?" tanya Ashley. Alfred mengangguk.
"Kadang-kadang di rumah sakit, saat jam kegiatan kosong itu saya suka ngurusin pasien yang mengalami kecelakaan atau pasien-pasien yang terluka dan harus di operasi," kata Alfred.
"Memang the best lah, sudah seorang Agen Rahasia CIA yang terbaik, dokter spesialis bedah terbaik dan juga dokter spesialis kandungan terbaik di rumah sakit Mount sinai medical center," ucap Ashley.
"Kamu juga hebat! mengurus ini itu dalam jangka waktu satu hari," Alfred memuji balik Ashley. Ashley hanya tersenyum mendengarnya.