Kacamata berteknologi

***

Setelah pergi ke kantor polisi, mereka bertiga kembali ke rumah Selena dan melanjutkan merayakan pesta nya.

"Ashley, ini minum buat kamu," ucap Selena seraya memberikan minuman beralkohol ke Ashley.

"Tidak usah, aku tidak suka minum," tolak Ashley secara halus.

"Hmm baiklah. Alfred, bagaimana denganmu? apakah kamu mau?" tanya Selena.

"Tidak! saya tidak mau!" ketus Alfred.

"Oke kalau begitu, aku temui teman-teman yang lain dulu ya," Selena pergi meninggalkan Ashley dan Alfred.

Diwaktu itu, Ashley bangkit berdiri dari bangkunya kemudian menarik bangkunya dan duduk tepat disampingnya Alfred.

"Alfred, ada apa? apakah kamu ada masalah? kalau ada katakan saja, mungkin aku bisa membantu," ucap Ashley dengan polos.

"Tidak, saya tidak ada masalah. Memangnya kenapa?" tanya Alfred dengan dingin.

"Enggak, soalnya dari tadi gelagat mu sudah aneh. Kamu jadi dingin dan ketus," ujar Ashley.

"Oh begitu ya?" singkat Alfred. Ashley mengangguk pelan. Tiba-tiba saja Alfred merangkul bahu Ashley membuat Ashley agak terkejut.

"Saya sebenarnya sedang merindukan tugas baru," ungkap Alfred. Mendengar ungkapan Alfred, Ashley langsung menepis tangan Alfred yang ada di bahu nya.

"Yang benar saja! masa kamu kangen tugas baru, tugas yang sekarang kamu jalani sekarang saja belum selesai masa kamu kangen dengan tugas baru. Hadehhhh benar-benar deh," Ashley menepuk jidatnya ia merasa sangat jengkel dengan Alfred.

"Bukan itu yang ku maksud kan," singkat Alfred.

"Eh?" Ashley langsung menoleh kearah Alfred ketika mendengar ucapannya Alfred.

"Yang ku maksud kan adalah tugas baru sebagai dokter. Misalnya nih dokter-dokter dikirimin ke Surya atau Palestina untuk mengobati korban-korban di sana," jelas Alfred.

"Tunggu! tapi itu kan biasanya tugasnya dokter bedah. Kalau kamu kan sekarang dokter kandungan, jadi mana mungkin dikirim ke tempat-tempat seperti itu," kata Ashley.

"Nah makanya aku ingin kembali jadi dokter bedah lagi biar bisa mendapatkan tugas seperti itu. Tapi menjadi dokter kandungan itu juga seru! ah aku merasa bingung jadinya," cakap Alfred yang membuat Ashley geleng-geleng kepala.

"Kenapa kamu ingin sekali mendapatkan tugas-tugas seperti itu?! kamu tahu tidak, dokter atau tentara yang ditugaskan ke tempat-tempat seperti itu menetap cukup lama disana! setahuku saja sepertinya paling cepat itu setahun dua tahun," tutur Ashley.

"Hmm iya, aku mengetahuinya. Disini aku juga diperlukan sebagai seorang Agen Rahasia, jadi mana mungkin juga aku bisa pergi menjalani tugas itu dan meninggalkan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh Agen Rahasia profesional sepertiku," jawab Alfred.

"Hmm sudahlah sekarang tidak perlu sedih-sedih, lebih baik kita pulang saja! aku udah capek," ajak Ashley seraya bangkit berdiri.

"Tapi, acaranya belum selesai. Masa kita pergi begitu saja?" ucap Alfred yang juga bangkit berdiri.

"Sudahlah jangan menunggu sampai acaranya selesai. Ayo pulang!" tegas Ashley. Alfred pun menurutinya.

Mereka melewati kerumunan dan kemudian berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumah Selena.

Mereka masuk kedalam mobil, setelah itu Alfred mengendarai mobilnya pergi dari sana.

***

Di perjalanan...

"Sebenarnya pesta tadi itu sangatlah membosankan," ujar Ashley.

"Ya kamu merasa begitu karena kamu tidak ngumpul bersama teman-teman yang lain. Dari tadi kan kamu selalu saja duduk di sampingku, padahal aku tidak melakukan apapun hanya saja sedang membuat strategi," kata Alfred.

"Memangnya strategi untuk apa?" tanya Ashley yang tampaknya penasaran.

"Ada deh, bulan depan kamu akan mengetahuinya sendiri," singkat Alfred sembari tersenyum.

"Hmm oh ya Alfred, apakah aku bisa meminta tolong sesuatu?" tanya Ashley. Sekilas Alfred menatap Ashley ketika mendengar pertanyaannya.

"Mau minta tolong apa?" tanya balik Alfred.

"Ini, pakai kacamata ini! plisss," ujar Ashley seraya memberikan suatu kacamata. Alfred melirik kearah kacamata itu kemudian ia menghentikan mobilnya dipinggiran jalan yang sepi.

"Memangnya apa istimewanya kacamata ini?" tanya Alfred.

"Coba pakai dulu! ini aku yang buat selama berbulan-bulan. Hanya kamu yang mengetahui ini! bahkan keluargaku, teman-teman ku dan yang lainnya tidak tahu bahwa aku membuat kacamata ini," tutur Ashley.

Alfred pun mengambil kacamata itu kemudian ia mengenakannya. Ketika mengenakannya, ternyata kacamata itu berguna untuk menguak informasi serta bisa mendeteksi mana informasi palsu dan yang benar.

"Wah, bagaimana kamu bisa membuatnya? Carl saja mungkin tidak bisa," kata Alfred seraya mencopot kacamata nya.

"Aku berteman dengan salah satu mafia rusia kelas kakap. Mafia itu sekarang sudah tidak ada lagi karena dia mengalami kecelakaan! nah saat itu aku dan dia membuat kacamata ini bersama beberapa Agen Rahasia Rusia yang kerjasama dengannya," jelas Ashley.

"Hmm tunggu? kamu berteman dengan mafia Rusia dan Agen Rahasia Rusia, jangan-jangan kamu ini mata-mata mereka yang masuk kedalam Agen Rahasia CIA untuk mendapatkan informasi ya?!" curiga Alfred.

"Ish kamu ini polos atau goblok sih?! ya kalau misalnya aku adalah mata-mata dari mafia dan Agen Rahasia Rusia, mana mungkin aku memberitahukan masalah ini ke kamu! ish kamu ini!" ketus Ashley.

"Hmm benar juga. Terus, ada berapa kacamata ini dan siapa yang memegangnya?" tanya Alfred.

"Waktu itu, aku, mafia Rusia dan Agen Rahasia Rusia membuatnya sebanyak dua buah. Dan itu aku yang memegangnya! dan ketika aku sudah memegang kacamata itu, aku mengatakan pada mereka bahwa kacamatanya tidak bisa digunakan sehingga jerih payahnya selama ini hanyalah sia-sia," jawab Ashley.

"Terus, bagaimana nasib para Agen Rahasia Rusia nya? kalau mafia Rusia nya kan sudah tewas karena kecelakaan," ucap Alfred.

"Hmm kalau itu, aku membunuh mereka semua lalu setelah itu aku bergabung di Agen Rahasia CIA!" ujar Ashley.

"Oh begitu ya! hmm baiklah. Ini kacamata nya, terimakasih telah meminjamkannya padaku," kata Alfred seraya memberikan kacamatanya pada Ashley.

"Tidak! itu milikmu sekarang, kamu bisa menggunakannya apalagi sekarang kamu sedang menjalani tugas. Lagipula aku masih menyimpan satu kacamata seperti itu," tutur Ashley.

"Wah, yang benar ini untukku? terimakasih Ashley," singkat Alfred. Kemudian Alfred menyimpan kacamata itu didalam tasnya lalu ia kembali mengendarai mobilnya menuju rumah Ashley.

***

Keesokan harinya...

"Ashley, apakah semalam kamu mabuk-mabukkan?" tanya Mama nya Ashley seraya masuk kedalam kamar.

"Tidak, Mah. Ashley tidak mabuk-mabukkan! lagipula Mama kan tahu bahwa Ashley tidak suka mengonsumsi minuman beralkohol," jawab Ashley.

"Hmm bagiamana dengan Alfred? apakah dia mabuk-mabukkan semalam?" tanya Mama nya Ashley lagi.

"Hadehhhh Mama, ya pastinya enggaklah! apalagi dokter, banyak mantang. Dia aja kalau ke cafe selalu memesan makanan dan minuman sehat! mana mungkin dia minum-minuman beralkohol gitu," tegas Ashley.

"Oh ya Ashley, kapan Alfred melamar dan menikahkan mu? apakah dia akan melakukan keduanya di tahun ini?" kata Mama nya Ashley.

"Ish Mama, sudah deh jangan bicarakan masalah itu. Ashley tidak ingin membahasnya sekarang!" tutur Ashley.