Follow BubbleCaryophyllales
Selamat membaca
Pagi ini Lucas bangun kesiangan. Padahal udah pake alarm, tapi tetep aja yang namanya Lucas kalo udah sama kasur berat buat bangun. Kasurnya posesive.
Lucas bangun juga karna punggungnya di naikin raka. Rakanya malah asik bangunin Lucas sambil kosplay jadi koboy.
Lucas nurunin raka dari punggungnya, bisa encok kalo gini. Lucas membalik badan membuka sedikit matanya mengintip raka.
"Papa angun!(papa bangun)". Teriak raka tepat di kuping Lucas.
"Bentar, papa ngumpulin nyawa." Lucas masih tetap di posisinya. Bi yuli yang melihat itupun menggeleng maklum, lalu membisikan raka untuk kembali membangunkan lucas.
"Pa ilan pa ilan angun ciang! (pa sembilan pa sembilan bangun siang!" ucap raka sambil menepuk pipi lucas. Lucas mengerti maksud rakapun langsung bangun terduduk.
"Bi udah jam sembilan?!" tanya lucas panik. Waduh bisa gawat urusanya, pagi ini kan Lucas ada kelas. Mampus lah sudah.
Bi yuli belom ngomong apa apa, lucas langsung ngacir ke kamar mandi. Masa bodo sama mandi. Lucas cuma cuci muka, ganti baju, ambil tas.
"Bi saya berangkat dulu ya titip raka." ucap lucas sambil nge rap. "Raka papa kuliah dulu ya. Jangan nakal sama bibi." ucap lucas sambil mengecup pipi raka.
"PAPA!" teriak raka dengan suara sedih, matanya berkaca-kaca siap untuk menangis. Astagfirullah cobaan apa ini, udah telat.
"Apa raka." tanya lucas lembut. Untung raka masih bocah. Kalo udah gede, pasti lucas tinggal. Mepet banget ini waktunya, raka kenapa rewel segala Allahuakbar.
"Itut (ikut)" pinta raka dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah.
"Papa kan mau kuliah." jawab lucas sambil menguap. Nyawanya masih ketinggalan di kamar mandi.
"Itut" raka turun dari atas kasur dan langsung memeluk kedua kaki Lucas sambil merengek. Lucas pusing sendiri jadinya. Bi yuli pun sudah membujuk raka tapi hasilnya tetep nihil.
"Raka kenapa?" tanya Aira di depan pintu kamar lucas. Lucas bernafas lega.
"Ra, ikut gua ke kampus. Lo ngga ada jadwal pagi kan?" tanya Lucas di angguki aira.
"Lo ikut gue, Raka minta ikut soalnya. Nanti gua bawa mobil aja biar lo bisa pulang." jelas lucas. Alhamdulillah ada gunanya juga akhirnya punya mobil, ga cuma buat menuh-menuhin parkiran.
"Loh? Raka main aja yuk sama tante, nanti kita main bola di lapangan." bujuk aira berhasil membuat raka tertarik.
"Yu!" raka berlari keluar kamar lucas di ikuti Aira.
"Sarapan dulu mas." tawar bi yuli di balas gelengan lucas.
"Ngga deh bi, udah telat banget ini" ucap lucas melihat jam di handphonenya.
"Saya pamit ya bi". Lucas berlari keluar dari rumahnya. Menaiki motor kesayanganya hingga melesat mengejar waktu.
Di waktu yang sama safa juga binggung mau gimana. Kesel! Selalu setiap hari jum'at dia telat. Amanda juga di chat ternyata udah nangkring di kampus sama sehun.
Oiya, lupa. safa juga punya sahabat cowo. Safa, Amanda, sehun. Udah temenan dari orok. Oke next!.
Safa masih nunggu di halte. Nyesel sekarang udah uninstal aplikasi transport online. Selama ini safa ngga pernah pake kendaraan online, sampe lumutan aplikasinya di handpohone safa. Akhirnya giliran di butuhin malah ngga ada. Oke skip ga penting.
" ish! Mana sih tukang ojek! Angkot juga kenapa ngga pada muncul! Gapada mau duit apa?!" kesal safa menghentak-hentakan kakinya.
"Masa iya gua harus nebeng mobil pick up?"
Tin tin tin!
Ah lucas, Pas banget. Alhamdulillah ada penyelamat. "Makanya gausah begadang nontonin drama thailand. Kesayangan kan sekarang!" omel lucas.
"Kesiangan sayang." koreksi safa dengan senyum yang di paksakan.
"Ayo naik yang, nanti telat"
Safa langsung naik ke motor lucas. "Pegangan yang" ucap lucas sambil terkekeh.
"Yang, yang. palak lo peyang!" geram safa menjambak rambut belakang Lucas.
"Adah-adah sakit tan! Suka KDRT nih." ringis lucas sambil menggosok rambut belakangnya.
"Kapan lo warasnya!, kita udah telat!" sewot safa memukul lengan lucas.
"Iya iya sabar kenapa si."
Lucas melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Di sela sela perjalanan.
"kita pasti telat mau kabur ngga?" tanya lucas. Safa pun memajukan wajahnya di pundak lucas.
"APAAN? PENCAK SILAT KUBUR?" tanya safa berteriak. Ngga kedengeran soalnya maklumin aja.
"HAH? PECAK BUBUR?" Lucas ikut berteriak sesuai apa yang dia dengar.
"BECAK KECEBUR?" tanya safa masih ngga ngerti.
"IYA" jawab lucas mengira safa setuju kabur.
Ah, yaudah lah ya. Yang satu server kalo ngobrol di motor ngga nyambung. Sini merapat, kita berpelukan.
Sampai di kampus teman-teman lucas heboh kaya habis kebakaran jenggot.
"Ada yang CLBK nih." Celetuk Taeyong. Baru juga Lucas standarin motor. Ada aja temen bangsulnya.
"EAAAA..." sorak yang lain.
"CINTA LAMA BELOM KELAR!." tambah jaehyun.
"Hiyaaaa..." Ledek yang lain sambil tertawa puas.
"Kasian Baekhyun baru juga mau deketin udah harus jadi sadboy aja." ucap kai sambil menepuk pundak Baekhyun.
"Sialan lo" sewot Baekhyun membuat kai tertawa puas.
"Cie harus move on padahal belom jadian" ledek Lucas, lalu merangkul safa.
"Heh! tangan lo mau gua buat sop?" safa melotot ke arah lucas lalu menepis tangan Lucas dari bahunya. Yang di pelototin malah cengengesan.
"Eh? Lo ngapain pada nongkrong di sini?" tanya Lucas heran.
"Dosen kaga dateng." sahut jaemin sambil mengepulkan asap rokoknya.
"Anjir lah! tau gitu gua mandi dulu tadi." sesal Lucas. Untung minyak wanginya udah di pake se-gentong.
"Udut mulu lo" celetuk safa pada jaemin.
"Iya sayang besok gua ngga ngudut, vape aja." sahut jaemin enteng
"Sama aja ganteng." desis safa memutar bola matanya malas.
"Kok gua nyium bau gosong." sindir jaehyun.
"Kaya ada yang kebakar." tambah mark ikutan julid.
Lucas mendelik ke arah mereka berdua. Ponsel safa berdenting. Ternyata pesan whatsapp. "Eh gua duluan ya, manda udah nungguin gue di kelas."
"Mau di anterin ngga neng?" tawar Baekhyun.
"Modus lo!" ketus lucas menatap nyalang Baekhyun.
"Gausah yang, gue sendiri aja. Bye" pamit safa meninggalkan Lucas dan kawan-kawan.
"Aduh duh cas. Mantan makin oke aja ya."
"Babi lo" kesal lucas menggeplak kepala jaemin.
"Cabut kantin yok gua laper." ajak mark di setujui Yang lain.
Hari sudah mulai senja. Tapi seorang wanita masih nyaman berada di pemakaman.
Itu Aira.
"Aira binggung kak, Aira tinggal satu atap bareng lucas, Aira terbiasa bareng sama lucas semenjak kakak pergi. Lucas satu-satunya orang yang nemenin Aira saat Aira lagi ada di titik terendah kak" Aira tersenyum miris, menunduk menatap batu nisan bernamakan kakaknya.
Tangan aira terangkat memegang dadanya yang terasa nyeri. "Sakit kak, sakit banget rasanya setelah tau semua sikap baik lucas cuma karna unsur tanggung jawab." Aira menarik nafasnya panjang.
"Apa Aira salah kak, kalo Aira cinta sama lucas?" hatinya semakin terasa di remas oleh perasaannya sendiri. "Tapi Aira ngga bisa dapetin cinta Lucas kak. Hati lucas udah terpikat perempuan lain."
Air mata Aira pun menetes di susul rintik hujan yang penyapa bumi.
"Aira pulang dulu ya kak. Nanti Aira pasti ke sini lagi."
Aira pergi meninggalkan pemakaman. Sedangkan safa menatap binggung Aira.
Safa, ia juga hendak mengunjungi makam neneknya bersama sehun.
"Sorry lama, tadi ibu ibunya udah mau tutup." ujar sehun memberikan bunga tabur yang baru saja ia beli.
"Hun, tadi lo liat cewe keluar dari pemakaman ngga?" tanya safa serius.
"Eh jangan ngadi-ngadi lo, serem amat ada yang keluar dari kuburan." sahut sehun menggidikan bahunya. Horor.
Safa menggeram memukul lengan sehun dengan kuat. "Maksudnya ga gitu bahlul. Udah lah ayo."
Mereka menuju makan nenek safa. Biarlah lupakan pikiran safa tentang Aira. Tidak penting juga buat safa.
Tbc. Vote nya sayang