'Bentuk hati …'
Maki melirik ke kiri.
'Pink …'
Maki melirik ke kanan.
'Coklat …'
Kembali Maki melirik ke kiri.
'Lampu iluminasi yang berkelip …'
Lalu kembali melirik ke kanan lagi.
'Couple …'
Tersebar di setiap sudut pandangan Maki.
'Udara yang dingin …'
Maki merapatkan mantelnya sambil menahan dinginnya cuaca yang terasa semakin menusuk karena melihat pemandangan seperti ini.
Seluruh kota dipenuhi dengan kemeriahan untuk merayakan hari Valentine yang akan jatuh esok.
'Kenapa di saat seperti ini aku harus berada diluar?'
'Sendirian.'
'Haaaa~'
Sambil mengehela nafas, Maki terus melanjutkan langkahnya ditengah meriahnya kota malam ini.
Bukan karena tidak suka dengan kebahagiaan orang lain, Maki sadar kalau dia pasti bisa mendapatkan kebahagiaannya sendiri. Tapi Valantine tahun ini terasa berbeda, kenapa? Karena …
Yui, Sahabatnya, akan melepas masa lajang bulan depan.
Maki hanya merasa kesepian saja …
.
.
mungkin.
'Oh Tuhan, apakah kau masih mau mendengarkan permintaanku?
Tahun lalu mungkin aku telah meminta hal yang sama, tapi sepertinya diriMu masih belum ingin mengabulkannya untukku.
Setahun inipun aku sudah banyak berbuat baik, kok.
Aku selalu berusaha untuk ramah pada siapapun, aku selalu menyapa dan tersenyum pada siapapun, bahkan pada papan Reklame minuman bersoda,
Bagaimana aku tidak tersenyum kalau yang ngiklanin si ganteng Hirano Sho.'
Maki menghentikan langkahnya sambil menatap papan reklame tersebut yang kebetulan ada tidak jauh dari tempatnya berada sekarang. Lalu tersenyum.
'Aku juga selalu berbagi dengan siapapun, terutama dengan para juniorku di kantor. Aku selalu membagi mereka tugas dari bos, biar bisa dikerjain bareng.
Setahun inipun aku enggak boros kok, aku selalu menggunakan uangku untuk hal yang dibutuhkan saja. Itupun karena biaya sewa apartemenku naik tapi gajiku tidak naik.'
Tanpa Maki sadari dikejauhan ada seorang pria yang memperhatikannya.
'Akupun tidak pernah bermalas-malasan, aku akan selalu jadi orang pertama yang berada dikantin, agar tidak kehabisan karage buatan Suzuki-san, karena itu enak banget. Kalau tidak cepat-cepat aku pasti kehabisan.
Jadi Tuhan, maukah kau mengabulkan permintaanku ditahun ini?
Tolong berikan aku lelaki yang baik padaku. Lelaki pendamping hidup hingga akhir hayatku.
Tidak perlu tampan, yang penting dia baik hati dan perhatian, mungkin yang bisa menghargaiku sebagai wanita juga...
memiliki senyum yang menawan, yah tinggi 170cm lah, jangan kurus-kurus, tapi jangan yang gendut juga, Rapih, wangi, punya pekerjaan yang mapan dan yang pasti setia.
Oh iya, satu lagi bisakah kau membuat femininitasku bertambah?
Atau mungkin memberikanku rejeki yang lebih, agar aku bisa merawat diri lebih lagi dengan pergi kesalon, masa aku kalah sama hostes-hostes berotot di blok-2. Lalu bisa ke Gym, biar menghilangkan lemak-lemak ya ada.
Aaah…
Sepertinya aku terlalu banyak meminta.
Maafkan aku ya Tuhan, Aku hanya ingin seorang lelaki yang bisa menyayangiku apa adanya.'
"Eh?"
Tanpa disadarinya, Maki sedang berdiri di depan Lampu iluminasi yang berbentuk hati sangat besar yang begitu indah sambil menyatukan kedua tangannya.
'Apa yang aku lakukan, memohon didepan benda seperti ini.'
'Gawat! Aku harus mengendalikan diriku!'
"Maaf."
Saat Maki hendak bergerak untuk pulang, tiba-tiba terdengar suara lelaki dari belakang dengan tepukan dipundak yang menghentikan langkahnya.
'Heh?'
'Ya Tuhan, Apa ini? Kau mau mengabulkan permintaanku secepat ini?'
'Tidak Maki! Apa yang kau pikirkan?'
'Mungkin hanya orang yang ingin menanyakan jalan, Atau
Eh? Apa tanpa sadar aku melakukan suatu kesalahan?'
Tanpa banyak berpikir lagi Maki menolehkan wajahnya kearah suara itu berasal.
Lalu …
Maki disambut dengan senyum indah nan menawan dari seorang lelaki yang berpakaian rapih, berambut coklat pendek dengan tinggi rata-rata.
'Oh Tuhan, Kau begitu jahil padaku.
Apa maksud semua ini?
Apa ini semua jawaban dari permintaanku?'
"Ah, Iya? Ada apa ya?" Tanya Maki.
Lelaki itu masih tersenyum.
'Tolong hentikan itu. Jangan buat aku semakin putus asa.'
"Maaf, kalau aku menggangu. Tapi… "
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, lelaki itu menjulurkan tangan dengan sebuah kotak berwarna coklat yang dihias pita berwarna merah kearah Maki.
'Oh Tuhan!'
'Coklat!?'
'Apa ini? Aku tidak mengenalnya bukan? Kita tidak saling kenal bukan?'
'Lalu kenapa?'
'Atau, dia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama denganku?
… itu … sangat menggemaskan.
Tidak! Tidak! Aku belom kenal siapa dia.
Lalu, apa yg harus aku lakukan sekarang?'
"Eh?" heran Maki.
"Ah, maaf telah membuatmu terkejut. Jika kau tidak keberatan…"
Dia membuka tutup kotak itu dan ternyata benar, ada beberapa jenis dan bentuk coklat yang begitu indah didalamnya.
Lalu, lelaki itu melanjutkan, " … ini produk terbatas kami untuk valentine kali ini…."
Eh???
sample??
"...kami sangat yakin dengan rasanya, karena ini pilihan chocolatier kami …"
Sales! Promosi!
Oh Tuhan kau memang jahil padaku! Kembalikan debaran hatiku tadi.
THE END