September, 2014
Daffa sedang duduk di kantin sambil melihat poselnya. Ia terlihat seperti sedang menunggu seseorang. Ya, seseorang itu adalah Shakila, adik kelas sekaligus pacarnya kini. Meski orang lain berkata hubungan mereka hanya cinta monyet semata, tetapi bagi seorang Daffa, kisah cintanya bukanlah kisah isapan jempol semata. Baginya Shakila adalah belahan jiwa serta tulang rusuknya yang menghilang. Ibarat kata pujangga lama, cintanya pada Shakila sebesar samudra dan seluas lautan.
Shakila datang menghampiri Daffa dan duduk dihadapan Daffa seraya tersenyum lebar menampilkan lesung pipit yang akan menghanyutkan lelaki diluar sana. Lesung pipit itulah yang membuat Daffa semakin jatuh kedalam pesona seorang Shakila.
"Maaf ya, aku telat. Tadi pak Teddy ngajarnya lama banget, padahal udah jam istirahat" gerutu Shakila dengan memasang muka cemberut.
"Ya, gak papa. Kamu mau makan apa? Biar aku pesenin"
"Samain aja kayak pesanan kamu"
"oke, aku kesana bentar" jawab Daffa, seraya mengacak mesra rambut Shakila.
Orang-orang yang melihat itu semakin dibuat heboh. Belum cukup dengan hebohnya kabar jadiannya Daffa yang notabenenya adalah anak kesayangan guru karena kepintarannya dan mempunyai banyak penggemar dengan Shakila yang jelas-jelas berbanding terbalik dengan Daffa. Shakila bukan juara kelas, bukan pula anak kesayang guru-guru di sekolahnya. Shakila hanyalah seorang gadis yang bermodalkan lesung pipit terukir di wajah cantiknya dan sifat cerianya yang membuat orang-orang betah berada disampingnya. Sekarang mereka harus melihat kemesraan mereka berdua di depan matanya. Memang mereka berdua sangat terlihat serasi
Daffa datang dengan membawa nampan berisi dua piring nasi goreng dan dua gelas lemon tea. Untuk kesekian kalinya Daffa tersenyum melihat sosok yang terlihat indah di hadapannya kini.
"Buat kamu" ujarnya sambil meeletakkan sepiring nasi goreng dan lemon tea didepan Shakila.
"Makasih" jawab Shakila.
Mereka berduapun sibuk berkonsentrasi dengan makanannya. Shakila mengamati tampang serius kekasihnya saat sedang makan. Ditatapnya mata sipit Daffa dan rambutnya yang tidak teratur.
"Aku tau kok aku ganteng, gak usah segitu juga kali ngeliatnya" Tiba-tiba, Daffa menatap Shakila, terlihat risih karena diperhatikan Shakila.
Shakila tersenyum lebar. "nih buat kamu" ujarnya sambil meletakkan sebuah bingkisan kotak dihadapan Daffa.
"Buat apaan nih? Kayaknya ulang tahun aku masih lama deh"
"Ah, masa sih? Tapi bener kok hari ini ulang tahun kamu"
"Beneran deh ulang tahun aku masih lama, masih dua bulan lagi"
"Gak mungkin, ah serius?" Shakila terkejut bukan main. Kalau ia salah tanggal, betapa malunya ia kini.
Samar-samar ujung bibir Daffa tertarik membentuk lengkung bulan sabit. "Makasih ya sayang, aku bercanda aja kok" ujarnya sambil mengacak mesra rambut Shakila.
"Nyebelin banget sih kamu, aku udah malu banget tadi" Shakila mendengus sebal.
"Ciye ngambek, kan aku bercanda aja tadi" Ditatapnya wanita diahadapnnya kini sambil tersenyum lebar.
Shakila menjauhi tatapan Daffa. "Jangan senyum kayak gitu, ntar makin banyak yang suka ama kamu" ujar Shakila sambil memegang pipinya yang mulai merona.
Untuk kesekian kalinya Daffa tak dapat melepaskan senyuman dari wajah orientalnya. Tangannya menggenggam erat jemari Shakila sampai membuat beberapa pasang mata yang menatap dari tadi merasa iri.
"Kamu nanti mau nemenin aku gak?"
"Kemana?"
"Ke hati kamu" usil Daffa sambil tertawa.
"Receh ah, gombalannya" Shakila cemberut
"Beneran ini, kita ke Bandung liburan besok mau gak?"
"Serius? Asyik!" Shakila langsung bersemangat.
***
Mei, 2015
And so we talked all night about the rest of our lives
When we're gonna be when we turn 25
I keep thinking times will never change
Keep on thinking things will always be the same
But when we leave this year we won't be coming back.
No more hanging out cause we're on a different track
And if you got something that you need to say
You better say it right now cause you don't have another day
Pesat perpisahan murid kelas 12 berlangsung meriah. Para senior yang akan menginjakkan kaki kedunia baru terlihat bersinar cerah. Iringan lagu Graduation dari Vitamin C mengalun indah. Diantara banyaknya insan muda, terdapat dua manusia saling tersenyum. Menyadari kini mereka akan menjalani ujian hubungan yang amat susah. Shakila tahu meski ia dan Daffa sudah tak lagi dapat bertemu setiap hari, tetapi kisah cinta mereka tidak akan terhalangi hanya karena masalah sepele.
Daffa menggiring Shakila duduk disampingnya dan bertemu dengan keluarga Daffa. Dengan bangga Daffa mengenalkan Shakila kepada mamanya.
"Ma, kenalin ini Shakila, yang sering Daffa ceritain itu lho" ujar Daffa dengan senyum yang melekat diwajahnya.
"Wah, nak Shakila, makasih ya udah jaga Daffa." Mama Daffa tersenyum cerah dan memeluk Shakila.
"Sebenarnya Daffa yang selalu jagain Kila kok tante. Kila seneng bisa ketemu tante" jawab Shakila sambil memeluk balik Mama Daffa.
Obrolan mereka berhenti saat sang pembawa acara memanggil nama Daffa dengan lantang.
"Semuanya sambut dengan meriah, ini dia penampilan dari Daffa Rafif Arkan". Seru sang pembawa acara sambil tersenyum ceria.
Serentak, semua penonton yang melihat hal tersebut terkejut. Semua bersorak gembira, seraya memberi dukungan kepada Daffa. Shakila dan kedua orang tua tersenyum. Daffa pun melangkah dengan percaya diri.
"Hai, selamat sore semuanya" ujar Daffa gugup
Semua penonton heboh disapa oleh Daffa, seolah-olah Daffa adalah artis luar negri dari negeri ginseng yang mereka sering sebut sebagai oppa itu.
"Ada yang tau lagu NSYNC yang judulnya This I promise You gak?" tanya Daffa dengan senyuman diwajahnya. "Lagu ini saya persembahkan untuk seseorang yang selama ini selalu mendukung saya dan memberikan semangat kepada saya" Lanjut Daffa. Lalu megalunlah melodi indah dan diiringi dengan suara indah Daffa.
When the vision around you,
Bring tears to your eyes
And all that surround you,
Are secret and lies
I'll be your strength
I'll give you hope,
Keeping your faith when it's gone
The one you should call
Was standing here all along
Suara indah Daffa memesona semua penonton, tak terkecuali Shakila. Ia tak menyangka suara Daffanya begitu indah. Dalam hatinya ia berjanji akan selalu memperjuangka cinta mereka.
And I will take you in my arms
And hold you right where you belong
Till the day my life is through
This I promise you
This I promise you
I've love you forever
In lifetime before
And I promise you never
Will you hurt anymore
I give my word
***
September, 2020
Shakilla kembali mengingat kenangan indahnya bersama Daffa, semua masa-masa yang indah yang akan menjadi memori yang mungkin suatu saat akan ia lupakan. Jika seseorang berkata bahwa dia akan memutuskan untuk meninggalkan Daffa suatu hari nanti, Shakilla akan menertawakan orang tersebut. Karena ia yakin, Daffa dan dirinya sudah ditakdirkan bersama dan akan menikah suatu hari nanti. Ternyata takdir tak semudah pemikiran, manusia bisa berencana sesempurna mungkin tapi jika takdir berkata lain, maka Shakilla hanya akan bisa pasrah.
Mungkin bagi orang lain, keputusan yang diambil Shakilla ini amat sangat sembrono bahkan bisa dibilang bodoh sekali. Namun hanya Shakilla yang tau bagaimana ia berusaha menghadapi semua rintangan yang ia alami selama ini. Jika diukur secara materi Daffa memang sudah lebih dari kata mampu, ia tergolong kaya tapi tidak menyombongkan dirinya dihadapan orang lain. Tapi setiap manusia akan berubah suatu hari nanti, begitu pula Shakilla dan Daffa. Shakilla yang dulu manja berubah menjadi wanita yang mandiri, akan tetapi perubahan itu membuat perasaan Shakilla yang tadinya yakin sudah terpenuhi kembali kosong. Ia tak tahu apakah ini karena ia takut berkomitmen atau mungkin kisah cinta mereka memang sudah kandas.
"gue kok jadi inget sama Daffa terus sih, kan gue udah yakin bakalan mau move on"
Shakillapun akhirnya menelfon Luna, sahabatnya yang selalu menemaninya dari Killa zaman SMA.
"Woy, tumben lo nelfon? Ada angin apa nih kanjeng putri" sahut Luna
"ada angin kentut mau lo?"
"iyuuuhhh, itu sih buat lo aja, gue mah ogah. Mau curhat apa lo?"
Shakilla pun mengambil nafas sejenak dan ingin menjelaskan suasana hatinya kepada sohib satunya ini. Tapi sebelum menjelaskan, Luna malah menyerobot dengan seenak hatinya.
"eits, sebelum curhat passwordnya dulu kaka"
Luna memang terkenal dengan banyolannya, ia gadis yang ceria dan juga lucu. Meskipun Shakilla kadang ingin marah terhadap Luna, ia jarang bisa melampiaskannya karena ia akan tertawa duluan sebelum memarahi Luna.
"eh lo kira mama dedeh" ujar Shakilla dengan menahan tawa.
"lagian, lo kalau mau curhat, lama bener, kan gue bosen ya"
"yaelah lun, gue diem cuma lima detik doang anjir"
"Time is money baby"
"halah, lo kaum rebahan juga, waktunya banyak kali"
"kaum rebahan juga sibuk kali kil"
"sibuk apaan sih lun? Palingan juga lu tiduran doang sambil main hp"
"eh jangan salah kira anda, gue gini-gini saat tidur, sebisa mungkin membayangkan oppa Jungkook BTS, kali ntar gue bisa nikah ama dia, kan lumayan kil, seenggaknya gue gak bisa nikah di dunia nyata sama dia tapi di dunia mimpi gue bisa memiliki dia seutuhnya"
"gak waras, lo memang. Oppanya upin ipin tuh ambil buat lo"
"wah bangsat lo, udah buru katanya mau curhat"
"gue dari tadi mau curhat, lo motong mulu anjir"
"Ya maafin aku kanjeng putri"
"intinya gue putus sama Daffa dan bukannya lega gue malah keinget mulu"
"ini bercandakan?"
"beneran yaelah. Gue kan udah bilang ama lo, kalau gue bakalan putusin Daffa"
"anjir gue kira lo bercanda waktu itu"
"gue harus gimana dong lun, kok gue agak nyesel ya sekarang"
"gini deh kil, coba lo pejamin mata terus tarik nafas dalam-dalam. Anggap aja lo itu dilahirkan kembali menjadi sosok yang baru. Percaya deh, bukan cuma lo yang mengalami hal itu, lo masih hidup, sehat, bernafas, dan punya kesempatan untuk melanjutkan hidup. Life must go on"
"tapi lun gue takut gue gak bisa lupain Daffa, lo kan tau seberapa banyak rintangan yang udah gue ama Daffa hadapi selama ini" bisik Shakilla sambil menahan air mata.
"gini ya killa, tanpa lo sadari, keinginan kita sebagai manusia itu bakalan terus numpuk tiada batas. Jadi ketika ada keinginan yang nggak bisa lo capai, maka lo cuma bakalan ngeluh. Termasuk saat lo ngelepasin Daffa. Dari awal kan lo udah tau resikonya gimana, dan lo juga udah yakin kan sama keinginan lo. Anggap aja ini cara biar lo belajar tentang apa yang nggak bisa dipaksakan. Meskipun lo selalu menjadikan perjuangan sebagai alasan pembenaran tapi coba mikir dari sisi lain deh. Apa iya lo benar-benar bahagia? Perjuangan itu dibutuhkan, ketika kedua pihak mau berjuang kil. Shakilla lo itu udah berjuang sebisa lo dan menurut cerita lo yang udah-udah, Daffa jadi cuek sama lo terus hubungan kalian ya gitu-gitu aja. Buat apa lo berharap yang lo tau ujung-ujungnya cuma bikin sakit hati? Jangan lupa, lo juga harus berjuang untuk kebahagiaan lo sendiri Shakilla."
Shakilla pun menangis tersedu, mungkin memang sudah ini takdirnya. Akhirnya ia akan melapas Daffa dan move on.
"makasih lun, tumben lo bijak?"
"ya soalnya gue baru baca dari google, motivasi saat putus cinta"
"sialan lo" maki shakilla sambil menutup telfon.
Samar-samar terdengar tawa luna. Meskipun Shakilla agak marah tetapi ia sedikit terhibur. Memang benar, ia sudah memikirkan untuk melepas Daffa berulang kali, dan kini saatnya ia membuka lembaran baru.
***