Bab 07 part I

Lalita kamu serius Ramond tidak marah kamu pergi bersama kami di weekend seperti ini tanya Tia.

"Ramond pria dewasa Tia kamu tidak perlu khawatir. Ramond pria yang sangat pengertian". Lalita meyakinkan Tia yang merasa tidak enak karena membawa pergi Lalita. Ayo tunggu apa lagi jangan sampai Mia mengomel karena kita terlambat menjemputnya.

Dan benar saja. "Kalian terlambat", teganya kalian membuatku berdiri sendirian disini sampai lebih dari sepuluh menit.

"Maaf Mia kami tidak bermaksud membuatmu menunggu lama",jalanan sedikit macet Tia menjelaskan.

Mia mendorong Tia. Minggir biar aku saja yang menyetir, siapkan diri kalian karena aku akan ngebut.

Tia mengeleng ragu. Ingat ini mobil butut Mia, tidak seperti mobil mahal mu, kamu tidak bisa memacu kecepatan seperti yang kamu inginkan. Mia mengabaikan peringatan Tia. Tadi di telephone kamu bilang kamu sudah menentukan tempatnya, jadi kamu akan membawa kita kemana Mia?, Tia menyetel musik di mobilnya, sialan kenapa musiknya tidak keluar apa rusak lagi?.

"Ke rumahku jawab Mia santai, dan tidak ada penolakan, Mia menatap tajam Lalita yang akan protes.

"Tapi Mia......".

"Tidak ada protes Lalita, kamu ini kenapa selalu saja menolak setiap kali aku ajak ke rumahku.

Lalita mendesah.....itu karena CEO adalah saudara laki-laki mu Mia.

"Ya..ya...aku sampai bosan mendengar alasan kalian. Tenang saja Lardo tidak pernah ada di rumah setiap weeked. Lardo akan tinggal di apartemen. Jadi kalian tidak perlu khawatir. Lagipula kenapa kalian harus takut pada Lardo, pria menyebalkan itu tidak menakutkan Lalita bukan kah kakakku itu tampan dan seksi. Apa kalian tidak tertarik dengan kakak tampanku?,

Padahal aku sangat berharap salah satu dari kalian menjadi kakak ipar ku itu akan menyenangkan karena aku tahu kalian adalah orang-orang baik tidak seperti wanita-wanita yang wara-wiri didekat Lardo, mereka hanya wanita bodoh yang membiarkan dirinya ditiduri kakakku untuk uang, Mia mendengus kesal.

"Kamu harus mengeluarkan Lalita dari daftar mu Mia, ingat Lalita sudah memiliki kekasih. Lagipula harapanmu itu terlalu aneh Mia, mana mungkin Lardo mau dengan wanita biasa seperti kami, lihat saja wanita-wanita yang dekat dengan Lardo mereka semua sangat cantik, seksi dan berasal dari dari keluarga berada

"Mia kamu yakin kalau kakakmu tidak berada di rumah", Lalita bertanya was-was

Mia melotot, seribu persen Lalita, kakakku sekarang pasti sedang di apartemen bersama seorang wanita yang aku tidak tahu wujudnya. Sudah berhenti membahas kakak menyebalkan ku

Bagaimana hubungan mu dengan Ramond, apa sudah ada perkembangan?, apa kamu sudah memikirkan apa yang kami ajarkan padamu Lalita?, Mia menatap Lalita dari kaca spion depan

Lalita membuang muka, aku tidak akan melakukannya, dan Ramond tidak masalah dengan hubungan kami yang sekarang, lagipula tidak semua kekasih menuntut seperti yang kalian gambarkan padaku, Ramond setuju untuk tidak ada kontak fisik berlebih diantara kami

"Kontak fisik berlebih", ulang Mia, sedang Tia terkekeh mendengar perumpamaan Lalita. Wahhh.....kamu benar-benar deh Lalita, semua pasangan melakukannya hanya kamu saja yang berpikir hal itu tidak perlu. Mia membelokkan mobil Tia ke garasi rumahnya.

Lalita menatap kagum bangunan di depannya, ya ini bukan pertama kalinya Lalita dan Tia berkunjung ke rumah Mia tapi tetap saja Lalita tidak puas mengangumi bangunan besar di hadapannya.

Lalita ayo...panggil Mia

Om dan tante Bermadi kemana Mia, tanya Tia

"Papa dan mama biasanya ke luar bersama sahabat-sahabatnya, salah satunya orangtua kekasihmu Lalita, jadi jangan heran kalau mama akan segera tahu kamu sekarang berkencan dengan Ramond mama akan sangat shock, karena kamu tahu mama sangat menyukaimu dan aku tebak mama ingin kamu yang jadi menantunya, Mia mengedipkan sebelah mata pada Lalita

"Jangan asal bicara Mia", tante pasti sudah punya wanita pilihan untuk Lardo dan itu tidak mungkin orang biasa sepertiku. Sekalipun tebakan mu benar Lardo tidak akan melirik wanita sepertiku dan juga.....".

Mia menggeryit, kenapa berhenti berpidato.....?".

"Aku butuh ke toilet sekarang juga. Dimana toiletnya?" Lalita menatap Mia.

Mia mendengus kamu ini setiap datang kemari selalu saja mencari toilet terlebih dulu, apa ngak bisa ditahan dulu sampai kita di kamarku?. Lalita mengeleng cepat. Kamu bisa berjalan ke kiri disana ada toilet

Lalita berjalan ke arah yang dikatakan Mia

Lalita mengeleng rumah ini sangat besar, apa mungkin ini toilet yang di katakan Mia, masa pintu toilet sebagus ini, Lalita menatap lama pintu di depannya, sudah lah aku sudah tidak tahan. Lalita mendorong pintu yang diyakininya pintu kamar mandi.

Ini mana mungkin toilet Lalita bermonolog. Ini sebuah kamar yang sangat besar dan juga gelap tambah Lalita saat melihat sekelilingnya.

Tiba-tiba kamar itu menjadi terang.

"Kamu benar", suara bariton terdengar tepat dari belakang Lalita. Tapi kalau kamu mau didalam ada toilet yang mungkin membuatmu lebih kagum lagi, Lardo mendorong tubuh Lalita ke dinding, apa kamu masih tertarik ke toilet Lalita?, bisik Lardo lembut. Aku akan dengan senang hati membawamu masuk kedalam dan menunjukan apa saja yang ada di dalam sana.

Lalita berbalik menghadap Lardo. Sepertinya aku tersesat, maafkan aku. Lalita bersiap kabur saat satu tangannya di tarik Lardo. "Sir.....!!!" pekik Lalita

"Kamar mandi, Lardo mendorong Lalita masuk kedalam kamar mandi miliknya", silakan lakukan apa yang seharusnya kau lakukan di dalam, setelah mengatakan itu Lardo menarik pintu tertutup

Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Lalita ragu untuk keluar, Lalita takut masih menemukan Lardo saat keluar. Lalita berjalan bolak-balik memikirkan caranya keluar, yang sialnya hanya ada satu pintu keluar yang harus ia lalui yaitu pintu dari mana ia tadi masuk. Apa Lardo sudah pergi, dan kenapa Lardo ada di ruangan besar ini, apa kamar ini milik Lardo?,dan bodohnya aku bisa tersesat ke kandang singa?, sekarang aku harus bagaimana?. Lalita masih sibuk jalan mondar-mandir

"Kamu cukup lama di dalam", Lardo berdiri bersandar di samping pintu kamar mandi dengan kedua tangan masuk ke dalam saku dan satu kaki di tarik ke belakang

"Ma...maaf...., itu tadi aku sedikit sakit perut ja...jadi lama". Lalita menjawab terbata-bata, terima kasih sir karena telah mempersilakan saya menggunakan toilet anda. Saya pergi dulu. Lalita berjalan pelan mencoba untuk tidak berlari, Lalita mencoba mendorong pintu tapi pintu itu terkunci, Lalita memainkan daun pintu. Apa pintu ini rusak?.

Lardo berjalan mendekat. Seharusnya kamu berpikir ribuan kali saat memasuki kamar seorang pria".

Lalita merasa sangat ketakutan, saya benar-benar tidak bermaksud lancang sir, tapi saya______",

"Tersesat", potong Lardo

"Umm....", Lalita mengangguk