Bab 19 part I

Sial maki Lardo, saat telponnya tidak dijawab Robi, kemana bajingan itu pergi. Tanpa Robi, Lardo mengalami banyak kesulitan, Robi tangan kanan Lardo salah satu orang kepercayaan Lardo sangat tahu apa yang diinginkan Lardo, beberapa hari tanpa Robi membuatnya jengkel luar biasa. Belum lagi Lardo harus menjawab setiap telpon Maria mamanya, yang selalu menghubunginya meminta Lardo pulang ke mansion papanya.

Lardo tidak bisa bersenang-senang saat di masion milik orangtuanya. Setiap pergerakannya dipantau Maria mamanya. Belum lagi Maria terus mengingatkan Lardo untuk segera menikah dan memiliki penerus membuat Lardo bosan dan gerah.

"Sir….!!", Lalita mencoba menarik tangannya dari digengam Lardo. Sayangnya usaha Lalita sia-sia. Lardo menggengam tangan Lalita sangat erat

Lardo menatap Lalita tajam. Aku ingin makan dengan tenang Lalita, bisakah kamu diam.

"Mendapat tatapan tajam, Lalita diam tidak lagi berusaha menarik tangannya.

"Duduk perintah Lardo!!".

Lalita menatap heran ada sangat banyaknya makanan yang disajikan di meja. Ada berjenis-jenis makanan yang dipesan Lardo. Lalita menatap bingung Lardo. Apa anda sangat kelaparan sir?. Makanan ini cukup untuk lima orang.

Lardo mengernyit. Kamu yang akan menghabiskan semua makanan itu, aku hanya ingin menikmati kopiku.

Lalita melotot. Aku, tunjuk Lalita pada dirinya sendiri. "Apa?", tapi tadi anda_____".

"Mulai lah makan Lalita potong Lardo". Kamu pasti lapar, nanti kamu akan membutuhkan tenagamu, tatapan Lardo berkabut, aku menginginkanmu lagi Lalita.

Lalita mundur, anda tidak bisa melakukan itu sir. Kita sedang berada di rumah sakit dan saya____.

Lardo memotong ucapan Lalita. Kenapa tidak, kamu milikku Lalita bisik Lardo tepat ditelingah Lalita. Aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan. "Sekarang habiskan makananmu!", perintah Lardo dingin.

Lardo meneguk kopi miliknya sambil memainkan phonsel yang sedari tadi ia pegang, "sia!l", maki Lardo kesal. Nomor yang sedari tadi ia hubungi masih juga tidak aktiv. Lardo mencoba menekan nomor Robi yang lain. Akhirnya kau mengangkat telponku 'Robi!!". Bentak Lardo

"Orang yang diseberang hanya terkekeh menangapi bentakan Lardo.

"Ayolah sir apa kau sudah sangat merindukanku. Aku lihat kau menelponku berkali-kali. Apakah aku harus merasa terharu sir, anda menelponku seperti seorang kekasih posesiv yang sedang merindukan sang pujaan hati.

"Tutup mulutmu!", Lardo berdesis. Besok adalah hari terakhir cutimu, setelah ini aku tidak akan pernah memberimu cuti dan membiarkanmu mematikan phonsel. Lardo kembali membentak.

Robi kembali terkekeh. "Hold down sir!!", bukan kah anda sedang sibuk menikmati malam-malam panas anda bersama Lalita. Aku yakin anda tidak begitu merindukanku di saat seorang wanita yang sangat anda meninati sedang bersama anda.

"Ada banyak pekerjaan Robi, dan aku tidak suka saat aku harus terkurung seharian di kantorku.

"Aaah….sekarang aku mengerti kenapa anda marah seperti ini, pekerjaan kantor menghalangi anda menghabiskan waktu lebih banyak bersama Lalita, baiklah aku akan kembali besok dan anda bisa melanjutkan malam-malam panas anda tanpa ganguan. Tapi untuk hari ini jangan menghubungiku sir, karena malam ini aku akan sangat disibukan oleh para gadis cantik yang sedang menantiku, bye. Robi memutuskan panggilan sepihak dan kembali menonaktivkan phonsel miliknya.

Lardo tersenyum menatap piring Lalita yang kosong. Tampaknya kau benar-benar kelaparan sayang".

Lalita mengeleng. Aku hanya tidak ingin anda membentak dan memaksaku lagi sir. Lagipula makanan disini sangat enak jawab Lalita tenang dan tidak baik membuang-buang makanan. Diluar sana ada banyak orang yang belum tentu bisa makan sekali sehari.

"Bagus aku suka kalau kamu bersikap patuh". Kau tidak perlu khawatir selama kau bersamaku akan aku pastikan kau selalu mendapatkan makanan terbaik dan bergizi. Hari ini aku sudah bicara dengan dokter Rosman tentang Rita. Hasil pemeriksaannya sama dengan apa yang dikatakan dokter di rumah sakit Suka Bumi. Luka fisik yang dialami Rita tidak ada yang mengkhawatirkan. Hanya saja secara psikologis, Rita memerlukan penangan serius, seperti yang kamu lihat tadi, Rita bisa dengan tiba-tiba berteriak histeris karena merasa tertekan dan mengakibatkan sesak napas yang bisa membahayakan nyawanya.

Sebagai satu-satunya keluarga dari Rita dokter Rosman meminta izin darimu untuk melakukan penangan secara serius pada psikologis Rita. Lardo berdehem sebelum melanjutkan penjelasannya. Masalahnya cukup sensitive karena ini berkaitan dengan kejiwaan Rita jadi menurut dokter Rosman. Kita harus membawa Rita pada dokter spesialis jiwa, dan aku sudah memberi izin pada dokter Rosman dan timnya untuk melakukannya. Karena aku yakin kamu juga akan setuju denganku.

"Apa masalah psikologis Rita parah?", tanya Lalita setelah diam beberapa saat mendengar semua penjelasan Lardo

Lardo menatap Lalita serius, menurut dokter Rosman, kejiwaan Rita terguncang karena ia dipisahkan secara paksa dari bayi yang baru ia lahirkan, juga ada beberapa hal lainnya yang membuat Rita mengalami trauma yang cukup berat. Separah apa hal itu menggunjang kejiwaan Rita, kita akan mengetahuinya setelah dokter spesialis jiwa memeriksa Rita.

Lalita mengigit bibirnya menahan tangis. Rumah sakit Jiwa batinya. Apakah aku harus memasukan saudariku sendiri ke tempat mengerikan itu. Ooh Tuhan. Apa yang harus aku lakukan?. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan pada Rita. Sampai-sampai Rita seperti sekarang ini. Lalita menutup wajahnya menangis keras. Lalita ingin berteriak sekeras-kerasnya. Lalita merasa hatinya hancur-sehancurnya.

Lardo menarik Lalita ke pangkuannya. Aku tidak suka melihatmu bersedih sayang. Lardo membelai pipi Lalita lembut. Apa yang kamu inginkan Lalita, apa kamu ingin aku menbalaskan dendam saudarimu?

Lalita menatap Lardo dengan wajah penuh air mata. Bisakan anda mengembalikan senyum dan kebahagian Rita. Aku ingin Rita kembali seperti Rita yang aku kenal. Rita yang sekarang terasa sangat asing dan membuat hatiku hancur setiap kali melihat tatapannya yang kosong. Aku tidak sanggup melihat Rita menderita seperti sekarang. Aku mohon kembalikan kebahagian Rita.

Lardo tersenyum, akan aku lakukan sayang. Tapi sebelum itu kita harus memulihkan kesehatan Rita terlebih dulu. Bukan hanya luka fisik tapi juga dengan luka kejiawaan Rita. Setelah Rita pulih dan siap. Aku dan orang-orangku akan membawa kasus ini kerana hukum untun memastikan Rita mendapatkan hak asu putranya.

Untuk itu aku ingin hadiahku terlebih dulu aku ingin kamu memuaskanku. Lardo menarik tengkuk Lalita kemudian mulai melumat bibir Lalita yang menjadi candunya.

"Sir…!". Lalita menahan dada Lardo. Ini tempat umum, ada banyak orang disini.

"Ha…ha…ha…!!". Tawa Lardo meledak. Aku masih bisa menahannya sayang, kita akan menuntaskannya di ruangan Rosman. Lardo berdiri membawa Lalita ikut berdiri.

"Tapi sir….!!". Lardo membungkam mulut Lalita dengan melumatnya, jangan membantahku sayang, jagoanku tidak akan bisa diajak kompromi. Sekarang ayo ikut. Aku tahu jalan cepat menuju ruangan Rosman tanpa banyak orang yang melihat kita.

Di dalam lift Lardo kembali melancarkan aksinya, mencumbu Lalita, tangan Lardo bekerja merangsang Lalita. Kamu benar-benar nikmat Lalita. Saat lift terbuka Lardo menendang pintu ruangan Rosman hingga terbuka. Sebelum mereka memasuki lift Lardo sudah menghubungi Rosman agar membuka ruangannya untuk Lardo, dan memerintahkan agar tidak ada yang menganggunnya.

"Sir….!!, Lalita mendesah saat tangan Lardo menyentuh miliknya yang paling sensitiv.

"Aku akan membuatmu berteriak nikmat Lalita. Lardo kembali melumat bibir Lalita. Satu tangan Lardo menarik resleting dress yang Lalita kenakan, melemparnya sembarangan. Lardo melepas pengait bra Lalita, ini sangat pas saying. Lardo mengengam salah satu bukit kembar Lalita, memuja keindahan payudara Lalita.

"Sir….!". Lalita mengerang saat bibir Lardo memanjakan salah satu payudaranya.

"Nikmati sayang, aku akan memberi kita berdua kenikmatan. Lardo mengemut salah satu puting Lalita, satu tangannya mengelus paha mulus Lalita, mengirimkan banyak rangansangan pada tubuh Lalita.

"Aahhh….Lalita mendesah nikmat". Lalita merasa asing dengan dirinya yang sekarang. Lalita selalu mendesah nikmat saat tangan, mulut dan jagoan Lardo mengempurnya.

"Ya sayang mendesahlah untukku. Lardo semakin ganas melancarkan aksinya". Aku sangat menyukai suara desahanmu sayang. Itu sangar mengairahkan.

"Sir...!!". Suara Lalita terengah-enggak. Bisakan kita malakukannya di apartemen anda, aku_____",

Lardo melumat bibir Lalita. Jagoanku sudah sangat siap Lalita. Aku dan jagoanku sudah tidak bisa menunggu.

"Tapi sir". Lalita mencoba menahan dada Lardo. Aku merasa sangat malu kalau kita melakukannya di sini. Aku_____".

Lardo lagi-lagi menghentikan perkataan Lalita dengan melumat bibir Lalita. Lardo menarik kedua tangan Lalita ke atas kepala. Rumah sakit ini milikku Lalita. Jadi jangan membantahku sayang. Lardo merobek celana dalam Lalita. Merebahkan tubuh Lalita di atas sopa. Aku sudah tidak tahan sayang. Lardo menyatuhkan tubuh mereka dengan keras dan kuat, arggg….Lardo mengerang merasa nikmat.

Lalita sudah kembali berpakain. Menatap kesal ke arah Lardo. Bagaimana tidak kesal. Lalita tidak tahu harus bagaimana keluar dari ruangan dokter Rosman. Selesai mereka bercinta Lardo menerima panggilan telphon. dokter Rosman ingin bertemu Lalita untuk membicarakan masalah perawatan Rita.

TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR BACA CERITAKU

PLEASE DONG VOTE DAN LIKENYA

PLEASE JUGA DONG BERLI MINTA ULASANNYA

GIMANA MENURUT KALIAN CERITAKU?

YANG SUDAH VOTE TERIMA KASIH YA BANYAK LOVE DARI BERLI

YANG BELUM DITUNGGU KEBAIKAN HATINYA. PLEASE.....