Chapter 5

Matahari selesai mengerjakan tugasnya, sekarang petualangan akan di mulai. Tiba-tiba kotak yang di naiki luka bergoyang perlahan, mengangkatt perlahan.

Luka cepat-cepat berpegangan ke benda-benda terdekat, wajahnya terlihat cemas, luka melirik ke arah seri.

Sekarang langit mulai gelap, dia atas bukit ini mungkin hanya ada dia dan seri. Tiba-tiba kotak yang di naiki luka, begegoyang, mengangkat. Luka cepat-cepat berpegangan kebenda-benda terdekat, wajahnya terlihat cemas, melirik ke arah seri.

"Apa yang kakek rencanakan?!" Teriak luka.

Tidak ada jawaban dari seri, luka terus berpegangan, kini semakin kuat. Kotak mulai melayang, Luka melihat pepohonan semakin jauh, kotak itu sekarang sudah di atas.

Suit! Layar di depan luka sekarang menyala Seperti monitor di dalam pesawat.

"Ayo kita pergi ke tujuan awal, duduk dengan tenang luka!" ucap seri.

Zuing! kotak Melesat terbang!

Luka melirik ke arah seri, kebingungan dan berusaha duduk dengan tenang.

"apakah kamu ingat sesuatu sebelum masuk kedalam kotak ini?" tanya seri.

Luka diam sebentar, lalu menggeleng.

Seri tiba-tiba menampilkan video, 'sebuah kesempurnaan, terlihat kakek sedang mengaduk cat'

"kakek?" ucap luka kebingungan.

'kakek menyimpan catnya di atas meja, lalu melihat ke arah bawah meja, mengambil sebuah kaleng, kakek mengisi kaleng tersebut dengan uang kertas. Terdapat nama di kalengnya, luka. Kakek menyimpan kalengnya ketempat sebelumnya lalu menarik kursi dan duduk, melanjutkan mengaduk cat kembali. Tiba-tiba luka membuka pintu sangat keras, kakek terlihat terkejut'

Terjadi percakapan luka dan kakek, "aku engga ingat kejadian itu" ucap luka.

'luka menutup studio dengan keras, kakek terlihat sedih, menyimpan catnya lalu mengambil kertas dan pulpen, kakek terlihat menulis sesuatu.'

tiba-tiba layar berubah menjadi gelap, luka melirik ke arah seri.

"tempat tujuan sudah sampai, ada sesuatu yang akan menemui kamu" ucap seri.

kotaknya berhenti, terbuka pintu bawah dari sebelah kanan luka, membuat luka terkejut, dan seseorang cewe terbang, lalu masuk kotak.

"Hai luka, selamat malam, ngomong-ngomong terima kasih seri" ucap ayudia sepertinya berumur 20 an.

Luka terlihat bingung, melihat perempuan di sampingnya.

Mengangguk, "ba-baik"

Ayudia tertawa perlahan, sambil menutup mulutnya, "jangan khawatir, aku ayudia, aku murid kakek kamu tau, tapi aku udah beberapa minggu engga ke studio lukis kakek"

"studio?" tanya luka.

Ayudia mengangguk.

"gudang kakek maksudnya?" tanya luka.

"eh sttss! Ga boleh ngomong gitu, studio lukis itu bukan gudang" ucap ayudia.

"yaudah deh" ucap luka.

"di ruangin itu banyak barang berharga, yang harganya bisa mahal banget" ucap ayudia.

"Cuma gambar doang kan?" tanya luka.

Ayudia mengangguk, "bukan sekedar gambar, didalam gambar itu terdapat sebuah cerita yang sangat bermakna, ada pesan yang kakek simpan di balik gambar itu, itu lah yang membuat gambar menjadi mahal"

Luka mengangguk, "yaudah deh"

"itu namanya menghargai, walau kita ga suka sama orangnya ya ditanggilin aja. eh tapi kakek kan lukisannya bagus-bagus kan, masa ga kagum liat lukisan kakek, kakek juga orangnya kan baik banget" ucap ayudia.

"bagus sih lukisannya, emang kakek beneran baik? tapi kakek kadang bikin kesel, kenapa kalau aku minta sesuatu pasti aja ada syaratnya" keluh luka menundukan kepalanya

"dengerin" ucap ayudia menatap luka.