Chapter 8

Memori kembali terurai, terdengar pintu terbuka, memori lain terlihat kembali, kakek datang ke rumah luka di pagi hari membawa sebuah kotak yang berisi toples dan surat, kakek tidak sempat memberikan kotak itu kepada luka, luka sudah pergi sekolah duluan.

"baik kek, nanti saya kasihin ke luka makasih kek" ucap ibu mengambil kotak itu.

Kakek kembali ke studionya, duduk di meja lukisnya sambil menulis sesuatu dan memasukannya ke dalam amlop, tangan kiri menempelkan amplop di atas meja, tangan kiri memasukan spary ke sebuah kotak di sebelah kanan, lalu saat semuanya selesai kakek tidur dia tas meja, perlahan sampai perut tidak bernafas lagi.

Memori hilang kembali, tidak ada memori di sekitar luka, luka terus mengeluarkan air matanya, luka semakin pecah melihat terakhir kali kakeknya, lalu luka teriak sekencang mungkin, meluapkan amarahnya.

Hitam, terdengar samar-samar suara ucapan, "dadah luka, aku yakin kamu pasti bisa"

Luka terbangun dari tidurnya, baju dan kotak yang dia pakai sangat basah kuyup, luka terbangun dengan bersedu-sedu, melihat kesekitar hanya kotak seperti biasa, hadiah yang diberika farel pun berubah menjadi spary yang dia pegang sejak awal, luka bergegas keluar dari kotak membawa kotaknya lalu berlari sekencang mungkin.

Terlihat orang-orang sedang mencari luka di daerah studio kakek, telihat juga yoga dan hanif membantu mencari luka.

Tap! Tap! Tap! Luka belari sambil membawa kardus di tangan kanannya dan di tangan kirinya membawa spray.

"ibu!" teriak luka dari kejahuan, orang-orang sontak melihat kesumber suara.

Yoga dan hanif tersenyum satu sama lain melihat luka.

"luka!" teriak ibu membuka tangannya lebar-lebar.

Pug! Ibu dan luka berpelukan, tangis ibu kembali pecah, "ibu aku sayang ibu, aku sayang ayah, aku sayang kakek" ucap luka.

Ibu mengangguk sambil menangis.

"maaf ibu" ucap luka

"ga apa-apa, ga apa-apa" ucap ibu terus memeluk luka.

SELESAI!

15 hari kemudian, malam di ruang tv.

"Ibu, aku sudah tau tujuan kakek apa" ucap luka berbaring di paha ibu.

"apa?" tanya ibu sambil mengelus-elus dahi luka.

"kakek ternyata baik yah, semua yang dilakukan kakek itu buat yang terbaik bauat aku" ucap luka.

"iya makannya, dengan kakek membuat syarat-syarat itu, itu juga ada maksud bukan hanya kakek ingin kamu jadi susah" ucap ibu.

"iya bu, aku sayang ibu, ayah kakek" ucap luka.

"ibu juga sayang luka" ibu tersenyum mengecup dahi luka.

"geli bu, ahkkk" teriak luka sambil memeluk ibu.

Mereka tertawa bersama.