Ru Na bergegas menemui Putra Mahkota di istananya. Saat Ru Na masuk ke dalam, Putra Mahkota baru saja selesai menulis surat untuk Jang Mi.
"Dayang Ahn? Ada keperluan apa menemuiku sepagi ini?" tanya Putra Mahkota bingung.
"Maaf, Yang Mulia. Jeonha memanggil Anda agar segera menemuinya di istana beliau," jawab Ru Na.
"Ayahanda memanggilku ke istananya?"
"Benar, Yang Mulia."
"Apa di sana ada Dayang Nam?"
"Ada, Jeoha."
"Baiklah, tapi tunggu sebentar aku hendak menitipkan sesuatu padamu," ujar Putra Mahkota.
"Apa itu?" tanya Ru Na penasaran.
"Sesuatu untuk Jang Miku," jawab Putra Mahkota tersenyum lalu ia masuk ke ruang kerjanya.
Ru Na pun menunggu di depan pintu istana Pangeran Yi Kwan. Sesaat kemudian Putra Mahkota memberikan surat pada Ru Na sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.
"Itu surat untuk kekasihku, berhati-hatilah jangan sampai orang lain tahu," tandasnya.
"Baik, Jeoha," sahut Ru Na lalu cepat-cepat dimasukkannya surat itu ke dalam hanboknya.