Gauche_Diablo

Siapa bilang seorang Nathan Ryuu, lelaki blasteran Jepang - Perancis, adalah anak dari seorang konglomerat besar, sudah hancur dan tak memiliki cinta usai dia kalah dari Vince Hong dalam memperebutkan Ruby?
Lelaki muda dan berkuasa ini terlalu jauh dari kata menyerah, meski pemikiran itu sempat menghinggapinya di awal-awal perceraiannya. 

Nyatanya, takdir dari langit mencoba menawarkan asa baginya untuk sekali lagi bertaruh pada cinta wanita tak terduga.
Apakah dia berani mengambil taruhan itu?  

Wanita itu, Reiko Arata Zein, seorang blasteran Jepang - Indonesia yang harus berjuang sendiri ketika dunia sedang menguji dan menderanya.

Kalaupun mereka memutuskan untuk bersatu, bisakah menghadapi semua badai yang diciptakan orang-orang di sekitar mereka? 
Atau lebih baik menyerah demi kebaikan bersama?
==================================
=*= Novel DEWASA =*=
================
Tolong yang belum umur 18 tahun jangan coba-coba melirik apalagi membaca novel ini atau penulis tidak akan bertanggung jawab apabila Anda dewasa sebelum waktunya.
Bijaksana dan bijaksini dalam memilih bacaan yang sesuai dengan Anda.

Language: Indonesia
Warning: (mungkin) akan ada adegan-adegan dewasa
Source of story: (spin-off) Lady in Red 21+

Inevitable Fate [Indonesia]

Kitai to fuan wo onaji kurai dakishimete (Mari mendekap harapan dan kecemasan yang sama besarnya)


Kimi to ima wo tsumugu mirai terashite (Masa depan akan bersinar, terhubung denganmu dan masa kini)


- Gunjou Sanka (Himne Biru Laut) by Eve -


Runa terbangun dan mendapati dirinya masih berada di dalam bathtub. Dia lekas mengusap wajahnya beberapa kali, menyadari baru saja mendapatkan mimpi aneh dan sangat buruk.


Di mimpi itu … di membunuh Shingo karena keegoisan dirinya yang tidak ingin melihat Shingo berbahagia dengan siapapun kecuali dia.


Namun, di mimpi itu pula, dia menyadari bahwa dia sudah melakukan tindakan bodoh, tindakan paling tolol, paling konyol, dan paling terkutuk dengan melenyapkan lelaki tercintanya.


Teringat bagaimana dia membunuh Shingo dengan kejam, dia pun menangis lirih, menutupi wajah dengan dua tapak tangannya. Membayangkan dirinya tak akan bisa melihat lagi Shingo apabila lelaki itu tiada, bukanlah sesuatu yang dia harapkan.


Mensyukuri Semua Nikmat yang Ada