Memikirkan Saran Menikah

"Kalian, kenapa kalian tidak menikah saja?"

Kalimat dari ibunya itu terus berdengung lirih di benak Runa. Menikah. Me-ni-kah.

Runa terus saja merenungkan kata 'menikah' tadi. Sebuah kata yang pastinya akan membawa perubahan besar dalam kehidupannya.

Apalagi, ketika tadi ibunya terus memberikan persuasi mengenai menikah.

"Kau akan lebih aman dan terlindungi dengan menjadi istri orang, Runa. Apalagi dia lelaki yang menyayangimu. Dia sudah mapan?"

Runa pun menceritakan mengenai Zuko pada ibunya, dan itu membuat sang ibu makin gencar memberikan bujukan menikah padanya.

"Apalagi dia sudah mapan, sudah punya rumah pribadi, sudah punya mobil juga, dan sepertinya dia pekerja keras, seperti dirimu. Kalian pasti sangat berjodoh dan cocok! Ibu yakin itu."

"Untuk apa ditunda-tunda lagi? Kalian ingin menunggu berapa lama lagi, huh? Menikah itu bagus, Nak."