Memanjakan Ibu dan Anak

Datang ke rumahnya bersama Zuko, Runa sedikit bertengkar kecil dengan sang kakak si biang masalah, Tomoda.

Tomoda mengejek Runa yang kini bisa bersikap sombong dan arogan di depannya hanya karena pekerjaan kotor yang dilakukannya.

"Ohh! Jadi pekerjaan seperti itu kau bisa banggakan, yah! Fu hu hu … kau bisa bangga dengan pekerjaan kotor seperti itu?"

"Apa maksudmu pekerjaan kotor?"

"Yah, apa namanya tidak kotor jika kau meladeni dan memuaskan semuanya." Tomoda menatap remeh ke adiknya.

"Hah?" Runa memicingkan mata sambil keningnya berkerut bingung. Ia heran dengan ucapan kakaknya, sampai kemudian, ibunya datang.

"Hei, kalian sedang bicara apa, sih?" Ia menatap penuh selidik sambil mengamati wajah putrinya yang cemberut dan putranya menyeringai remeh ke Runa. "Tomo, apa yang kau ucapkan pada adikmu?" Segera saja, tangannya melayang memukul kepala Tomoda.

"Adududuh … sakit, Bu!" seru Tomoda sambil memegangi kepalanya yang baru saja ditampar sang ibu.