Lelahnya Menjadi Reiko

"Aku ingin dan berharap, agar jadwalku nantinya di sini menyesuaikan dengan jadwal aku dengan anakku dan bisnis yang sedang aku jalani." Reiko berkata sambil memantapkan suaranya agar tidak gemetar.

Nyonya Revka dan Nathan Ryuu diam. Mereka tidak pernah melihat Reiko memiliki keteguhan semacam itu untuk bernegosiasi dengan seseorang.

"Hm, menarik!" Nyonya Revka menanggapi dengan kalimat itu, lalu melanjutkan bicara, "Aku paham situasi kamu yang memiliki bayi, Reiko."

Dari cara Nyonya Revka memanggil Reiko, itu menyiratkan bahwa Beliau sedang serius. Ini membuat Reiko berdebar-debar luar biasa. Apakah dia terlalu berlebihan meminta itu? Apakah dia menyinggung calon bosnya? Apakah permintaannya tak layak?

"Tidak masalah!" Nyonya Revka berujar lagi sembari tangannya menampar meja di depannya. "Ha ha ha! Hal seperti itu bisa kita diskusikan dengan mudah nantinya di masa depan!"