“Jalankan mobilnya.”

Ye Xian terengah-engah dan merasa kakinya sudah lemas.

Para remaja ini saat pelajaran olahraga lari 400 meter sudah menangis memanggil ayah, ibu, nenek dan kakek. Tetapi larinya bisa lebih kencang dari seekor kelinci ketika mengejar idolanya!

Tidak bisa dibiarkan. Ye Xian harus meninggalkan mal ini secepatnya.

Dengan satu tarikan nafas dia berlari sekencang-kencangnya.

Di jalan raya, lalu lintas sangat padat dan kelihatannya hampir tidak ada taksi yang ingin berhenti.

Ketika Ye Xian sudah sudah panik kebingungan dan hampir putus asa, dia melihat ada mobil sport berwarna biru yang baru saja dinyalakan.

Tanpa pikir panjang, dia menarik pintu mobil itu dan masuk ke dalam untuk bersembunyi,

Peng Kai yang sedang menyalakan mobil tersentak kaget melihat ada orang asing masuk ke dalam mobilnya.

"Siapa itu?!"

Dia membalikkan badan dan hanya melihat kursi kosong.