Bab 8 - Mengikuti jejak

Jadi saat ini Walther memiliki 6 biji apel yang belum dia tanam.

Kemudian dia menanamkan semua biji tersebut di lahan perkebunan, menyisakan satu petak lahan yang masih kosong.

Pada petak tersebut Walther memutuskan untuk menanaminya dengan biji gandum, untuk satu kotak lahan dapat ditanami hingga 500 biji gandum, saat ini dia hanya memiliki 50 biji gandum.

Jadi hanya satu per sepuluh bagian petak lahan yang dia gunakan.

Tiba - tiba mata Walther membelalak saat melihat biji gandum tersebut, biji gandum itu memiliki ukuran yang hampir sama dengan kacang tanah.

Ukuran tersebut benar - benar tidak normal.

Lalu Walther juga teringat apel yang dia makan, selain ukurannya yang besar rasanya juga manis menyegarkan, apel tersebut terlalu berbeda dengan apel di kehidupannya yang dulu.

"Apa mungkin tumbuhan yang tumbuh di sini memiliki kualitas terbaik?" katanya percaya diri.

Dia menggaruk bagian belakang kepalanya,

"Sial, daripada berpikir yang aneh - aneh lebih baik aku mengejar Anne dan lainnya."

Namun di dunia luar masih terdapat Queen Serworm yang mengintai di kedalaman tanah.

Secepat apapun Walther berlari, hal tersebut tidak dapat mengalahkan Queen Serworm dalam menggali.

Untungnya Walther saat ini telah memiliki sebuah ide yang cemerlang, yaitu menggunakan robot sebagai tunggangan.

Beberapa waktu lalu Walther memerintahkan robotnya untuk berlari, setidaknya kecepatan lari robot itu masih dapat dibandingkan dengan kecepatan kendaraan bermotor.

Menggigit apel di tangannya lagi, dia memerintahkan 2 robot untuk berdiri di depan Walther dengan kedua tangan berada di belakang punggung mereka.

"Masing - masing dari kalian memegang salah satu kakiku, usahakan jangan sampai membuatku terjatuh, ya."

Setelah itu Walther menaiki punggung kedua robot tersebut.

"Sekarang berlarilah perlahan secara bersamaan."

Kedua robot mulai berlari pelan sambil menggendong Walther, pada awalnya kecepatan mereka tidak sinkron hingga Walther sempat terjatuh tapi dengan arahan dari Walther akhirnya kedua robot mampu menggendong Walther dengan baik.

Mereka terus berlari pelan mengitari area tempat perlindungan, semakin lama mereka berlari semakin cepat pula mereka.

Tidak terasa sudah 5 menit berlalu, sudah waktunya untuk memanen kebunnya.

Melihat dari jauh pohon apel dan gandum milik Walther juga telah berbuah lebat.

Kemudian Walther memutuskan berhenti di perkebunan untuk memanen tanaman, cara memanen tanaman sebenarnya cukup mudah.

Jika hitung mundur telah selesai maka sebuah tanda siap panen akan muncul di atasnya, Walther hanya tinggal mengetuknya dan semua buah atau biji akan tersimpan di dalam pondok perkebunan.

『Sistem: Apa kau ingin memanennya? (Y/N)』

Setelah menyetujuinya, semua buah dan biji di lahan menghilang. Sedangkan di pondok, Walther mendapatkan 45 buah apel dan 500 biji gandum.

Tanaman gandum yang bijinya telah diambil pun mulai layu dan tenggelam di tanah, mungkin menjadi pupuk tanaman selanjutnya. Kemudian Walther menanam lagi 500 biji gandum yang baru saja dia dapatkan.

"Sistem, segera ambil semua biji dari dalam buah apel."

『Sistem: Apa kau ingin mengambil semua biji apel?

Konsumsi: 1 exp (Y/N)』

Secara mengejutkan, sistem hanya mengambil 1 exp untuk dikonsumsi sama seperti sebelumnya.

Namun Walther tidak terlalu memikirkannya, dia lalu mengetuk tombol 'Y' di layar.

『Sistem: Selamat! Pemilik mendapatkan total Biji Apel ×60』

'Sepertinya lebih sedikit daripada yang kukira.'

Saat ini Walther hanya memiliki 8 Exp yang tersisa, mungkin ketika dia nanti keluar dari tempat perlindungan, dia akan mencari zombie untuk menambah expnya.

Kemudian Walther menanam 3 biji apel tersebut di lahan yang tersisa, sehingga saat ini dia memiliki 12 pohon apel dan 500 tanaman gandum. Lahan perkebunannya menjadi penuh.

Sebenarnya Walther ingin menanam semua biji apel miliknya, tapi lahannya tidak cukup. Untuk memperluas lahan, dia harus meningkatkan perkebunan ke level 2.

Untuk melakukan hal tersebut, ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu Base level 2.

Sayangnya keadaan sumber daya miliknya saat ini tidak memungkinkan Walther untuk membangun base level 2.

Melihat semuanya sudah berjalan dengan baik, dia bersiap - siap untuk pergi ke dunia luar.

Tapi iba - tiba saja dia teringat akan sesuatu,

"Sistem bisakah kau nanti memanen buah yang telah matang secara otomatis."

Jika sistem mampu melakukannya maka dia tidak perlu lagi bolak - balik ke dalam tempat perlindungan hanya untuk memanen tanaman.

『Sistem: Bisa』

Wajah Walther menjadi sumringah,

"Benarkah? Apa kau juga bisa menanam tumbuhan secara otomatis?"

『Sistem: Bisa. Pemilik harap memilih tumbuhan yang akan ditanam』

Walther berpikir sejenak,

"Gunakan petak pertama sampai ketiga untuk menanam apel dan petak keempat untuk menanam gandum, jangan lupa untuk memanen semua tanaman bila matang," kata Walther panjang lebar.

Dia tidak tahu apakah sistem dapat mengerti percakapannya atau tidak, jika sistem gagal paham maka tidak dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.

『Sistem: Dimengerti』

Wakther cukup lega ketika sistem paham apa yang dia maksud,

"Baiklah kalau begitu."

Sekali lagi dia naik ke punggung robot dan bersiap untuk mengejar kelompok Anne.

Setelah memandangi tempat perlindungan untuk yang terakhir kalinya, dia akhirnya berteleportas menuju dunia luar.

Saat ini Walther berada di punggung dua robot yang menggendongnya, dia menoleh ke sana - kemari mencoba mencari jejak dari Queen Serworm. Lalu dia menemukan jejak bekas ban mobil milik kelompok Anne, mereka sepertinya menuju ke arah selatan.

Tanpa sepengetahuan Walther, sebuah gundukan tanah muncul tidak jauh dari dirinya.

『Sistem: Bahaya! Queen Serworm mendekat dari arah utara』

『Queen Serworm level 3

Karakteristik: Pengecut, gesit, memiliki pertahanan cukup tinggi』

"Yosh! Ayo robot, kita pergi ke selatan!" teriak Walther sambil menunjuk ke arah di mana bekas ban mobil itu pergi.

[Drap! Drap! Drap]

Segera kedua robot yang menggendong Walther berlari dengan cepat ke arah selatan, saking cepatnya dia harus menggunakan tangannya untuk memegang kepala kedua robot, jika tidak dia akan terhempas kebelakang karena tekanan angin.

[Tap! Tap! Tap!]

Untung saja pada saat di tempat perlindungan, Walther dan kedua robot ini sudah melakukan beberapa latihan berlari.

Tentu saja Queen Serworm tidak akan menyerah semudah itu, ia juga dengan sekuat tenaga mengejar Walther. Beberapa kali dia hampir menjangkau Walther dan robotnya.

Sayangnya kecepatan Queen Serworm tidak dapat menyamai kecepatan lari kedua robot.

Perlahan Queen Serworm mulai masuk kembali ke dalam tanah, sepertinya dia menyerah.

Tentu saja Walther tidak akan terjatuh di lubang yang sama, dia tetap memerintahkan kedua robot untuk berlari dengan kecepatan penuh.

Beberapa waktu kemudian padang rumput kuning telah digantikan dengan pohon - pohon yang rindang, ada juga beberapa zombie level 0 yang berkeliaran.

Menengok kebelakang sepertinya Quenn Serpent sudah tidak mengikutinya lagi, untuk itu dia memerintahkan kedua robot untuk melambat dan mendekati salah satu zombie.

『Zombie level 0

Karakteristik: Lemah dan pincang』

Ketika zombie itu mencium bau Walther, dia langsung berjalan terseok - seok menuju ke arah Walther.

[Grr..]

Menggunakan pikirannya, dia memanggil 3 robot dari dalam tempat perlindungan untuk muncul di depannya.

Sambil berada di punggung robot, dia memerintahkan ketiga robot tersebut untuk menyerang zombie level 0.

Tanpa ragu ketiga robot itu memenggal kepala zombie tersebut, benar - benar pertempuran yang berat sebelah.

『Sistem: Selamat! Pemilik berhasil membunuh Zombie level 0

Pemilik mendapatkan 2 exp』

Sambil mengikuti jejak ban mobil, Walther juga memerintahkan robotnya untuk membunuh zombie di sepanjang jalan.

『Sistem: Selamat! Pemilik berhasil membunuh Zombie level 0

Pemilik mendapatkan 2 exp』

『Sistem: Selamat! Pemilik berhasil membunuh Zombie level 0

Pemilik mendapatkan 2 exp』

Diam - diam dia mencoba mengecek status miliknya,

"Status."

『Pemilik : Pen Walther

Ras : Manusia(23 jam 25 menit)

Lvl : 1

Exp : 14

Uang : 0

Energi : 5

Kayu : 0

Besi : 0

Fasilitas yang dapat digunakan :

1. Base

2. Toko

3. Barak

4. Perkebunan

5. [Terkunci] 』

'Tidak ada yang berubah drastis,' batinnya.

Saat Walther melihat deretan pohon di sekitarnya, dia tiba - tiba tersenyum dan memikirkan suatu hal yang aneh.

Di RR, pemain tidak dapat membuat kayu dan besi sendiri, pemain harus melakukan ekspedisi agar mendapatkan kayu atau besi. Seharusnya hal tersebut tidak terlalu berbeda dengan sekarang.

"Robot, tebang pohon ini," katanya sambil menunjuk salah satu pohon yang berukuran sedang.

Ketiga robot itu segera mematuhi perintahnya, menggunakan bilah di masing - masing lengan mereka, mereka menebas pohon itu secara bergantian. Saking kuat dan tajamnya bilah tersebut, pohon itu hanya bertahan selama beberapa detik sebelum jatuh tumbang.

Dia berhenti di dekat pohon yang tumbang itu. Menggunakan pikirannya, Walther memasukkan pohon itu ke dalam tempat perlindungan. Segera pohon di depannya menghilang secara ajaib.

『Sistem: Selamat! Pemilik mendapatkan 5 kayu』

"5? Tidak terlalu buruk," Walther tersenyum lebar.

Ternyata dugaannya benar, jika dulu kayu hanya bisa didapatkan melalui ekpedisi maka sekarang kayu bisa didapatkan di mana saja. Selama di situ ada pohon, di situ pula ada kayu.

Dengan 2 robot menggendongnya, 2 robot menebang kayu dan 1 robot membunuh zombie, Walther serasa melakukan perjalanan wisata.

『Sistem: Selamat! Pemilik mendapatkan 5 kayu』

『Sistem: Selamat! Pemilik berhasil membunuh Zombie level 0

Pemilik mendapatkan 2 exp』

Tidak tahu berapa lama waktu berlalu, akhirnya di kejauhan Walther dapat melihat beberapa pria yang memakai pakaian berwarna hijau dan membawa senjata api.

Di belakang mereka ada benteng yang terbuat dari kayu.

Mengetahui hal tersebut, Walther kembali memasukkan robot - robot itu ke dalam tempat perlindungan. Dia lalu berjalan santai mendekati orang - orang berbaju hijau tersebut.

"Hey!" panggil Walther sambil melambaikan tangannya.

Namun saat orang berbaju hijau itu melihat mata merah milik Walther, dia langsung berteriak kencang.

"Zombie! Bunuh dia!"

"Tung-

"Jangan biarkan zombie itu masuk ke dalam benteng!" teriak yang lainnya.

[Bang!] [Bang!]