"Kalian pulang aja, biar mama yang disini", ujar Linda saat hari menjelang malam.
"Tante mama yakin ngga mau gantian sama aku?", tanya Liany sambil merangkul Linda.
"Ngga apa-apa. Mama lebih tenang kalau bersama papa disini daripada mama malah stress kalau pulang ngga tau keadaan papa. Nathan jaga anak-anak saya ya", ujar Linda.
"Tenang aja ma, mereka adik-adik saya juga. Mama juga harus jaga kesehatan ya", ujar Nathan lembut.
"Ya uda kita pamit sama papa deh ya", ujar Liany sambil melihat ke arah Oskar dan Alex.
"Tapi aku masih mau disini", keluh Oskar.
"Hei, papa dan mama juga perlu istirahat. Papa harus segera pulih makanya harus banyak istirahat. Tadi sudah dengar kan kata dokter", ujar Nathan sambil merangkul Oskar.
"Ayo kak, pulang yuk. Besok kan bisa ke sini lagi", ajak Alex.
Dia lebih dulu menghampiri papanya lalu mencium pipi Hendrawan yang masih terbaring lemah.
"Papa ngga usah pikirkan kerjaan ya. Aku uda hubungi asisten papa, aku akan menggantikan papa selama papa belum boleh bekerja. Tenang aja, Nathan pasti akan membantuku kok", bisik Liany lembut.
"Iya, papa percaya kamu, kamu pasti bisa menggantikan papa. Anggap aja latihan karena kan sebentar lagi kamupun akan mengerjakan tugas papa menjadi pimpinan LH Group", ujar Hendrawan.
"Makanya papa ngga usah pikirkan yang lain, papa cukup pikir kan cepat pulih dan cepat kembali ke rumah", ujar Liany lalu mencium papa nya.
"Titip Liany, Oskar dan Alex ya nak Nathan", ujar Hendrawan kepada Nathan.
"Iya pa. Papa cepat sehat ya", ujar Nathan tersenyum.
Kemudian mereka berempat meninggalkan ruang rawat inap Hendrawan.
"Kalian mau makan malam apa?", tanya Nathan saat mereka memasuki lift.
"Kita ke cafe baru tante mama aja yuk. Kemarin aku makan disana, enak loh koki nya masaknya", ajak Liany.
"Boleh kak. Masakan apa? Western atau Eastern?", tanya Oskar.
"Campur. Mau yg Indonesia ada dan ala ala western juga ada kok. Kemarin aku coba ayam bakarnya enak dan Tika coba steaknya juga enak banget", ujar Liany.
"Kok kamu bisa tau enak darimana? Kan yang makan Tika bukan kamu", ujar Nathan.
"Kak Nathan belum pernah liat mereka berdua makan si. Mereka ini kalau makan suka tukar-tukaran. Sengaja mereka pesan menu berbeda nanti udahannya tukaran deh makanannya", ujar Alex.
"Waduh ngga mau rugi ya", ledek Nathan.
"Harus gitu. Satu harga untuk dua menu ... Ha-ha-ha", tertawa Liany mengingat keakrabannya dengan Tika. Nathan berjalan sambil merangkul Liany.
"Oskar jadi mau bawa mobil ngga?", tanya Nathan.
"Boleh kak?", tanya Oskar berbinar-binar.
"Ayo aja. Nih kuncinya", ujar Nathan sambil menyodorkan kunci mobilnya.
"Kamu di depan aja sama Oskar jadi kalau Oskar perlu langsung cepat. Aku sama Alex di belakang ya", ujar Liany.
"Iya kak Nathan dampingi aku, aku takut ada yang salah", ujar Oskar.
"Tenang aja lagi. Ini sama kok kaya mobil lain. Ya uda aku dampingi", ujar Nathan lalu ia duduk di kursi penumpang di depan.
Mereka berempat menaiki mobil melaju menuju ke arah cafe milik Linda. Setelah memarkirkan mobilnya di depan cafe, mereka berempat memasuki cafe.
"Aduh kayanya penuh ya", ujar Nathan sambil melihat ke seluruh ruangan.
"Malam mba Liany. Mau berapa orang mba? Tunggu sebentar ya mba soalnya lagi ramai. Ini anaknya ibu Linda semua ya? Oskar dan Alex? tanya kasir yang kebetulan sudah diperkenalkan Linda kemarin kepada Liany.
"Iya Mba Ani, ini adik-adik aku. Meja buat kami berempat ya. Tunggu aja dulu mau ngga?", tanya Liany kepada adik-adik nya.
"Lama ngga kak?", tanya Alex memelas.
"Adik kakak sudah kelaparan ya?", goda Liany dan diangguki oleh Alex.
"Eh tuh kebetulan ada yang keluar, silakan langsung aja ditempati mba Liany", ujar Ani menunjuk ke tempat yang kosong. Liany berjalan merangkul Alex dan Nathan serta Oskar mengikuti.
"Terima kasih ya mas", seru Liany saat melihat pelayan selesai membersihkan meja.
"Selamat malam mba Liany, mau pesan apa?", tanya pelayan itu.
"Kok masnya tau saya?", tanya Liany heran sambil tersenyum dan duduk di kursi.
Nathan lalu duduk di samping Liany dan kedua adik Liany duduk dihadapan mereka. Mereka langsung membuka-buka buku menu yang disodorkan pelayan.
"Waktu mba ke sini kapan hari itu, saya sempat lihat mba dan dikasih tahu mba Ani kalau mba anaknya ibu Linda", ujar pelayan itu ramah.
"Oh baiklah. Eh mau pesan apa?", tanya Liany kepada kedua adiknya yang masih sibuk membolak balik menu.
"Aku ayam bakar deh sama teh manis ya, trus sama somay dan pangsit goreng juga 1 porsi", ujar Alex.
"Hei makannya jangan kalap", tegur Liany.
"Biarin aja sayang, namanya juga masa pertumbuhan", bela Nathan.
"Tuh kak, dengerin kak Nathan. Kualat loh kalau ngga", ujar Alex yang amat senang di bela Nathan.
"Inggih doro", ujar Liany sambil menyatukan kedua tangannya.
"Aku mau steak ya, well done", kata Nathan.
"Minumnya apa? Ngga ada jambu merah", ujar Liany.
"Uda teh manis aja", jawab Nathan.
"Kak aku mau nasi goreng ya sama pangsit goreng juga", ujar Oskar.
"Minumnya air kelapa", lanjutnya.
"Aku sepotong kue red Velvet dengan salad buah dan teh hangat ya", ujar Liany.
"Manis atau tawar mba teh nya?", tanya pelayan sambil tetap sibuk mencatat di gadgetnya semua pesanan.
"Tawar aja. Uda itu aja", ujar Liany.
Pelayan itu membacakan pesanan sekali lagi dan setelah disetujui, diapun berlalu menuju ke meja yang lain.
"Tempatnya enak loh. Mama pinter milih lokasi", ujar Oskar.
"Ini kan asset LH Group. Aku tau karena ini ada dalam daftar asset yang papa pernah tunjukkan ke aku minggu lalu", ujar Liany kepada Nathan.
"Kayanya papa akan beli asset ini untuk mama Linda. Baguslah kalau tempatnya menguntungkan", ujar Liany lagi. Mereka berempat bercengkrama dengan akrab membicarakan segala hal.