Liany turun dengan membawa 2 set seprai. "Alex bantu kakak ganti seprai di kamar tamu", ujar Liany sambil membuka pintu kamar.
"Seprainya kayanya masih bersih kak, masih wangi", ujar Alex bingung.
"Yakin kalian mau tidur satu kasur berdua? Itu tempat tidurnya bisa dibelah jadi 2 kasur kan. Emang kamu mau tidur bareng Oskar?", tanya Liany menggoda.
"Ngga banget ka", ujar Alex lalu menarik seprai di atas kasur. Setelahnya ia mengikuti perintah Liany membereskan kasur setelah memisahkan kedua kasur yang sebelumnya menjadi satu.
"Ini lebih baik. Sayang kakak banget", ujar Alex lalu memeluk kakaknya.
"isssh lepas akh. Kamu sudah belajar belum? Kakak dapat info kamu mulai sering ngelamun di kelas. Kenapa? Mau cerita sama kakak ngga?", tanya Liany lembut sambil membelai kepala adiknya.
"Hmm ngga kenapa-kenapa kok kak", kata Alex sambil memainkan jarinya.
"Masa si? Ayo cerita aja sama kakak, mumpung Oskar ada di luar", ujar Liany.
Alex tampak ragu namun tak lama kemudian dia menuju ke arah pintu dan menutup pintu kamar.
"Kakak jangan cerita sama kak Oskar lagi ya nanti aku habis diledeknya", ujar Alex memandang memelas muka Liany.
"Emang pernah kakak cerita ke Oskar lagi kalau kamu cerita ke kakak?", balik Liany bertanya.
"Ngga pernah si. Cuma beneran ya kakak ngga boleh cerita juga ke kak Nathan", ujar Alex.
"Kalau ke kak Nathan ngga janji ya. Soalnya kami sepakat ngga boleh ada rahasia diantara kami. Kalau dia minta cerita pasti kakak kasih tau", ujar Liany.
"Ya Uda deh kalau kak Nathan boleh deh. Itu aku dapat surat cinta dari Melan kak. Dia bilang kalau dia suka banget sama aku, dia bilang aku mirip oppa di K pop kak", ujar Alex.
Liany tersenyum dan ia memang mengakui kalau adik bungsunya memang lebih menawan dan lebih supel dalam hal pergaulan dibandingkan dengan Oskar.
"Terus kenapa?", tanya Liany lagi.
"Aku jadi bingung kak. Aku kok jadi suka merhatikan wajahku sendiri. Apalagi sekarang aku masuk eskul basket, setiap aku latihan, banyak cewek-cewek kaya caper sama aku. Yang bawa minum lah, kasih tisue lah. Ada aja", ujar Alex serius. Liany hanya diam mendengarkan cerita adiknya.
"Sejak banyak yang caper itu, jadinya Melan kaya yang posesif sama aku. Aku ke mana suka diikutin, bahkan dia suka chat cuma tanya aku sedang apa sama siapa", ujar Alex lagi.
"Kamu nya sama Melan ada kejelasannya ngga? Maksudnya kalian uda sepakat untuk bersama atau belum?", tanya Liany.
"Aku sama sekali belum ada ucapan apa-apa kak, bahkan aku ngga pernah minta dia jadi pacar aku. Sekarang teman-teman aku banyak yang jauhin aku gara-gara aku kadang menjaga jarak dengan teman cewe", ujar Alex.
"Sekarang kakak tanya, kamu beneran suka ngga sama Melan atau cuma perasaan senang kepada teman biasa? Kalau menurut kakak si, kamu tuh masih muda banget mending sekarang senang-senang aja dulu, banyakin teman-teman. Soal Melan kamu yang harus tegas menolak kalau kamu ngga nyaman sama dia, kasih tau ke dia status dia di hati kamu seperti apa. Kalau kamu ngga bisa caranya, kamu mending tanya Nathan. Dia paling pintar nolak perempuan", ujar Liany tersenyum.
"Iya kak. Aku mau tegas sama Melan. Aku ngga mau hidup aku diatur dia. Emang dia siapa. Ya Uda ntar aku tanya kak Nathan caranya. Makasih ya kak", ujar Alex senang.
"BTW emangnya kak Nathan banyak yang nembak ya kak? Keren si apalagi kaya", ujar Alex polos.
"Waktu kakak jadi sekretaris nya aja banyak banget hadiah-hadiah dari perempuan lain untuk Nathan. Udahannya dia pasti kasih ke kakak, suruh kakak yang putus kan mau di simpan atau si buang. Banyakan si kakak bagikan teman-teman kakak di BOX Group", ujar Liany.
"Mereka ngga tau ya kalau kakak istri nya kak Nathan?", tanya Alex.
"Ngga. Kan kakak menutup rapat semua informasi tentang kakak. Situs LH Group dan BOX Group hanya memasang foto punggung kakak semua. Semua sosmed kakak ngga bisa di akses kalau bukan teman jadi ngga sembarang orang bisa liat sosmed ku", ujar Liany tersenyum.
"Hebat kakak bisa nutupin segitunya", ujar Alex.
"Itu kan syarat Nathan bisa menikahi kakak. Ya Uda ayo kita keluar", ujar Liany.
Mereka berdua keluar kamar dan melihat Nathan yang sedang sibuk vicall sementara Oskar asyik dengan aplikasi baru dari BOX Group.
Saat Nathan telah menaruh kembali Tab nya di meja, Liany baru berani mendekati nya.
"Sayang maaf ya ngga jadi. Tamu ku datang barusan waktu aku mandi", bisik Liany yang sudah pasti membuat Nathan kesal.
"Ya sudahlah mau gimana lagi. Lagian ada 2 bocah ini, bahaya kalau sampai nanti ada yang menjerit menyerah", balas Nathan membisiki Liany.
"Kamu yang gitu?", tanya Liany tak berdosa.
"Enak saja", gerutu Nathan makin kesal dan makin membuat Liany tersenyum menggoda nya.