Kelas Disiplin 2

Suasana kelas menjadi hening diiringi dengan suara Bu Elevert yang direkam di tape recorder di tabletnya. Aku dan Diva sedikit kelelahan dengan tulisan dan suara Bu Elevert yang terdengar lembut namun ia tidak pernah berbicara mengenai itu didepan orang secara sembarangan.

Kelas ini berlanjut dengan lama sekali bagi orang yang membosankan. Semua murid, mulai pulang ke tempat mereka. Pelajaran disiplin menjelaskan beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh siswa selama berada di akademi ini.

Pertama, DEATH GAME!! Setiap siswa boleh menantang kepada sesama murid,(junior, seangkatan, senior), guru, bahkan kepala sekolah. Mereka bertarung dengan kekuatan mereka masing-masing untuk mengalahkan lawannya. Tidak peduli mau curang, mau main positif, semua cara diperbolehkan untuk kemenangan.

Orang kalah dalam DEATH GAME!!, harus memenuhi permintaan dari seorang pemenang. Tidak peduli permintaannya normal maupun yang aneh-aneh. Bahkan ada siswi harus kehilangan keperawanannya hanya karena kekalahan DEATH GAME!!. Selain itu, ada siswa yang diperbudak karena kalah DEATH GAME!!

Aku agak beruntung dan emosiku meningkat akibat kekalahanku dengan Dr. Guren. Dr Guren tidak pernah kalah dalam DEATH GAME!! Setiap orang yang menantangnya duel, dia selalu mengalahkan lawannya dengan cara sadis, seperti memukul lawan hingga mengeluarkan banyak darah dari mulut, dan sebagainya. Aku ingin tahu bagaimana pertarungan dengan Bu Elevert dengan Dr. Guren. Tidak ada seorang pun yang melihat mereka bertarung, atau latih tanding sekalipun.

Kedua, setiap 3 minggu, mereka harus mempersiapkan ilmu beladiri dan persenjataan, semua siswa harus wajib berpetualang di wilayah dengan pengawasan beberapa guru dan asisten dalam rangka meningkatkan pengalaman bagi siswa dan siswi. Mereka harus berpetualang ke area yang luas itu selama 1 minggu. Semua dinilai berdasarkan kerjasama, kemampuan individu, dan lain sebagainya. Nilai yang terbaik, akan dipromosikan ke pangkat level secondary 2 kali.

Bagi orang yang mendapatkan Kelas Disiplin, mereka harus mempersiapkan setiap seminggu sekali untuk berpetualang selama 2 minggu. Kelas Disiplin bagaikan sebuah kelas yang isinya penyiksaan dengan materi yang sangat rumit dan membosankan. Jika mereka lupa pekerjaan rumah, mereka harus mengerjakan tugas itu dua kali lipat. Contohnya : Jika kamu lupa dengan tugasmu, maka akan ditambah dengan 2 tugas. Jika lupa lagi, tambah dengan 4 tugas dan seterusnya.

Beruntungnya bagiku dan Diva yang mendapatkan Kelas Disiplin dengan Bu Elevert sebagai guru kami di Kelas Disiplin. Jika saja Dr Guren yang mengajar, mungkin aku akan mati dengan mengenaskan akibat banyak tugas, belum lagi dengan pembalasanku yang tidak dimaafkan. Diva sedang menulis catatan tanpa henti. Jujur saja, ia lebih cocok menjadi siswa culun dibandingkan dengan seorang p*****r.

Ketiga,Ada sebuah ujian pada saat ujian akhir semester yang diselenggarakan di Akademi Militer Twelve. Nama ujian itu adalah Twelve Military Triangle Exam. Menurut Bu Elevert, ujian ini merupakan ujian yang penting bagi peringkat siswa itu. ujian ini dilaksanakan ketika satu kelas menghadapi sebuah monster dengan tingkat yang berbeda-beda. Mulai dari Lv 0 sampai Lv 10.

Orang yang lulus pada Lv 10, akan mendapatkan experience dan dinaikkan pangkatnya secondary bahkan primary satu tingkat murid itu. Jika tidak lulus pada Lv 0, orang itu akan tinggal kelas dan mengulang pada 6 bulan kedepan, tapi batas siswa itu hanya pada 3 tahun dan 6 bulan. Jika gagal kedua kalinya, selamat tinggal akademi!

Mengenai peringkat, ada level Beginner, level Intermediate, level Advanced sebagai level primary, ada level Bronze, Silver, Gold, Diamond, Ruby,dan Adamantite sebagai level secondary, dan ada level V,IV,III,II, dan I sebagai level tertiary. Level ini sama dengan seorang harga diri seorang siswa. Jika level kalian tinggi, kalian boleh menyombongkan diri dan berlagak seperti bangsawan.

Hari sudah mau malam, Kelas Disiplin berlangsung selama 10 jam. Siapa yang tidak capek coba. Kenapa kelas ini tidak selesai juga? Ayolah, aku sudah capek, nih. Apa Bu Elevert tidak lelah dengan semua ini? Si p*****r saja sudah mengantuk berat dan ingin tidur diranjang bersama seorang b*****n. Aku sudah kelaparan akibat kelas s****n itu. Aku pun mengerahkan sisa tenagaku untuk mengikuti pelajaran yang akan selesai.

"Sudah selesai…. Kelas Disiplin usai…. Boleh keluar." pesan Bu Elevert kepada murid Kelas Disiplin

Bu Elevert melihat statusku dan Diva yang cukup mengesankan. Ia melihat status level dari sistem telepatinya untuk melihat statusku dan Diva yang tidak biasa. Jika siswa ingin melihat status pangkat, mereka bisa melihatnya dengan mengirimkan pesan dari Guild Twelve. Disarankan untuk pergi ke Guild Twelve secara langsung pada waktu 3 bulan sekali.

Biasanya, murid baru mulai dari nol, yakni Level Primary : Beginner, Level Secondary : Bronze, dan Level Tertiary : V. Ia tersenyum kecil melihat status kami yang sudah naik duluan akibat pertarunganku dengan Dr Guren. Lumayan juga bagi orang yang menyedihkan sepertiku.

[Rizel Sentinel]

[Class 1-A]

[Level

Primary : Beginner

Secondary : Bronze

Tertiarty : III

XP : 6/15 ]

[Diva Lexton]

[Class 1-A]

[Level

Primary : Beginner

Secondary : Bronze

Tertiary ; IV

XP : 1/10 ]

Ia tersenyum dengan status orang yang sedang tertidur di Kelas Disiplin. Ia pun membawa kami kepada apartemen yang sudah sepi akibat banyak dari mereka sudah berada di zona nyaman. Sesampainya di apartemen, Bu Elevert membuat akses darurat karena aku dan Diva lagi tidak sadarkan diri.

Setelah memasuki apartemen, Bu Elevert menidurkanku dan Diva di ranjang yang empuk. Namun, karena Bu Elevert kelelahan akibat mengajar di Kelas Disiplin, ia tertidur sambil memelukku setelah menanggalkan semua pakaiannya di ruangan ganti dan mengenakan pakaian piyamanya yang sudah dibawa dari item tabletnya tanpa pakaian bikini untuk menjaga kesehatannya setelah mandi malam.

Bau wangi terasa menyegarkan di tubuh Bu Elevert, ia menghampiriku yang sedang tertidur lelap bersama Diva. Bu Elevert menyalakan TV LED di hadapannya. Ia menekan remote TV itu untuk mengganti channel di Tv. Setelah mengganti beberapa channel Tv, ia menonton American Football yang sedang berlangsung dengan sengit dengan pemain saling mendorong dan menjatuhkan pemain yang sedang membawa bola.

Setelah menonton semua momen itu dengan hati yang berdebar-debar, ia pun tertidur dekat tubuhku yang tertidur. Malam yang tenang dengan lampu LED menerangi Akademi Militer Twelve di tengah hutan yang gelap. Semua warga Akademi Militer Twelve tertidur dengan pulas. Beberapa dari mereka harus menyelesaikan tugas mereka atau belajar untuk materi besok karena tidak ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Situasi ini menjadi tenang dan sepi.

Pada saat fajar menanti, beberapa dari mereka memulai aktivitas seperti biasa. Dr Guren sudah berada di ruangannya sedari tadi. Bu Secondary sedang menonton Spongebob Squarepants di Tv ruangannya dan beberapa orang berarmor hitam mulai berpatroli sambil melihat matahari terbit.

Aku membuka mataku di ruangan dengan lampu LED menyala terang. Aku mencium bau yang wangi. Bau ini sama seperti kemarin yang kurasakan. Saat aku menoleh kesamping, ternyata secara tidak sengaja Bu Elevert memelukku dengan pakaian piyama tanpa bikini. Ia tertidur lelap dengan pekerjaan yang cukup melelahkan namun menyenangkan. Aku ingin sekali terdiam menikmati aroma itu. Namun, ada seseorang yang menghampiriku yang sedang dipeluk oleh Bu Elevert.

"Hey, Kid! Wake Up! (Hey, Nak! Bangunlah!)" terdengar suara yang cukup keras dari dalam ruangan kamar itu.

"We should hurry up, Otherwise, we`ll be too late. (Kita harus cepat. Jika tidak, kita akan terlambat.)" ucap Diva sambil menyiapkan peralatan sekolahnya.

"Oh,yes. You must wake up Ma'am Elevert. You shouldn't stay here and smell the fragrant favour in the bedroom. (Oh ya. Kau harus membangunkan Bu Elevert. Kau tidak harus tinggal di sini dan mencium aroma nikmat di kamar tidur.)" celoteh Diva sambil membersihkan sesuatu.

"I'll be waiting in the front door. Don`t be late! (Aku akan menunggu di pintu depan. Jangan terlambat!)" Diva meninggalkanku dan Bu Elevert yang sedang berbaring.

Aku dan Bu Elevert terbangun dari tempat tidur dan Bu Elevert menyapaku, "Selamat pagi.... Bagaimana tidurnya?? Sangat Nyenyak, kan?" dengan rambut sedikit berantakan.

Aku hanya mengangguk melihat tulisan itu. Aku dan Bu Elevert sedang beranjak ke kamar mandi dan mandi bersama. Namun, aku agak ragu dengan kondisi ini. Sepertinya aku tidak pantas berada disisinya

"Kau yakin dengan ini?" tanyaku ragu.

"Janganlah ragu…. Saya sama sekali…. Gak keberatan." tulisnya sambil mengusap tubuhnya dengan sabun.

Aku hanya terdiam setelah itu. Lalu, kami berganti pakaian dengan bersamaan. Aku ingin sekali keluar dari sini. Aku agak takut dengan situasi ini. Seseorang yang sangat penting mengatakan kepadaku bahwa aku tidak boleh melihat tubuh wanita secara sembarangan. Kata itu terngiang-ngiang di kepalaku.

Setelah aku dan Bu Elevert berpakaian, kami menghampiri Diva yang sedari tadi sedang bermain handphone (Media Sosial) sambil menunggu. Akhirnya kami pun berangkat ke sekolah dengan udara yang cukup dingin menghampiriku walaupun ini sedang musim panas.

Di perjalanan, kami bertemu dengan seorang anak kecil. Secondary von Violetta. Ia segera melancarkan aksinya untuk menyerbu kami dan….

"Elevert-chan!!" sapa Bu Secondary memeluk Bu Elevert.

"Secondary-chan…. Akhirnya ketemuan…. Kenapa, sayang?"

"Aku ingin memelukmu lebih lama." jawab Bu Secondary akrab.

"Terima kasih…. Aku sangat menghargai…. Secondary-chan." sambungnya.

Aku yang melihat itu langsung cemberut dan menatap Bu Secondary dengan sinis sementara Diva hanya terdiam melihat itu. Akhirnya perselisihan antara aku dan Bu Secondary mulai terjadi. Berbagai adu mulut disertai kata-kata kasar mulai menghiasi momen ini dan ini berlangsung cukup lama sehingga kami langsung tiba di sekolah.

{{[[[•••]]]}}}