MEMORI

Ruang tunggu Markas Utama CNY Company.

Ruang tunggu markas utama milik Mataya lebih terlihat seperti sebuah café. Nuansanya lagi-lagi berwarna putih gading dihiasi dengan ukiran seni khusus yang langsung diukir oleh para seniman terkenal, menambah kesan elegan pada ruangan ini.

Suasana di tempat ini sangat tenang ditambah harum pewangi ruangan lavender yang menguar di ruangan ini membuat orang-orang yang datang kesini merasa lebih tenang dan rileks.

Mataya sengaja membuat konsep ruang tunggu di markas utamanya seperti itu. Tujuannya agar dia bisa rileks dan tenang saat sewaktu-waktu dia merasa jenuh dan penat dengan semua pekerjaannya.

Ruangan ini kini ditempati oleh tiga orang asing yang tidak memiliki akses masuk ke markas utama milik Mataya. Mereka adalah Benvolio, Pavlo, dan Callista. Pavlo meminta izin untuk meminjam ruang tunggu ini kepada Vla setengah jam yang lalu. Vla memberikan izin dan memberikan kartu akses ruang tunggu ini kepadanya.

"Kenapa datang kesini?" tanya Benvolio dengan nada datar kepada Callista.

"Aku kan sudah bilang padamu, Ben. Aku hanya mengikuti Biserka!" tukas Callista kesal karena ditanyakan berulang kali pertanyaan tersebut.

Benvolio menatap tajam mata Callista, memastikan adik tirinya sedang tidak berbohong kepadanya. Callista kembali menatap tajam Benvolio karena dirinya memang berkata jujur dan tidak berbohong sama sekali padanya.

"Kau masih memburu 'sarang monster'? Kenapa tidak kau sudahi saja semua ini?" Callista kembali bertanya kepada Benvolio.

Benvolio tidak menghiraukannya. Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Callista itu.

"Semua kekacauan yang sedang terjadi ini karena kau mengusik dan mencoba menemukan mereka lagi kan, Benvolio? Kau tidak bisa terus egois seperti ini, Ben. Sudah berapa banyak korban yang tewas dan juga orang-orang yang tidak bersalah meregang nyawa mereka?"

"Jika kau tetap keras kepala ingin melanjutkan investigasimu, tolong serahkan BCIF kepadaku. Kau tidak bisa membawa bisnis keluarga seperti itu, Ben. Bisnis Papa akan hancur jika kau terus bersikap seperti ini."

"'Sarang monster' memiliki kekuasaan dan kedudukan yang juga kuat Ben bahkan lebih kuat dari keluarga Constanzo kita. Kau sendiri yang lebih tahu mengenai mereka daripada aku," lanjut Callista mengungkapkan semua pemikiran dan pendapatnya kepada sang kakak, Benvolio.

"Aku bisa urus keduanya. Kau tenang saja, jika sudah tepat waktunya pun akan kuberikan BCIF kepadamu seutuhnya," tukas Benvolio singkat tanpa mempertimbangkan semua perkataan Callista padanya.

"Bisa mengurus keduanya? Apa buktinya? Bukankah korban yang berjatuhan karena dirimu yang sangat keras kepala dan egois malah semakin bertambah? Contohnya saja, saudari kembarnya Biserka, Mataya. Dia seperti itu karena dirimu 'kan?" ujar Callista kembali menyadarkan Benvolio.

"Bagaimana jika pihak mereka tahu? Mereka akan mulai mencari celah Keluarga Constanzo dan menghancurkan kita semua. Dan yang lebih buruknya lagi, kita bisa membuat Keluarga Canta menjadi musuh bagi Keluarga Constanzo! Itu semua sudah keterlaluan Ben!" ujar Callista lagi dan semakin geram dengan Benvolio.

Callista sudah mencoba berbagai cara sejak dulu untuk membujuk Benvolio berhenti memburu dan menginvestigasi 'sarang monster'. Tapi tak ada satupun caranya dan bujukannya yang mampu dan berhasil menghentikan ataupun mematahkan keinginan Benvolio untuk memburu 'sarang monster'.

Callista sangat kesal dengan Benvolio yang sangat keras kepala dan egois.

"Aku tahu, Callista. Aku mungkin akan membuat Keluarga Canta menjadi musuh bagi Keluarga Constanzo kita dan memulai perang dengan mereka. Tapi aku tetap tidak bisa melepaskan 'buruan' ku ini. Tidak, tidak akan pernah, sampai aku mendapatkan jawaban dan kebenarannya."

Keadaan semakin memanas antara Benvolio da juga Callista. Keduanya masih tetap saling beradu argumen mereka. Tidak ada yang benar dan tidak ada pula yang salah. Mereka hanya sedang menyuarakan pendapat dan pemikiran mereka satu sama lain dan itu hal yang wajar bukan, jika terdapat perbedaan di dalamnya.

Pavlo yang melihat keadaan dan situasinya mulai mencekam antara Benvolio dan Callista dan mungkin saja mereka akan berselisih lebih lanjut jika dibiarkan, dia mencoba mengalihkan topik pembicaraan di antara keduanya.

"Ok, sudah cukup kalian berdua. Cal, ada urusan apa kau sebelumnya hingga menelponku berulang kali?" ujar Pavlo yang langsung ke inti pembicaraan yang dia mau.

Callista memutar bola matanya, menatap Pavlo malas. "Ya… yang benar saja Pavlo. Aku sedang berbicara dengan Benvolio, tanyakanlah itu nanti."

"Yang kau lakukan dengan Benvolio tadi bukanlah sebuah pembicaraan, Cal. Tapi sebuah perdebatan," jawab Pavlo menyadarkan Callista.

Callista mengembuskan napas berat. Dia tidak suka dengan sikap Pavlo yang suka ikut campur seperti ini antara dirinya dengan Benvolio. Ya, andai saja papanya dulu tidak mengizinkan Benvolio untuk menjadikan Pavlo sebagai asistennya, mungkin kejadian seperti sekarang ini tidak akan pernah terjadi.

*Flashback on*

Kediaman mewah Keluarga Constanzo. Milan, Italia.

14 februari tahun 2015 pukul 12 malam.

Pada hari itu sebuah pesta yang sangat mewah digelar oleh Keluarga Constanzo di kediamannya yang terkenal sangat mewah. Pesta itu dihadiri banyak sekali orang penting dari berbagai penjuru dunia.

Xavier selaku kepala keluarga Keluarga Constanzo memberikan sambutan kepada para tamu malam itu. Dia bersama istrinya, Ellen, mengucapkan terima kasih mereka kepada para tamu yang meluangkan waktunya untuk hadir dalam pesta perayaan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 8 tahun.

Para tamu yang hadir dalam pesta tersebut pun bersorak gembira untuk ikut merayakan kebahagian sepasang suami istri tersebut atas ulang tahun pernikahan mereka.

Setelah selesai dengan ucapan sambutan Xavier dan Ellen kembali menikmati pesta tersebut bersama di hari bahagia mereka. Ellen tak bisa berhenti tersenyum karena dia sangat bahagia malam ini. Walaupun Xavier mengadakan pesta ini setiap tahunnya, tetapi tetap saja, Ellen tak bisa berhenti bahagia jika diberikan surprise setiap tahunnya.

Benvolio menghampiri kedua orang tua angkatnya itu. Dia memberikan mereka sebuah karya seni hasil karya seniman terkenal di abad 17 yang dia dapatkann hasil dari menang lelang dua hari yang lalu.

Harga karya seni itu sangatlah mahal, dia harus mengeluarkan setidaknya 60 juta Europe untuk memenangkan lelang tersebut dan mendapatkan karya seni itu. Benvolio yang usianya masih 17 tahun saat itu sudah bisa menghasilkan uang sebanyak itu karena dia adalah detektif ternama di Italia.

Dia berhasil menuntaskan dan memecahkan misi-misi yang tak pernah bisa terselesaikan selama bertahun-tahun di Italia, bahkan dia sudah menjadi detektif di negara-negara lain karena rekomendasi dari pemerintah Italia kepada negara lain. Bisa dibilang saat usianya yang masih sangat muda itu, dia sudah menjadi detektif internasional ternama dan juga milyader muda.

"Buon anniversario di matrimonio, mamma papà! Possa Dio benedire il tuo matrimonio finché morte non ti separi. (Selamat ulang tahun pernikahan, Papa Mama! Semoga Tuhan memberkati pernikahan kalian sampai maut memisahkan)." Benvolio mencium pipi Ellen dan melakukan tos yang biasa para pria saling lakukan dengan Xavier.

Ellen tersenyum, "Grazie caro, (terima kasih sayang)," ujarnya bersamaan dengan Xavier yang juga ikut berterima kasih dan tersenyum hangat kepada Benvolio.

Setelah selesai dengan ucapan menyelamati kedua orang tua angkatnya, Benvolio kembali mengatakan sesuatu kepada keduanya, "Uhmm, ho qualcosa da dire a entrambi e spero che possiate esaudire questa mia richiesta. (Uhmm, ada yang ingin kukatakan pada kalian berdua dan kuharap kalian bisa mengabulkan permintaanku ini)."

-bersambung-

*Note*

Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan.

Aku ingin meminta tolong kepada kalian jika menyukai ceritaku tolong memberikan ulasan terhadap karyaku ini ya dan tambahkan juga ke koleksi kalian agar tidak ketinggalan update!^^

Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, sekali lagi, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^

Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 29 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^

Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^

Salam hangat

Chasalla

#Jadwal update: Sabtu & Minggu.