Benvolio tersentak saat mendengar lanturan Mataya menyebut dirinya sebagai seorang brengsek dan memintanya enyah. Padahal kembaran nya Biserka itu jelas-jelas terlelap dengan sangat pulas, tetapi masih sempat-sempatnya berkata seperti itu.
"Heh, segitunya kah kau tidak menyukaiku? Sampai-sampai saat kau tidur saja masih sempat untuk mengumpat dan mengusirku untuk pergi." Benvolio mendengus malas.
Benvolio lantas ingin segera meninggalkan Mataya, tetapi perempuan itu kembali menariknya dengan kuat. Lalu tiba-tiba air mata turun membasahi wajah mulus perempuan tersebut.
"Dia menangis?" gumam Benvolio bingung.
Lalu sedetik kemudian, tangan Mataya memukuli badan Benvolio dengan penuh rasa kesal sambil kembali mengigau, "Di mana saja kalian selama ini? Kenapa kalian menelantarkan kami dengan begitu santai nya dan sama sekali tidak merasa bersalah, berengsek?! Kalian pikir uang kalian bisa mengobati luka hati dan pikiran kami?!"