Louisa berulang kali mengembuskan desah napas berat sebelum akhirnya memutuskan untuk menyetel musik di dalam mobilnya. Sudah lama sekali dia tidak menyetir dan membawa mobil sendirian seperti saat ini. Biasanya dia selalu ditemani oleh sang supir. Namun kali ini dia menyetir mobilnya sendiri. Louisa ingin melihat kembali kondisi malam kota Surabaya. Memang sudah banyak perubahan di kota ini. Lampu-lampu terang berjejer di sepanjang jalan. Louisa menyukai keindahan Kota Surabaya di malam hari, tetapi tidak dengan kemacetannya.
Louisa berniat untuk bernostalgia dengan kota yang dulu dia tempati, tetapi sialnya dia malah terjebak di kemacetan yang tidak kunjung berakhir. "Benar-benar sial nasibku malam ini!" desisnya kesal.