Gu Anxi membawa kopernya ke sebuah apartemen kuno seluas 80 meter persegi. Apartemen itu memiliki dua kamar tidur dan satu ruang tamu.
Setelah selesai menata barang-barangnya, dia pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya.
Di ruangan unit perawatan intensif Rumah Sakit Yunxi.
Gu Anxi masuk ke dalam ruangan, namun seketika dia tertegun.
Di sana, ada seorang wanita tua berusia sekitar 60 tahun yang sedang merawat ayahnya. Wanita itu membantu menyeka wajah dan tangan ayahnya. Setiap gerakannya dilakukan dengan sangat hati-hati.
"Nenek Chen." Akhirnya Gu Anxi kembali tersadar dan memanggil wanita tua itu dengan pelan.
Nama asli Nenek Chen adalah Chen Rong. Dia dulu adalah pelayan di rumah Keluarga Gu, namun Gu Anxi tidak pernah melihatnya setelah Keluarga Gu mengalami kebangkrutan. Gu Anxi sungguh tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini.
Nenek Chen menoleh, dan dia juga terkejut melihat Gu Anxi. Tapi, kemudian matanya mulai sembab menahan tangis. "Anxi, kamu di sini."
Nenek Chen tidak pernah bertemu dengan Gu Anxi lagi setelah gadis itu menghilang selama setahun lebih. Dia hanya mendengar kalau sekarang Gu Anxi tinggal bersama Wang Keru di keluarga barunya.
Gu Anxi mengangguk menanggapi ucapan Nenek Chen. "Ya, Nenek Chen. Aku sudah kembali."
Nenek Chen menyadari bahwa ada yang berbeda pada Gu Anxi. "Ada apa? Apa ada masalah?"
"Tidak apa-apa, aku datang untuk menjenguk Ayah," sahut Gu Anxi dengan senyuman.
Nenek Chen menepuk punggung tangan Gu Anxi. "Anxi, jangan bersikap terlalu keras pada ibumu. Bagaimanapun juga..."
Wanita tua itu menghela napas berat, lalu dia melanjutkan, "Dia juga telah membesarkanmu dengan baik."
Gu Anxi merasa bahwa kata-kata Nenek Chen agak aneh, tapi dia tidak terlalu memikirkannya.
Siang harinya, dokter memeriksa tubuh Gu Yuntian seperti biasa. Dokter yang bertanggung jawab merawat ayahnya sedang memegang hasil X-ray dan mengamatinya untuk waktu yang lama. "Penyakit Tuan Gu tidak menunjukkan tanda-tanda akan membaik!"
Dokter menunjuk salah satu titik di hasil X-ray tersebut. "Lihatlah bagian ini. Hampir semua saraf-sarafnya mengalami nekrosis (sebagian jaringan atau sel tubuh mati, dan fungsi aslinya hilang. Ada banyak penyebab terbentuknya nekrosis, seperti gangguan sirkulasi darah lokal dan kerusakan jaringan lokal oleh bahan kimia seperti asam kuat dan basa)."
Bibir Gu Anxi terkatup rapat.
Dokter itu berpikir sejenak, lalu kembali menjelaskan, "Dokter Bo kebetulan ada di sini. Saya akan memintanya untuk datang ke sini supaya dapat memeriksa keadaan Tuan Gu Yuntian secara langsung."
"Dokter Bo?" gumam Gu Anxi beberapa kali. Nama itu seperti tidak asing di telinganya. Akhirnya dia ingat seorang dokter tampan dengan penampilan sempurna yang pernah ditemuinya tempo hari.
Saat Gu Anxi masih tenggelam dalam pikirannya sendiri, Dokter Li sudah memanggil seseorang, "Dokter Bo, tolong coba periksa pasien yang ada di sini. Anggota keluarganya memiliki beberapa pertanyaan mengenai kondisi pasien."
Bo Xichen berjalan masuk ke dalam ruang inap itu, diikuti Feng Mian di sebelahnya.
Feng Mian melihat Gu Anxi dan menyapanya sambil melambaikan tangan, "Hai, anak muda!"
Dokter Li sangat terkejut melihat interaksi mereka. "Dokter Bo, kalian saling kenal?"
Mata Bo Xichen tertuju pada wajah Gu Anxi.
"Kita pernah bertemu dua kali," jawab Feng Mian, seolah dia menjadi juru bicara Bo Xichen.
Dokter Li menyerahkan hasil X-ray ayah Gu Anxi kepada Bo Xichen. "Dokter Bo, coba Anda lihat hasil X-raynya."
Dokter Li sangat menghormati Bo Xichen. Meskipun Bo Xichen masih muda, namun dia sudah menempati posisi yang paling unggul dalam bidang medis. Selain itu, dia adalah Direktur umum Rumah Sakit Yunxi. Bagaimana mungkin orang lain tidak mengaguminya!