Pengagum Kecantikan Gu Anxi Bertambah Satu

Nenek Chen terus memperhatikan Gu Anxi. Dia dapat melihat kekesalan di raut wajah gadis itu.

Wanita tua mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Gu Anxi, lalu dia menghela napas. "Nak, begini lebih baik. Jangan terus-terusan memasang wajah cemberut di hadapan orang lain seperti ini."

Gu Anxi menekan bibirnya kuat-kuat dan tidak mengatakan apapun. 

Nenek Chen tahu bahwa Gu Anxi tidak akan menempatkan siapapun ke dalam hatinya sampai kapan pun. Ya, hatinya tidak akan mau menerima siapapun. 

Ibu Anxi dari awal telah mempercayai ucapan peramal yang mengatakan kalau ramalan bintang Anxi tidak bagus. Jadi, ibu Anxi percaya bahwa kehadiran Anxi akan membuat semua orang di sekitarnya menderita.

Setelah Gu Yuntian mengalami kecelakaan mobil, ibu Anxi mengucapkan beberapa kalimat ini sepanjang hari...

Lebih baik dia tidak kembali… Tidak apa-apa jika dia tidak kembali. Dia adalah anak pembawa sial

Di dalam hati ibu Anxi sekarang hanya ada kekayaan dan kekuasaan. Mana ada sedikit rasa kasih sayang untuk Anxi di hatinya? 

Sekarang Gu Yuntian memang masih hidup, namun kondisinya sangat parah, tidak ada bedanya dengan orang yang sudah mati.

Nenek Chen tidak bisa berkata apa-apa untuk mencegah Wang Keru menikah lagi, karena setiap orang memiliki ambisi sendiri-sendiri. Terlebih lagi, keadaan ekonomi Keluarga Gu sudah berantakan.

Nenek Chen tidak peduli dengan semua kekacauan di keluarga itu. Yang terpenting hanya satu hal, tidak ada yang boleh menindas Gu Anxi-nya yang cantik ini.

Nenek Chen khawatir Gu Anxi tidak punya uang untuk membayar biaya pengobatan ayahnya. Dia mengeluarkan buku tabungannya dan menyerahkannya pada Gu Anxi.

Gu Anxi membuka buku tabungan tersebut. Ternyata tabungan Nenek Chen mencapai lebih dari 300.000 yuan.

Gu Anxi mengembalikannya dan berujar lirih, "Tidak perlu, Nek. Aku memiliki uang untuk membayar pengobatan Ayah."

Nenek Chen tetap menaruh buku tabungan itu di tangan Gu Anxi dan menyuruhnya untuk menyimpan uang tersebut.

Pada akhirnya, Gu Anxi tidak bisa menolak.

Saat ini hari sudah siang, dan matahari sudah tinggi. Gu Anxi pergi keluar untuk membeli buah-buahan dan dua porsi makanan di kantin rumah sakit. Dia menarik perhatian banyak orang karena mengenakan seragam sekolah Universitas Qing, terlebih lagi ditambah dengan kecantikannya yang alami.

Kebetulan Feng Mian juga melihatnya. Dia berdeham pada Bo Xichen, yang berada di sebelahnya. "Anak muda itu terlalu menarik perhatian di mana pun dia berada. Jika industri hiburan tidak memerlukan kemampuan akting sama sekali, anak muda itu mungkin bisa menjadi artis terbaik dengan mengandalkan kecantikannya saja."

Mata Bo Xichen perlahan mengarah ke wanita berpakaian putih di kejauhan, lalu dia berkata dengan santai, "Orang dengan temperamen seperti itu tidak cocok bekerja di industri hiburan."

Feng Mian dapat melihat sorot mata Bo Xichen yang memiliki arti tersembunyi. 

Bo Xichen menoleh balik pada Feng Mian, namun Feng Mian tiba-tiba tidak berani menanyakan apa yang ada di pikirannya. Dia tak mau mencari gara-gara dengan Bo Xichen

…..

Gu Anxi telah selesai makan siang. Setelah berbicara dengan Nenek Chen sebentar, dia kembali ke kampusnya.

Gu Anxi adalah mahasiswi yang cukup terkenal di Universitas Qing. Ke mana pun dia pergi, Gu Anxi selalu diikuti tatapan orang-orang di sekitar yang terpesona padanya. Tapi, tatapan semua orang hari ini terasa lebih antusias dibandingkan biasanya, dan bahkan ada beberapa yang berbisik-bisik.

Gu Anxi tidak pernah peduli tentang hal seperti ini. Dia pergi ke kelasnya dengan acuh tak acuh.

Semua orang di kelas semester dua jurusan seni tentu sudah tahu bahwa Gu Anxi datang ke kampus hanya untuk mengisi daftar absen. Banyak dosen dari berbagai berbagai mata kuliah yang tidak mau berurusan dengan Gu Anxi lagi. Hanya Profesor Gao seorang yang masih tak kenal lelah dan terus mencoba mengajarinya.

Baru saja Gu Anxi duduk, dia mendapati kalau teman sebangkunya bukan lagi Shen Wanqing. Teman bangkunya sekarang adalah seorang mahasiswi baru.

Nama mahasiswi baru itu adalah Chu Yan. Gadis itu berasal dari Beijing. Bentuk wajahnya begitu bulat, sehingga membuatnya tampak sangat imut. Menurut kabar yang beredar, dia adalah mahasiswi yang berbakat.

Melihat Gu Anxi duduk di sampingnya, mahasiswi berbakat itu pun segera membungkuk dan menyapa Gu Anxi dengan suara rendah, "Namaku Chu Yan."

Gu Anxi hanya meliriknya dengan ekspresi wajah yang seolah mengatakan, 'orang asing dilarang mendekatiku.'

Para mahasiswa semester dua jurusan seni pun tertegun melihat sikap Gu Anxi pada anak baru itu. 

Primadona kampus yang sangat dingin! Batin mereka semua.

Tidak heran jika Shen Wanqing tidak tahan dengannya. Profesor Gao juga tidak tahan lagi melihat mahasiswi kesayangannya duduk berdekatan dengan mahasiswi yang keras kepala dan seenaknya sendiri seperti Gu Anxi. Tentu Profesor Gao takut sikap berandal Gu Anxi akan berpengaruh buruk pada prestasi Shen Wanqing. Oleh karena itu, dia langsung memisahkan mereka berdua.

Chu Yan tidak peduli dengan sikap dingin Gu Anxi. Sorot matanya justru tampak sangat antusias. "Gu Anxi, kamu memiliki paras yang sangat cantik."

Mendengar Chu Yan memuji Gu Anxi, seluruh siswa di kelas itu pun tertawa terbahak-bahak.

Mulai hari ini, Chu Yan memiliki julukan lain di punggungnya : 'Anjingnya Gu Anxi'

Artinya, pengagum kecantikan Gu Anxi.

Chu Yan tidak peduli dengan ejekan orang lain dan masih menunjukkan senyuman polosnya.

Gu Anxi mengeluarkan sebuah buku tebal, yang semuanya berbahasa inggris.

Sebenarnya Chu Yan tidak mengerti buku apa itu, tapi dia pura-pura tahu. "Apakah ini buku terjemahan asli?"

Gu Anxi menanggapi pertanyaannya dengan santai, "Ini adalah buku medis."

Dia baru saja membelinya.