ketempat latihan Reno

Lala menghampiri ibunya yang sedang duduk diteras depan rumahnya.

"Ibu" panggil lala

"Apa!"

"Galak bange sih, bu aku nih ya, lagi ada bisnis sama Digo" jelasnya

"Terus?"

"Ya, aku mau join bisnis sama Digo. Boleh ya bu?"

"Digo yang buka bengkel kecil di depan gang sana?" tanya Tante Rina

"Iya bu. Entar diganti kok dua kali lipat"

"Ibu gak percaya sama Digo. Hanya bengkel kecil gitu emang bisa ganti uang kita"

"Yakin deh sama aku bu. Boleh ya bu"

"Nggak!"

"Ya ibu. Please"

"Lebih baik kami cari kerja yang benar. Dari pada ikut bisnis gak jelas gitu"

"Males ah bu, aku tuh pengennya kerja di Jakarta"

"Udah berapa kali ibu bilang, Ibu gak mau kamu kerja disana nanti kamu kayak Perempuan jala..." ucap Rina memutuskan omongan yang belum selesai

"Apa bu?"

"Gak ada apa - apa"

"Bu. Boleh ya. Kalau gak mau aku kerja aja di Jakarta" ancamnya

"Iya deh iya. Tapi awas ya kalau Digo sampai bohongin kita"

"Yakin deh sama aku. Makasih ya bu. Sayang ibu" ucapnya senang sambil memeluk ibunya

****************

Reno dan Alina baru saja pulang dari jalan - jalan. Ini kemauan kakeknya agar membawa Alina berjalan - jalan.

Seorang pria yang baru saja keluar dari rumah kakeknya melihat Alina tidak berkedip membuat Reno yang berada tepat disampingnya merasa aneh.

"Rian lo ngapain disini?" tanya Reno kepada Rian sekretaris kakeknya

Rian tersadar saat Reno bersuara. "aa hmm.. ada perlu sama pak Suroso" ucapnya

"Oh" Reno segera masuk sambil mencengkam lengan Alina. Alina memberontak ingin dilepaskan tetapi tidak dilepaskannya.

Alina berdiam diri di depan pintu dapur ditemani oleh bibi Sumi yang sedang mencuci piring.

"Alina nikah aja sih kalian berdua. kamu mikirin apa lagi? mas Reno serius sama kamu. Tapi kalian seperti tidak seperti orang pacaran. Sebenarnya kalian pacaran gak sih?" tanya bibi Sumi tetapi Alina hanya diam tak bicara dia sibuk dengan pikirannya sendiri.

Tiba - tiba dering ponsel Alina berbunyi. Alina melihat ternyata itu Farah. Dia setiap saat selalu menghubungi Alina, padahal dia tidak ingin terlibat dengan dirinya kembali.

"Angkat aja telponnya Lin, dari tadi bunyi terus" ucap bibi Sumi

"Biarin aja deh bi. Gak penting juga"

Bibi Sumi hanya menggeleng dan meninggalkan Alina yang termenung kembali.

****************

"Eh, Lala mau kemana kamu. Pergi - pergi aja kamu kira disini hotel apa?" tanya Rina kepada anaknya yang ingin pergi

Lala melihat sekita rumahnya sendiri "Memang rumah kita kayak hotel ya bu? perasaan nggak ada mirip - miripnya" ujar Lala

"Terus kamu mau kemana pagi - pagi begini?"

"Mau kerja lah bu"

"Kerja, eh kerja apa kamu lala?" tanya Rina geram

"Kerja apa aja lah bu. Bawel banget sih ibu. Mendingan ibu bersihin rumah deh dari pada duduk - duduk kayak gini kan. Liat deh kaki aku item nih gara - gara rumahnya kotor" protes Lala

"Enak yak nyuruh nyuruh ibunya. Yang harusnya bersih - bersih itu kamu bukan ibu. Coba kalau masih ada Alina sudah bersih rumah kita"

"Siapa suruh ibu usir dia? udah ya bu aku pergi dulu. Tapi sebelum aku pergi minta uang dong bu. Dikit aja" bujuk Lala ke ibunya

"Katanya udah kerja kenapa masih minta sama ibu?"

"Aku belum gajian ibu"

"Aah gak ada"

"Ibu. Please dikit aja. Sama anaknya gak boleh pelit pelit nanti aku aduin kesemua orang kalau ibu ngusir Alina terus ambil uang hak miliknya ibu mau itu terjadi?" ancamnya

"Pandai ya sekarang ngancam ibu kayak gitu" ucap Rina mengambil uangnya dari tempat persembunyiannya. "Nih" Rina memberikan uang lima puluh ribu dua lembar kepada Lala.

"Makasih ibu. Sayang ibu" ucapnya sambil memeluk Ibunya

"Hmm"

"Aku pergi ibu" ucap Lala pergi dari rumahnya

"Jangan pulang malam malam" teriak Rina

"Iya ibu"

****************

Alina melihat Bibi Sumi sedang menyiram bunga ditaman rumah, dia segera menghampirinya.

"Bi" panggil Sania

"Eh. Sania"

"Bi itu aku liat bunga disana, bunganya kok diletakin di luar sih bi" ucap Sania

"Oh. Bunga itu. Bibi gak ngerti Lin, soal bunga mau diletakin dimana"

"Lebih baik bi, saran aku bunga yang seperti itu diletakkan di dalam rumah bi. Kalau diletakin diluar takutnya kelopak bunganya jadi jelek" jelasnya

"Oh gitu ya. Entar deh bibi pindahin" ucapnya melanjutkan menyiram bunga.

Kakek Suroso yang sedari tadi melihat Alina yang begitu paham tentang tata letak bunga dimana harus di taruh tersenyum ternyata Alina begitu peduli.

Sania yang menjelaskan sesuatu ke bibi Sumi melihat Kakek Suroso sedang tersenyum kearahnya dan senyuman dibalas oleh Sania. Sania yang paham segera mengikuti Suroso yang sedang menuju ke meja teras rumah.

"Alina kamu gak melanjutkan kuliah?" tanya Suroso

"Setelah lulus SMA sebenarnya saya ingin kuliah tetapi karena keterbatasan dana jadinya saya gak meneruskan kuliah"

"Emang kamu mau kuliah dibidang apa?"

"Rencananya mau ambil jurusan perancang busana kek"

"Oh gitu. Kalau gitu kerja ditempat kakek aja"

"Maksud kakek" bingung Alina

"Kamu gak tau kalau kakek punya perusahaan desain baju kamu bisa jadi desainer disana"

Alina hanya tersenyum saat ditawari kakek Suroso bekerja disana.

"Ya udah kalau gitu kakek masuk kedalam. Cuaca hari ini panas" ucap Suroso bangun dari kursinya.

"Alina" ucap Suroso yang berhenti sejenak

"Iyah kek?"

"Makasih" ucap Suroso sambil tersenyum dan pergi meninggalkan Alina.

****************

"Alina?" panggil nenek

"Iyah nek" ucap Sania yang sedang berada di dapur

"Ikut nenek yuk"

"Kemana nek?"

"Udah ikut aja. Kamu dirumah terus gak bosen?"

Alina tersenyum "Nggak kok nek"

"Kalau gitu kamu siap - Siap nenek tunggu di ruang tamu"

"Iyah nek, saya ganti baju dulu ya"

"Iyah" ucap Mirna sambil tersenyum

Beberapa menit kemudian Alina sudah rapi dengan pakaiannya. Mereka pun akhirnya pergi menggunakan mobil Mirna

Sesampainya ditempat tujuan Alina sedikit bingung karena mobil berhenti didepan stadion olahraga. Alina turun tetapi Mirna tidak ikut turun.

"Kamu sekarang masuk kesana, nih sekalian bawa makanan untuk Reno" ucap Mirna

"Tapi nek, ini tempat apa?" tanya Alina

"Ini tempat Reno berlatih basket, kamu kedalam aja"

"Nenek gak ikut?"

"Nenek mau kerumah temen dulu. Kamu nanti pulang sama Reno aja ya?"

"Tapi nek?"

"Udah gak papa. Nenek pergi ya?" ucap nenek lalu pergi meninggalkan Alina disana

Alina masuk kedalam tetapi ia urungkan karena dia tidak tau apa benar Reno didalam sana.

"Aduh masuk gak ya?" tanya diri sendiri

Alina ragu ingin masuk kedalam. Tiba - tiba ada seseorang yang menyapanya datang.

"Hay ngapain kamu disini?" tanya pria itu

Alina berbalik badannya seketika "Oh Ini aku mau ketemu Reno"

"Oh Reno. Ada kok didalam. Btw kenalin aku Dira" ucap Dira mengulurkan tangannya ke Alina

Alina tidak membalas uluran tangan Dira dan hanya tersenyum saja. "Alina" ucapnya

"Ya udah aku anterin kedalam"

Alina pun mengikuti Dira dari belakang untuk bertemu Reno.

Reno yang saat ini sedang berlatih Basket dikagetkan dengan kedatangan Alina. Dia tampak terkejut kenapa Alina bisa datang kesini. Akhirnya latihan selesai. Alina dan Dira menghampiri Reno yang sedang duduk di tepi lapangan.

"Hey Ren, lo punya gebetan gak cerita ke gue. Mana cantik lagi" ucap Dira

"Ah, apaan sih lo"

"Kalau gitu gue pergi ya. Bye"

Dira lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ngapain lo kesini?" tanya Reno dingin

"Aku disuruh nenek untuk kasih kamu makanan"

Reno menatap tajam kearah Alina. Membuat Alina bergidik ngeri.

"Gue gak nyuruh lo antar makanan kesini"

"Bukan Aku yang mau tapi nenek"

"Ikut gue!" Reno menarik lengan Alina dengan kencang dan membawanya keluar.

"Sakit Ren" lirihnya

Reno melepaskan cengkramannya. "Jangan pernah kesini lagi. Gue gak mau lo kesini paham"

"Semua bukan kemauan aku. Nenek kamu aja yang tiba - tiba bawa aku kesini" ucapnya

"Ah bulshit Alina. Gue gak ingin lo kesini, karena...."

"Karena apa? Karena malu?" tanya Alina geram

"Buk... bukan itu..."

"Terus kenapa?" udah deh aku per..."

Omongan Alina terpotong karena tiba - tiba Tara datang menghampiri mereka.

"Baby...." ucap Tara langsung menggandeng Reno

"Wait lo kok pembantu ada disini? jangan macem - macem ya?" ucap Tara saat melihat Alina disamping Reno

"Lepas Tar" ucap Reno melepaskan diri dari Tara

"Aku disuruh nenek anterin makanan ke Reno Mbak" ucap Alina

"Oh gitu ya"

"Ngapain kamu disini?" tanya Reno

"Aku mau ngajak kamu makan lah"

"Maaf aku pergi ya" ucap Alina

"Sana lo ganggu aja!" ucap Tara tidak suka

"Oh iya ini makanannya" ucap Alina memberikan kantong yang berisi makanan.

"Kamu bawa pulang aja sana. Aku mau makan sama Tara

"Beneran baby mau makan sama aku?" tanyanya girang

"Hmmm"

"Ya udah kalau gitu aku pergi. Assalamualaikum" Alina langsung pergi meninggalkan Tara dan Reno.