Pintu kereta kencana pun di buka, dua perempuan Anjani dan Gandasari turun dahulu diausul dengan gue yang terakhir, kami di sambut oleh para perempuan cantik. Kami memasuki istana yang megah dan besar sekali dan tak terbayangkan oleh gue, bahkan yang didunia manusia saja tak ada yang menyamainya. Bagaimana tidak, seluruh istana terbuat dari emas, intan dan batu permata lainnya.
Di seluruh bagian banyak sekali para penjaga berjaga, jadi keamanan sangat ketat, entah sudah berapa ruangan kami lewati itu artinya bisa saja tersesat ketika disini.
"Kita sudah sampai di ballroom istana, Nyai Ratu sudah menunggu di dalam! saya permisi dahulu !" ucap Nyai Gandasari pamit. Kini Anjani yang mengajakku masuk ke dalam setelah sebelumnya mengetuk pintu dahulu. Setelah ada sahutan barulah masuk.
Mataku tak berkedip melihat ballroom tempat pertemuan akan di adakan sangat luas dan mewah sekali di dalamnya, karpetnya sangat lembut sekali seakan tak berjalan menapak, berbagai lukisan menempel di dinding, banyak kursi berjejer dan di depan ada singgasana mewah dan semuanya terbuat dari emas serta berbagai batu mulia juga. Seseoarang datang dan mengantarkan kami duduk. Ternyata sudah ada beberapa tamu.
"Mereka para Raja jin dari seluruh nusantara, penguasa gunung, lembah dan lautan !" bisik Anjani kepada gue. Kami mengangguk hormat. Gue tidak terlalu memperhatikan karena itu tidak sopan, tapi harus di akui dan juga bukan narsis, gue paling tampan di tempat ini di banding para tamu lainnya yang berbagai bentuk tak pernah kulihat sebelumnya. Sangat menyeramkan. Ada berkepala ular, harimau, buaya dll, Ada pula seperti kakekku tinggi besar, tapi tak sedikit berwujud kakek-kakek biasa.
Tak lama sebuah terompet berbunyi, serentak para tamu undangan berdiri. Terdengar suara gamelan mengalun, terlihat beberapa perempuan cantik menari sambil membawa sebuah kendi dari emas. Mereka melemparkan kelopak mawar dan melati setelah itu dibelakangnya prajurit gagah tampan dan tegap berjejer. Dan pada akhirnya seorang perempuan sangat cantik berjalan anggun dan gemulai berjalan diatas karpet hijau, di atas kepalanya bertengger mahkota, memakai kemben hijau dan kain batik seperti putri atau Ratu kerajaan jaman dahulu di tambah ditangannya memegang sebuah tongkat naga yang diatasnya ada mustika yang bersinar sangat menyilaukan mata, di belakangnya kembali prajurit berbadan tegap mengiringi.
Perempuan cantik itu berdiri di depan singgasana kerajaan yang mewah dan menatap anggun serta berwibawa dan kemudian berbalik dan menatap para tamunya.
"Selamat datang. di istanaku !" sambutnya dengan suara lembut tapi tegas. Semua pengiringnya menghormat dan pergi. Para tamu memberi hormat kepadanya.
"Silahkan duduk !" perintahnya, begitu pun dia. Semua pun menuruti.
"Kalian ku undang kemari, karena ada sesuatu hal sangat penting yang harus kita bicarakan !" ujarnya sambil menatap para tamu.
"Kami tahu, yang mulia Nyai Ratu !" jawab salah seorang para tamu.
"Dia, disini sekarang !" ujar yang lain sambil melirik ke arah gue.
"Oh, pangeran Aryo rupanya, selamat datang di istanaku !" ucap tersenyum kepada gue.
"Maaf yang mulia, nama saya bukan Aryo !" jawab gue menunduk hormat.
"Saya tahu, tapi itu didunia manusia! sedang nama aslimu adalah Pangeran Aryo Pratama dan itu adalah nama pemberianku sendiri !" ucapnya lemah lembut tapi tegas dan berwibawa, gue tertegun tak percaya.
"Aku berikan nama itu sebagai hadiah untuk, ibumu !" katanya lagi.
"Apa ibu saya siluman maksudku dari golongan mahluk astral ?" tanya gue terkejut, dia tertawa renyah.
"Bukan, tapi lebih tepatnya titisan salah satu dayang kesayanganku! bisa disebut aku tantemu! karena masih berhubungan kekerabatan !" jawab Nyai Ratu.
"Untuk itu aku mengutus Anjani untuk mendampingimu !" ujarnya lagi sambil tersenyum lembut, gue hanya bengong tak percaya.
------------------
Tapi akhirnya gue mengerti sekarang, setelah itu kami membahas sedikit tentang pamanku. Nyai Ratu kemudian menjamu kami dengan makanan yang sangat lezat. Dan setelah itu di antar ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Nanti malam akan di lanjut kembali.
Kamar yang di tempati gue samgat mewah dan elegan, kamar mandinya pun berbentuk kolam kecil untuk berendam. Nuasa ukiran jawa mendominasi seluruh ruangan tapi bukan dari kayu tapi dari emas. Tak lama ada bebera emban yang cantik akan melayaniku di dalam kamar, dari mulai menyiapkan pakaian, mandi dan apapun yang gue perlukan. Gue dan Anjani alias Amelia tidak sekamar. Setelah semua selesai gue menuju jendela kamar yang besar dan baru aku sadari ini di lantai yang cukup tinggi sehingga seluruh ibu kota kerajaan terlihat. Ternyata yang aku lihat sama saja seperti kota pada umumnya yang membedakan ini dalam laut !
Gue pun beristirahat di tempat tidur yang berukuran king size bisa menampung 4 orang, jadi bisa bergulingan kesana kemari, tanpa sadar aku tertidur karena lelah. Gue dibangunkan oleh sentuhan lembut di pipiku, gue terbangun dan terkejut melihat para emban sudah duduk menunggu gue bangun, mereka sangat cantik dan seksi.
"Tuan sudah bangun, silahkan semua sudah kami persiapkan untuk anda mandi !" ucap mereka sambil menunduk hormat.
"Terima kasih bibi emban semua !" Ucap gue tersenyum.
"Makan malam akan di mulai tuan muda !" gue mengangguk dan bangun serta menuju kamar mandi yang mewah.
Setelah mandi gue di ajak ke ruang makan, dan disana sudah menunggu para tamu yang lain sambil menunggu tuan rumah tiba. Tak lama Nyai ratu tiba, seperti biasa terlihat cantik anggun dan berwibawa. Sajian makan pun datang, semua makanan enak dan lezat tersaji di meja dengan sangat banyak.
"Mari kita makan, jangan sungkan! habiskan saja !" ucap Nyai Ratu mempersilahkan untuk bersantap. Dan tanpa di duga semua makan dengan lahap tidak perduli dengan tata krama di meja, Nyai Ratu hanya tersenyum.
Gue dan Anjani makan biasa saja, dan itu sangat enak dan lezar di mulut. Aku memilih makanan laut yang terlihat menggiurkan dari cumi, ikan dll. Setelah makan kami pindah ke ruangan lain. Dan disanalah pembicaraan di mulai.
"Aryo, khusus untukmu! aku ingin kamu tetap tinggal di sini !" ucapnya, gue tertegun.
"Aku akan melatihmu ilmu kanuragan !" jawabnya seperti tahu apa yang dipikirkan. gue mengangguk mengerti, gue adalah manusia biasa yang tak punya kekuatan walau mempunyai darah keturunan siluman.
Pembicaraan memang membahas pamanku, dan gue mendapat info mengejutkan semua tentang fakta paman gue itu. Tentu saja sampai saat ini masih misteri. Bisa di sebut pamanku itu adalah seorang dukun yang sangat sakti tapi alirannya hitam. Bisa dipastikan semua mahluk astral jahat menjadi sekutunya.
"Dia mendapatkan mustika naga hitam !' jelas nyai Ratu, gue hanya terdiam saja.
"Dan itu sangat kuat, kamu yang sekarang belum bisa menandinginya !" Katanya lagi. Akhirnya gue mengerti.
Sejak hari itu, dan selama sebulan gue di latih sang ratu. Sementara Anjani di tugaskan untuk mengatasi hotel Luna. Akhirnya gue merasa sudah cukup mempunyai kekuatan. Karena sebenarnya, ada darah ibu di dalam tubuh gue yang membuat segala pengajaran ilmu kanuragan yang di ajarkan oleh nyai ratu menjadi cepat mengerti. Dia pun terlihat puas.
Dia pun mengijinkan, gue kembali ke dunia manusia. Dia memberikan sebuah pedang pusaka. Pedang ini mempunyai kekuatan bumi dan langit, selain itu dia memberikan buku mantra khusus untuk tambahan pelajaran gue.
Dan ternyata di dunia astral dan dunia manusia itu berbeda. Gue memang merasa sebulan di sana, ternyata ... setahun, gue menghilang dari peredaran...
Bersambung ...