Xia Yishan membalikkan badannya.
Terlihat seseorang memakai setelan jas berwarna biru navy berjalan di sebelah Xia Qihua. Wajahnya yang rupawan menanggalkan senyum tipis. Sepasang mata yang memancarkan cahaya itu tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejut saat melihat Xia Yishan.
Di kehidupan sebelumnya, Xia Yishan beranggapan bahwa Lin Chengze adalah gambaran manusia sempurna yang tampan dan kaya. Pria seperti inilah yang didambakan oleh Xia Yishan. Ia bisa melakukan apapun agar bisa bersama Lin Chengze. Walaupun pada akhirnya, semua itu tetap tidak berhasil.
Namun sekarang, saat memandang Lin Chengze, Xia Yishan hanya memikirkan satu kata, 'Baj****n!'
Ia berharap baj****n itu terjatuh ke lantai saat berjalan ke arahnya. Tanpa sadar, Xia Yishan mengepalkan tangan karena sangat ingin menampar pria itu hingga meninggal.
***
Wan Yuning tidak berinisiatif untuk memperkenalkan pria itu kepada Xia Yishan. Namun, gadis itu terus tersenyum dan memanggil Xia Qihua dengan sebutan 'ayah'.
"Ini adalah putri kecilku, Xia Yishan. Yishan, ini adalah putra dari Grup Lin, Lin Chengze. Karena kamu baru saja pulang, biarkan Lin Chengze membawamu berkeliling rumah." Xia Qihua memperkenalkan keduanya.
Xia Yishan mengangguk setuju. Sebenarnya, ia tidak ingin berbicara dengan baj****n ini!
"Silakan, adik Yishan." ajak Lin Chengze.
"Iya..." jawab Xia Yishan dilanjutkan dengan membatin, 'Adik apanya!?'
Xia Yishan tersenyum mengikuti Lin Chengze sembari bersenandung dalam hatinya.
Rumah keluarga Xia sangat besar. Mereka berdua berjalan dalam diam. Xia Yishan sengaja berjalan lambat agar tidak berdampingan dengan Lin Chengze. Hal itu membuat Lin Chengze kesulitan untuk mengajaknya berbicara.
Lin Chengze selalu percaya diri dengan pesona yang ia miliki. Jika berhasil mendapatkan putri keluarga Xia, maka ia bisa mendapatkan dukungan dari keluarga ini dan kedudukannya dalam keluarga Lin pun akan naik satu tingkat.
Xia Zhirou sudah tidak bisa diandalkan oleh Lin Chengze. Gadis itu tidak bisa diarahkan. Sedangkan Xia Yishan hanya salah satu manusia yang besar di bumi ini, tidak lebih dari itu!
Memikirkan hal itu, kepercayaan Lin Chengze muncul kembali. Ia memperlambat langkah kaki dan mengatakan, "Adik Yishan, apakah kamu kelelahan? Apakah perlu istirahat?"
Lin Chengze beranggapan bahwa kalimat ini terdengar sangat manis, tapi itu tidak membuat Xia Yishan terpancing dengan permainannya.
Mendengar kalimat itu, Xia Yishan hanya menatapnya sekilas lalu berbalik arah.
Raut wajah Ling Chengze tampak terkejut. "Ada apa, Adik Yishan?" tanya Lin Chengze lagi, kali ini sambil meraih tangan Xia Yishan.
"Bukankah kamu tadi bertanya apakah aku ingin kembali dan beristirahat? Aku lelah," jawab Xia Yishan yang langsung melepaskan tangannya.
Setelah mengatakan itu, Xia Yishan berjalan dengan cepat untuk menjauhinya.
Lin Chengze marah besar, tapi ia tidak menunjukkannya. 'Lelah? Kembali untuk beristirahat? Mereka bahkan baru berjalan selama lima menit!'
Padahal, Lin Chengze hanya berusaha sopan kepada tamu. 'Dasar gadis desa yang tak tahu terima kasih!'
Lin Chengze berusaha meredam amarahnya sambil berjalan kembali.
***
Angin yang berembus dari suara langkah Xia Yishan terdengar mendekat. Tidak lama kemudian, ia kembali bertemu dengan Xia Qihua yang masih ada di tempat mereka sebelumnya.
"Papa..." panggil Xia Yishan.
"Secepat itukah kalian berkeliling?" Vila keluarga Xia terlalu besar untuk bisa dikelilingi dalam waktu lima menit.
"Ini..." Xia Yishan terlihat canggung dan melanjutkan, "Kak Chengze mengatakan dia lelah. Katanya aku bisa kembali untuk beristirahat. Ayah, sejak awal aku merasa bahwa Kak Chengze tidak terlalu menyukaiku..."
"..." Xia Qihua hanya diam, ekspresi wajah tidak terlihat baik.
Walaupun Xia Yishan dibesarkan di pedesaan, ia tetap merupakan putri keluarga Xia. Jika keluarga Lin memang tidak menyukainya, sisi baiknya adalah ia tak perlu menyatukan mereka berdua.
"Tidak masalah. Biarkan kepala pelayan mengantarmu untuk beristirahat." lanjut Xia Qihua.
Xia Yishan pun menjawab dengan sopan, "Iya."
Sejak tadi, Lin Chengze ternyata sudah berada tak jauh dari Xia Yishan. Ia hampir mati karena marah saat mendengar gadis itu menghancurkan rencananya.
Lin Chengze kemudian segera menyapa Xia Qihua dengan senyuman dan berusaha bersikap sopan.
Sementara itu, Xia Yishan sudah berjalan menjauh.