Untuk Orang Tanpa Nama yang Menolongku di Pantai Badak

Aku tidak tahu namamu.Aku bahkan tak tahu wajahmu dengan jelas.Tapi aku tahu satu hal:Tanpamu, mungkin aku tak akan menulis surat ini hari ini.

Di malam itu — saat langit memperlihatkan bintang jatuh yang begitu terang…Aku masih ingat bagaimana aku terpana.Begitu indah, begitu aneh, seperti semesta sedang berbicara.Lalu… segalanya gelap.

Aku terbangun di jalan.Dengan tubuh yang sakit.Dengan tangan yang tak bisa kugerakkan.Dengan orang-orang asing yang tiba-tiba hadir — termasuk kamu.

Kamu tak banyak bicara.Kamu hanya menolong. Mengurut. Membantu.Katanya, kamu sudah menolong seribu orang.Hari itu, aku salah satunya.

Dan kamu tidak minta apa pun.Tidak tanya siapa aku.Kamu hanya melakukan apa yang kamu tahu: menyelamatkan.

Sekarang, aku hidup.Aku masih merasakan sakit itu — di tangan kiriku — sebagai pengingat.Tapi lebih dari itu, aku merasa ada utang yang belum tersampaikan.Bukan uang. Bukan balas jasa. Tapi ucapan terima kasih… yang tulus.

Terima kasih, Orang Tanpa Nama.Terima kasih karena muncul saat semua terasa hancur.Terima kasih karena menjadi bukti bahwakebaikan tidak butuh panggung, tidak butuh nama.

Aku tidak tahu apakah aku akan bertemu kamu lagi.Tapi kalau suatu hari aku kembali ke Pantai Badak,dan angin membisikkan namamu,aku akan tahu — itu kamu.

Hidupku mungkin berubah malam itu.Tapi satu hal pasti:Aku selamat karena kamu ada.

Dari seseorang yang takkan lupa,Debby